||PART 12||

32.4K 1.2K 35
                                    

Rezvan, Leon, Zio, dan Aldef berkumpul dalam satu ruangan yaitu di ruang rapat mereka khusus untuk mereka berempat tidak ada orang lain selain mereka.

"Lo serius mau sandera dia disini?" Tanya Zio membuka suara. Dia sedikit heran dengan sikap Rezvan yang aneh dengan gadis itu.

"Gue gak nyandera dia." Rezvan mengepulkan asap rokok ke udara.

"Terus gunanya dia disini apa? Mancing Aftan?" Aldef sebenarnya juga merasa ada yang aneh dengan Rezvan.

"Maybe."

"Atau lo suka sama dia??" Celetuk Zio membuat semua atensi mengarah padanya.  "Apa? Kenapa liat gue gitu? Gue tau kalo gue ini gantengnya melebihi batas."

"Dih! Muka kek curut gitu di bilang ganteng." Aldef mengejek Zio dengan nada di sinis.

"Apa sih, sirik aja lo babi!"

"Ih anjing ya kamu!"

"Bangke ya kamu!"

"Bangsat ya kamu!"

"DIEM!!!" Keduanya terdiam kicep ketika Rezvan bersuara.

"Gue keluar." Leon bangkit lalu meninggalkannya ketiganya di sana. Di antara mereka hanya Leon yang paling waras. Oh ralat dengan si ketua tentunya.

"Gue bawa dia kesini karna dia liat gue nembak Jean waktu itu."  Ungkapan Rezvan barusan membuat twins dora itu saling pandang.

"Jadi lo bawa dia kesini karena takut dia bakal lapor ke polisi?" Tanya Zio.

"Nggak juga, gue udah lama ngincar dia." Rezvan bangkit. "Satu lagi , tolong buat dia nyaman disini." Rezvan berlalu pergi keluar dari ruangan rapat itu.

"Zio, lo percaya gak sih kalo psikopat itu punya hati?"

"Bukannya psikopat gak punya hati?"


                                   ∆§∆

Neshya menatap dirinya lewat pantulan cermin. Ia sudah membersihkan diri. Meskipun di sandera ia harus tetap menjaga kebersihan bukan?

"Ikut gue." Neshya berjengit kaget saat suara bariton milik Rezvan mengejutkannya.

"Kemana?"

"Kebawah. Gue kenalin sama orang Rumah." Neshya berjalan mengikuti Rezvan dari belakang.

Saat di bawah ada banyak Maid dan beberapa orang-orang berwajah sangar dengan setelan jas hitam dan celana bahan senada.

"Hai, cewek." Sapa Zio yang mendapat tatapan tajam dari Rezvan.

"Mulut lo!"

Neshya langsung bersembunyi di balik tubuh Rezvan dan mencengkeram erat ujung kemeja Rezvan saat melihat Zio, Aldef dan Leon yang memegang beberapa senjata api dan bahkan ada juga sebuah senapan.

"Gak usak takut, kita mah, gak jahat. Yang jahat itu, noh, yang didepan lo." Zio tertawa menanggapi ucapan Aldef barusan.

"Gak usah takut, sini." Zio menarik tangan Neshya agar mau ikut dengannya.

"Mulai sekarang dia Nona kalian, turuti semua kemauan dia tanpa terkecuali!!" Semua Maid dan Anak buah Rezvan mengangguk hormat.

"Rima sama Ani bakal jadi Maid pribadinya."

"Baik Tuan." Jawab kedua Maid itu kompak.

"Kalian semua boleh pergi." Semua Maid dan  anak buah Rezvan pergi dari sana tak lupa membungkuk hormat.

REZVAN CRUEL BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang