PART 94

9.4K 405 134
                                    

"Leon jaga ucapan kamu, Nak." Ucap Ibunya.

"Yang di katakan Neshya itu benar. Dia tidak sama sekali mengenal kami. Kami sempat mengalami koma dan akibat kecelakan itu Mama di vonis lumpuh tapi Neshya berusaha untuk menyumbuhkan kaki Mama. Neshya lah yang meminta Mama untuk menjalani Kemoterapi agar bisa pulih seperti sedia kala." Jelas Ibu Leon.

"Jika bukan karna Nesha dan Ayahnya, kita tidak akan selamat dan mungkin kamu akan kehilangan kami untuk selamanya." Ujar Ayahnya.

Leon berbalik menatap Neshya yang menunduk takut. Leon berjalan lalu memeluk Neshya membuat Neshya terjengkit terkejut.

"Maaf, gue keliru. Makasih udah nolongin orang tua gue." Neshya mengangguk kecil dalam pelukan Leon.

Sementara Zio terdiam melihat Leon dan Aldef yang kembali kepada orang tuanya. Hanya ia yang tidak kembali kepada orang tuanya.

"Beruntung ya, mereka." Gumamnya yang di dengar oleh Rezvan.

"Kenapa lo?"

"Gue nggak papa, selama ini gue nggak pernah iri dalam hal apapun, dan sekarang gue tau gimana rasanya iri sama yang orang lain punya." Ungkapnya dengan nada sedih.

"Lo bisa anggep orang tua gue, orang tua lo." Ucap Rezvan yang meninju pundak Zio pelan.

"Jangan merasa sendiri, kita kan, udah janji bakal bareng-bareng dan berbagi."

"Lo mau berbagi Neshya sama gue juga??"

"Bukan gitu juga anjing!"

Zio tertawa kecil.

"Gue bercanda, Re. Gue kan, udah punya pacar."

"Rezvan, Zio. Sini ngapain berdiri disitu." Panggil Derric.

Rezvan dan Zio mengangguk lali menghampiri yang lainnya.

Mereka tersenyum bahagia. Penantian mereka terbayarkan sekarang, mereka kembali pada orang yang mereka sayangi masing-masing. Meskipun Zio tidak kembali ke orang yang ia sayangi tapi disini banyak yang menyayanginya dan menerimanya dengan baik.

Apakah ini adalah akhir dari penderitaan mereka semua dan ending untuk mereka?

∆§∆

Neshya memegang tangan Rezvan dengan erat saat memasuki sebuah gedung. Neshya dan Rezvan mengunjungi tempat berlatih mengemudi atas permintaan Neshya. Gadis itu bilang ingin bisa mengendarai mobil sendiri. Rezvan mengiyakan dan menuruti permintaanya.

Neshya masuk kedalam mobil bersama Rezvan dan Neshya yang mengambil alih kemudi. Rezvan sedikit takjub saat melihat Neshya yang cukup cepat dalam mengoperasikan mobil. Neshya cepat menangkap hal-hal yang ia sampaikan dan sangat pandai. Pantas saja gadisnya itu selalu mendapat nilai tinggi.

"Gimana? Jagokan??" tanya Neshya dengan tatapan yang fokus mengemudi.

"Jagolah, gue yang ngajarin." Balas Rezvan dengan sedikit sombong.

"Cih, sifat sombongnya keluar."

Setelah selesai dalam pelatihan keduanya memutuskan untuk pergi ke kafe. Keduanya menikmati waktu untuk nongkrong dan berbincang sebentar.

"Gimana, udah nemuin mau daftar di Universitas mana??" tanya Rezvan pada Neshya.

"Udah. Papah yang pilihan dan kebetulan Neshya juga suka sama Universitasnya."

"Mau ambil jurusan apa?"

"Emm, saran dari Mama sih ambil Fisika atau Kimia lagi. Tapi, aku mau ambil Psikologi. Papa juga dukung."

REZVAN CRUEL BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang