||PART 74||

15.2K 678 40
                                    

Neshya memasuki mobil dan menutup pintunya dengan kasar membuat Alan yang sedang mengelap kaca mobil itu sedikit terkejut.

"Nona mau berangkat sekarang??" Tanya Alan pelan.

Neshya hanya mengangguk kecil.

"Tapi, hari ini Tuan Rezvan yang akan mengantarkan Nona ke sekolah." Ucap Alan memberitahu.

"Aku buru-buru, kalo Om gak bisa anter aku naik taksi aja." Balas Neshya yang hendak keluar mobil namun pintunya di tahan oleh Rezvan dari luar.

"Buru anterin dia. Nanti biar gue yang jemput." Kata Rezvan pada Alan.

Alan mengangguk cepat dan segera masuk kedalam mobil.





















∆§∆





Mobil yang di tumpangi Neshya berhenti di depan gerbang sekolah. Neshya turun dari mobil dan menutup pintunya dengan kasar membuat Alan yang berada di dalam mobil terkejut sekaligus heran. Ada apa dengan Neshya kali ini.

Neshya berjalan memasuki area sekolah dengan sedikit kesal. Banyak murid yang menatapnya namun Neshya mengabaikannya.

Neshya hendak berbelok menuju lorong ruang kelasnya namun, langkahnya terhenti saat melihat seseorang menghadangnya.

Neshya membuang nafas kasar, paginya sudah tidak baik dan moodnya sudah hancur di tambah harus bertemu dengan Rexa dan teman-temannya.

"Kenapa lo? Gak suka banget kayaknya?" Ucap Rexa.

Neshya tidak membalas dan hendak meninggalkan mereka namun Syaqil menahannya dan mendorongku hingga Neshya kembali ke posisi semula.

"Bisa minggir? Aku alergi orang munafik dan bermuka dua." Ucap Neshya dengan tajam.

Rexa dan Syaqil mendelik tajam. "Kurang ajar lo ya!" Sentak Syaqil tidak terima.

"Aku kan, gak bilang kalo itu kalian. Kenapa kalian marah? Kalian merasa?" Ucap Neshya menohok.

"Terserah deh lo mau bilang apa. Tapi, gue cuma mau bilang, bokap gue udah jadi CEO di perusahaan yang katanya bakal jadi milik lo." Rexa tersenyum puas melihat wajah Neshya yang memerah menahan marah.

"Terus kenapa? Kamu bangga? Kamu bangga memamerkan sesuatu yang kamu dapat dari merebut hak milik seseorang?!" Neshya menatap tajam ke arah sepupunya itu. Ralat maksudnya mantan sepupunya.

"Apa kamu lupa Rexa? Saat keluarga kamu bangkrut, aku yang meminta Papa untuk mengajak kamu dan keluarga kamu untuk tinggal dirumahku. Jadi anggap saja kali ini aku sedang bersedekah kepada orang miskin, yaitu kamu!" Neshya menunjuk pundak Rexa membuat sang empunya menepisnya tajam.

Rexa mengangkat tangannya lalu menampar pipi Neshya hingga menimbulkan suara yang cukup keras. Beberapa murid jug mulai berkerumun menyaksikan pertengkaran di antara Neshya dan Rexa.

Wajah Neshya tertoleh ke samping bersamaan dengan suara keras yang menampar pipinya membuat pipinya kini terasa panas dan perih.

"Gila ya lo!" Sentak seseorang yang mendorong pundak Rexa hingga membuat gadis itu sedikit mundur.

Neshya mengangkat pandangannya melihat siluet seseorang yang sangat ia kenal. Galileo. Untuk apa Galileo ada di sekolahnya?

"Kak Leo?" Gumam Neshya.

"Jangan coba-coba sentuh Neshya atau lo habis sama gue!" Ancam Leo terhadap Rexa.

Rexa menatap tidak suka pada Leo yang membela Neshya. "Gue gak peduli! Si anak pungut itu udah berani menghina gue!"

REZVAN CRUEL BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang