Awakened

15.7K 1.5K 78
                                    

Chapter 2

Mata Apo mengerjab beberapa kali guna menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam retina matanya. Laki-laki manis itu tampak diam karena belum sadar sepenuhnya.

"Luna?" Panggil sebuah suara, Apo masih tidak merespon suara itu. Mungkinkah pria berparas ayu tersebut tidak mendengar panggilan yang mengarah padanya?

Apo kembali menatap sekelilingnya, ruangan aneh, penuh dengan ornamen-ornamen mewah dengan kesan klasik, ditambah dengan dekorasi dan cat yang serba cokelat dan perak nampaknya membuat Apo tertegun. Dimana dirinya? Batin Apo mulai stres sendiri.

"Uhuk.." Apo terbatuk kecil akibat merasa bahwa tenggorokannya dihantam benda kecil seperti serpihan kerikil. Pemuda itu ingin mengeluarkan beberapa patah kata namun entah mengapa tenggorokannya enggan bekerja sama.

"Luna, anda telah sadar?"

Apo menoleh ke arah samping, melihat seorang pemuda berwajah umm—cantik(?) memandangnya dengan sorot khawatir.

Pria cantik disebelahnya seakan sadar bahwa Apo sepertinya membutuhkan air untuk menyegarkan tenggorokannya. Pria cantik itu membantu Apo untuk bersandar di kepala ranjang dan juga memberikannya segelas air.

"Kami sangat mengkhawatirkan anda, Luna"

Apo masih belum bisa mencerna kejadian yang menimpanya, Luna? Siapa Luna yang dimaksudkan oleh si cantik berpakian mewah itu?

Apo mengingat-ingat kembali kejadiannya sebelum membuka matanya. Lantai 15, balkon, kolam dan...

"Kenapa aku masih hidup? Dan siapa kau?" Tanya Apo tajam pada pria cantik di dekatnya.

"Luna.. Mengapa anda bertanya seperti itu? Kami semua sangat mengkhawatirkan anda." Pria cantik itu terlihat sedih menimbulkan kerutan di dahi Apo.

"Memangnya aku kenapa dan berhenti memanggilku Luna, namaku Apo Nattawin!" bentak Apo meninggikan suaranya. Pria manis tersebut tampaknya terlihat tidak senang dipanggil dengan sebutan Luna.

"Memang betul, anda juga Luna kami."

"Siapa Luna? Aku hanya Apo Nattawin, tidak ada orang bernama Luna di tempat ini." Pria cantik itupun tampak turut linglung dengan perkataan random yang keluar dari mulut omega yang juga berstatus calon Great Luna mereka. Mengapa setelah sadar dari tidur panjangnya, sang Luna malah berkata aneh?

"Luna, saya akan memanggil dokter istana, anda bisa beristirahat dulu. "

"Yah! Namaku Apo Nattawin, bukan Luna!"

Laki-laki cantik itu menghiraukan keluhan Apo dan tetap berlari keluar ruangan yang ditempatinya. Entah siapa yang akan ia hampiri. Apo merasa kepalanya akan meledak dan dirajam pening detik itu juga.

Tak lama setelahnya, pemuda manis itupun kembali menatap ke sekeliling ruangan. Ia berbaring di tempat tidur yang luar biasa mewah dengan sprei sutra yang sangat harum danlembut. Kamar ini terlalu luas untuk ditempati. Di desain apik yang meninggalkan kesan elegan. Siapa kira-kira yang membawanya kemari, terlepas dari terakhir ingatannya ketika dirinya yang melompat dari balkon apartemennya dan tercebur ke dalam kolam renang.

Apo meraba seluruh badannya, ia terkejut dan bertanya-tanya dalam benak saat perut bagian kanannya dan sekitar bahunya terdapat perban. Saat ditekan langsung menimbulkan rasa sakit. Apakah ia tertusuk sesuatu saat jatuh ke kolam? Tapi sepertinya tidak masuk akal. Apabila luka luar maupun patah tulang masih bisa Apo anggap wajar tetapi luka sobekan atau tusukan?

ARTIFICIAL OMEGA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang