||PART 09||

33.1K 1.3K 7
                                    

Ujian kenaikan kelas telah selesai seminggu yang lalu. Neshya bersama Chasel sedang berdiri didepan papan pengumuman untuk melihat hasil nilai mereka dan pengumuman mereka naik kelas atau tidak. Star High School memiliki cara berbeda untuk menyampaikan naik atau tidaknya seseorang siswa mereka.

"Neshya nilai kamu paling besar seangkatan!" Seru Chasel saat melihat nama Neshya terpampang jelas dipapan pengumuman itu paling atas.

"Iya! Dan nama kamu kedua!" Mereka berpelukan erat. Bahagia sekali rasanya.

"YEYYY!" teriak keduanya sama-sama.

"Kak Aftan!" Chasel melambaikan tangannya saat melihat Aftan yang berjalan kearah mereka.

"Selamat ya, Nilai kamu paling tinggi seangkatan." Aftan mengelus kepala Neshya lembut.

"Makasih! Kakak juga lulus dengan nilai terbaik." Neshya tersenyum manis membuat hati Aftan jadi bimbang.

Kalo dia tau siapa gue yang sebenarnya apa dia masih akan tersenyum manis seperti itu ke gue?

"Kak Aftan mau lanjut kuliah dimana?"

"Hah? Apa?" Aftan gelagapan saat Chasel bertanya padanya.

"Kakak kenapa? banyak pikiran? Kok ngelamun gitu?" Tanya Neshya.

Aftan tersenyum tipis. "Gak kok," Neshya hanya ber-oh ria. "Chasel tadi tanya apa?"

"Kakak mau lanjut kuliah dimana?"

Aftan bingung harus menjawab apa? Ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Gak tau nanti."

"Oh ya, Neshya gue mau ngomong bentar." Dahi Neshya membentuk sebuah kerutan.

"Mau ngomong apa, Kak?" Aftan menggandeng tangan Neshya.

"Gak disini. Chasel kita kesana bentar ya?" Aftan menunjuk sebuah tempat didekat taman. Chasel hanya mengangguk kecil.

Aftan segera menarik tangan Neshya menjauhi kerumunan para siswa itu. "Kak mau ngomong apa?"

"Gue kan udah lulus, nih." Ucapnya pelan.

"Iya, terus kenapa?"

"Nanti lo lebih hati-hati lagi ya? Apa lagi pas gue gak ada."

Neshya semakin bingung dengan pembicaraan Aftan. Ada apa sebenarnya?

"Kakak kenapa sih? Aku gak paham." Aftan tidak menjawab ia justru menarik Neshya kedalam pelukannya.

Gue pengen peluk lo seperti ini terus.

Neshya hanya diam menerima setiap perlakuan Aftan. Seperti ada yang aneh. Tapi apa?

"Setelah ini gue harus pergi." Neshya menguraikan pelukannya dan menatap Aftan penuh tanya?

"Pergi kemana?"

"Liburan." Neshya merengut sebal. Hanya pergi liburan saja tapi sikapnya seolah-olah ia akan pergi jauh. Apa sih susahnya tinggal bilang pergi liburan saja? Kenapa harus berbelit-belit?

"Kenapa cemberut, hm?" Aftan mencubit pipi Neshya namun ditepis oleh sang empunya.

"Kakak kenapa sih?! Aneh banget. Cuman mau pergi liburan aja, tapi sikap Kakak mencerminkan seolah-olah Kakak mau pergi jauh dan gak kembali."

Jawaban lo bener, Nesh. Gue mungkin nanti bakalan pergi dan gak akan balik lagi.

"Kalo gue beneran gak balik gimana?" Neshya memandang teduh pada Aftan. Sepertinya ada sesuatu dibalik maksud Aftan tapi ia tidak tau apa maksudnya?

"Kakak ngomong apa sih? Gak boleh ngelantur!"

"Jawab dulu kalo gue pergi terus gak balik gimana?"

"Gak tau!" Neshya membalikkan tubuhnya menghadap ke arah lain membelakangi Aftan.

REZVAN CRUEL BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang