Neshya berjalan dengan terburu-buru hingga hampir terjatuh jika saja Rezvan tidak memeganginya. Neshya dengan segera mempercepat langkahnya menuju ruangan Alea saat Leon memberi tahu bahwa kondisi Alea sedang kritis saat ini.
"Gimana kondisi Alea??!" tanya Neshya pada Leon.
"Dokter masih memeriksa kondisi Alea di dalam." Jawab Leon seadanya.
Neshya menyatukan tangannya berdoa berharap bahwa teman baiknya itu baik-baik saja. Tolong Neshya tidak ingin kehilangan siapa pun lagi dalam hidupnya.
Pintu ruangan terbuka dan keluarlah Dokter dengan satu suster. Neshya segera mendekatinya dan menanyakan bagaimana kondisi Alea.
"Gimana kondisi Alea?? Dia baik-baik aja kan??!" tanya Neshya tak sabaran.
Neshya semakin panik saat Dokter itu hanya diam saja tanpa memberi jawaban sepatah kata pun.
"DOKTER JAWAB!!" teriak Neshya.
Rezvan menarik Neshya untuk sedikit mundur saat Neshya hampir menarik kerah Dokter itu.
"Maaf, Alea tidak bisa kami selamatkan. Kanker di tubuhnya sudah menyebar hingga ke seluruh tubuhnya dan tidak dapat kami sembuhkan."
Ucapan Dokter itu mengguncangkan tubuh Neshya. Kakinya terasa lemas hingga tidak mampu lagi untuk berdiri.
Air mata Neshya jatuh begitu saja, ia tidak menyangka jika Alea juga akan pergi meninggalkannya. Neshya tidak pernah membenci Alea sedikit pun. Meskipun Alea meninggalkannya, gadis itu tidak pernah berperilaku buruk padanya sedikit pun.
Rezvan dan Leon panik saat melihat Neshya yang pingsan. Rezvan segera mengangkat tubuh Neshya dan membawanya ke ruangan gadis itu.
∆§∆
Neshya mengerjapkan matanya menyesuaikan pencahayaan yang masuk ke dalam retina matanya. Neshya berusaha bangkit dengan perlahan dan memegangi kepalanya yang kembali terasa pusing.
Neshya melihat ke sekitar, ruangannya kosong dan hanya ia sendirian disana. Neshya meneteskan air matanya mengingat beberapa jam yang lalu Dokter berkata bahwa Alea telah tiada.
Neshya menutup wajahnya dengan telapak tanganya dan menangis. Neshya masih ingin bersama Alea meskipun hanya sebentar saja. Sekarang temannya itu sudah tiada dan pergi meninggalkannya untuk selamanya.
Neshya mendongakkan kepalanya merasakan seseorang memeluknya. Ternyata itu adalah pelukan hangat dari Rezvan.
"Alea..." lirih Neshya.
"Udah, ssstttt..." Rezvan menarik kepala gadis itu ke dalam pelukannya dan mengusap puncak kepalanya dengan lembut.
"Dia pergi, Kak."
"Udah tenang, ada gue di sini." Rezvan mencium kening Neshya dan mengusap punggung gadis itu yang bergetar karena menangis.
Rezvan terus memeluk gadis itu selama gadis itu menangis hingga tertidur karena kelelahan. Neshya selalu seperti itu, ia akan tertidur setelah menangis karena kelelahan.
"Gue ngggak akan biarin lo sendirian." Ucap Rezvan pada Neshya yang memejamkan matanya.
Rezvan menunduk lalu mencium kening Neshya dengan lembut.
Cup.
∆§∆
"Boleh ya??" bujuk Neshya agar Rezvan mengiyakan. Tapi, nyatanya Rezvan tetap melarangnya.
Neshya mendesah kecewa. Hari ini adalah pemakan Alea di adakan, tapi Rezvan tidak mengizinkannya untuk hadir ke pemakaman Alea.
"Please, nggak akan lama." Mohon Neshya dengan mengeluarkan pupuy eyes-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REZVAN CRUEL BOY
Teen Fiction[FOLLOW AUTHOR TERLEBIH DAHULU UNTUK MENDAPATKAN INFORMASI LEBIH TENTANG CERITA INI] ∆§∆ Seorang gadis SMA yang bertemu dengan pimpinan mafia di negaranya. Seorang mafia kejam yang jatuh cinta pada gadis polos. Semua...