Pagi ini Rezvan duduk di kursi di kamarnya dengan disuguhkan oleh berbagai berkas kantor. Rezvan memang menggabungkan ruang kerja dan kamarnya menjadi satu karena kamarnya sangat luas. Meskipun begitu Rezvan membuat dinding pembatas agar terlihat lebih estetik.
Tok-tok!
Rezvan mendongak ke arah pintu. Siapa pagi-pagi begini mengganggu jam kerjanya?
"T-tuan." Rezvan mengenali suara ini. Suara Maid Rima.
"Masuk." Jawab Rezvan singkat.
Maid Rima masuk dengan segelas kopi yang berada di atas nampannya. Meskipun Rezvan tidak memintanya inilah ada kebiasaan Maid Rima sejak bekerja dengan Rezvan. Rezvan tidak pernah menyuruhnya namun Maid Rima selalu datang setiap pagi hanya untuk memberinya segelas kopi.
Maid Rima tidak langsung pergi setelah meletakkan segelas kopi di meja Rezvan, membuat Rezvan menaikan satu alisnya.
"Ada apa??" Tanya Rezvan. Karena ia tahu ada yang ingin di sampaikan oleh Maid Rima namun wanita itu takut untuk mengatakannya.
"Eh, ini tentang Nona. Tuan," lirih Maid Rima.
"Ada apa? Aku tidak suka berbelit-belit, jelaskan cepat!"
Maid Rima tersentak.
"Kemarin saat Dokter datang dan mengatakan tentang kondisi Nona Neshya–"
"Intinya saja!" Potong Rezvan cepat.
Maid Rima kembali tersentak. Dirinya semakin gugup saat Rezvan mulai menatapnya tajam.
"Selama mengurung diri, Nona Neshya tidak memakan makanan yang saya berikan. Nona Neshya membuang makanannya, Tuan."
BRAKK!!
Rezvan menggebrak meja kerjanya dengan kasar hingga kopi nya tumpah kelantai. Untung saja gelas kopi itu terletak di pinggir jadi tidak tumpah mengenai dokumen dan berkas-berkas penting milik Rezvan.
Maid Rima memundurkan tubuhnya takut.
"Apa dirimu tidak bisa bekerja dengan benar??!" Murka Rezvan.
Apa tidak ada yang bisa mereka lakukan hingga mereka teledor seperti ini?? Rezvan sungguh murka! Rezvan merasa bersalah membiarkan gadis itu tidak makan meskipun gadis itu dengan sengaja membuang makanannya.
Gadis itu adalah tanggung jawabnya karena Rezvan yang membawa gadis itu kemari.
"M-maaf, T-tuan. S-saya tidak tau jika Nona Neshya tidak memakan makanan yang saya berikan, karena Nona selalu mengurung diri dalam kamar dan tidak membiarkan siapapun melihatnya."
"B-bahkan T-tuan tau akan h-hal itu." Lanjut Maid Rima dengan gugup.
"Fuck!" Umpat Rezvan.
"Keluar!" Maid Rima membungkuk hormat lalu berlari kecil keluar dari kamar Rezvan.
Rezvan duduk di kursinya sambil memijat pelipisnya.
Bunda, kenapa semuanya serumit ini. Re, rindu Bunda. Re, butuh Bunda saat ini.
∆§∆
Karena kondisinya yang lemah Neshya dirawat di rumah. Setiap pagi dan malam dokter selalu datang untuk mengecek perkembangan kondisinya. Selama sakit juga Neshya tidak berbicara atau berinteraksi dengan siapapun. Gadis itu hanya menurut dan mengikuti semuanya tanpa protes sedikitpun. Tidak ada lagi tawa gadis itu, wajah lugunya, wajah manis gadis itu saat tersenyum, dan wajah polosnya yang menggemaskan itu semuanya sudah tiada seakan hilang di makan waktu. Sekarang tergantikan oleh wajah yang pucat, kantung mata yang menghitam dan wajah yang lelah tanpa harapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
REZVAN CRUEL BOY
Teen Fiction[FOLLOW AUTHOR TERLEBIH DAHULU UNTUK MENDAPATKAN INFORMASI LEBIH TENTANG CERITA INI] ∆§∆ Seorang gadis SMA yang bertemu dengan pimpinan mafia di negaranya. Seorang mafia kejam yang jatuh cinta pada gadis polos. Semua...