PART 97

6.8K 339 36
                                    

“Rezvan lepas!” Derric menarik Rezvan untuk menjauh dari Dokter itu. Di belakangnya ada Daniela dan orang tua Neshya.

“Tolong pikirkan matang-matang. Waktunya tidak banyak, saya permisi sebentar.” Kata Dokter itu lalu pergi meninggalkan Rezvan dan keluarganya.

“Rezvan ada apa??” tanya Daniela.

“Iya, ada apa dan gimana kondisi Neshya?” sahut Lovania yang khawatir dengan putrinya.

Rezvan mengusap rambutnya dengan kasar.

“Bun, Neshyaa..” kata Rezvan dengan nada bimbang.

“Tenang dulu.” Ucap Daniela mengusap pundak Rezvan.

Rezvan mengambil nafas sejenak lalu menghembuskannya perlahan.

“Dokter bilang Neshya harus operasi karna rahimnya lemah dan nggak memungkinkan untuk persalinan secara normal.” Kata Rezvan dengan nada yang tak dapat di jabarkan lagi.

Lovania menutup mulutnya dan memundurkan tubuhnya hingga hampit terjatuh jika saja Evan tidak menahannya.

“Mah..” ucap Evan.

“Ini gara-gara aku, rahim Neshya lemah karena aku..” ucap wanita itu dengan mata berkaca-kaca.

Ssst, Mamah ngomong apa sih?” balas Evan yang tidak suka Lovania berbicara seperti itu.

“Aku dulu juga ngalamin itu kan, saat hamil Neshya hingga aku di vonis enggak bisa hamil lagi. Dan sekarang? Putri aku harus menanggung penyakit yang sama, Van.” Kata Lovania yang histeris di pelukan suaminya.

“Lova, jangan berfikir seperti itu. Ini musibah dan cobaan untuk Neshya.” Kata Daniela yang mencoba menenangkan.

Derric mendekati Rezvan yang bersandar di tembok dengan tatapan kosong, Derric menepuk bahu putra sulungnya itu.

“Jadi, apa yang akan kamu lakukan?”

Rezvan tersentak. “Rezvan bingung, Rezvan enggak bisa memilih salah satu di antara mereka. Keduanya sangat berharga bagi Rezvan.”

“Sebaiknya kamu masuk dulu, kamu bicarakan dengan Neshya.” Saran Derric dan Rezvan mengangguk kecil lalu masuk ke dalam ruangan.

Begitu masuk ke dalam ruangan itu, bau obat menyeruak di indera penciuaman Rezvan, matanya tidak kuasa melihat wanita yang selalu tersenyum padanya kini terbaring lemah di depannya.

“Kak Rezvan.” Panggil Neshya pelan.

Rezvan memaksakan senyumnya, pria itu mendekati Neshya lalu mengusap puncak kepala Neshya.

“Kita lahirkan dia sama-sama ya?” ucap Neshya dengan tersenyum tipis.

Rezvan mengerjab-kerjabkan matanya menahan iar mata yang hendak menetes itu.

“Aku tahu kalau rahim aku lemah.”

Rezvan menatap Neshya lekat lalu mencium puggung tangan Neshya yang di genggamnya dengan lembut.

“Operasi ya, sayang?”

Neshya menggeleng pelan lalu mengusap wajah Rezvan. “Aku mau ngerasain melahirkan secara normal, ini impian aku sejak bayi ini ada diperut aku.”

“Tapi dokter bilang-“

“Kamu percaya dengan aku kan? Bukan dengan Dokter?” potong Neshya.

“Kita udah janji untuk saling sama-sama.” Lanjut Nehsya.

“Neshya resikonya-“

“Aku tahu, Kak. Aku harus lahirkan dia ke dunia, kamu udah nunggu dia dari lama.”

REZVAN CRUEL BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang