Chapter 44
Tanaya berencana menemui Mile secara pribadi di dalam ruangan kerjanya, setelah pengakuan Sara dan juga Jeff di tengah-tengah meeting penting yang mereka lakukan di paviliun King Peter, omega itu tidak bisa hanya duduk tenang dan lepas tangan. Apabila dirinya tidak bergerak maka segalanya mungkin akan berubah kacau.
Kaki panjangnya melangkah cepat terlihat kehilangan jejak elegannya, lagipula area koridor sudah begitu sepi, hanya ada beberapa guards yang masih berjaga di beberapa titik. Waktu sudah menunjukkan hampir tengah malam, namun tekadnya tidak bisa menunggu hingga besok pagi.
Tanaya mengetuk pintu ruang kerja putra pertamanya dengan percaya diri, meyakini bahwa Mile masih terjaga di malam itu. Kenyataannya memang demikian, sang Great Prince tidak pernah mendapat tidur dan istirahat tenangnya apabila terjadi masalah di istana maupun kerajaan, sangat mirip dengan dadnya dan tentu sang Great Luna mengetahui itu dengan baik.
Karena merasa tidak cukup sabar, omega tertinggi itu langsung membuka pintu berbahan kayu di depannya. Ruangan tersebut terlihat terang benderang, sesuai dengan dugaan. Terlihat Mile masih focus dengan beberapa berkas di tangannya, seolah tidak menyadari kedatangan papanya.
“Yang Mulia.”
Panggil Tanaya dari kejauhan dengan suara yang pelan. Karena ruangan tersebut cukup luas, suaranya hampir luput dari pendengaran putranya. Mile masih tidak menyadari kedatangan orang lain di dalam ruangannya. Akhirnya, Great Luna itu berjalan mendekati meja kerja Mile, mata tajam serupa King Peter itu langsung mengalihkan fokusnya karena menangkap bayangan seseorang mendekat ke arahnya.
“Pa?”
Panggil Mile menyadari bahwa Great Luna Tanaya tengah mengunjunginya.
“Mile, kau bekerja hingga tengah malam?”
Tanya Tanaya mencoba perhatian terhadap sang anak.
“Tidak apa-apa, aku hanya tidak bisa tidur.”
Jawab Mile singkat, Great Prince itu tidak melupakan manner seorang putra mahkota dengan langsung berdiri dan menghampiri papanya.
“Apa yang membawa papa kemari?”
Tanya Mile sambil menuntun Tanaya untuk duduk di sofa. Tanaya tampak menghembuskan napasnya pelan. Seolah-olah beban berat di pundaknya dapat menghilang hanya karena menghembuskan napasnya.
Omega itu terlihat bimbang untuk menyampaikan permintaannya pada sang anak.“Mile, kau menyayangi Jeff?”
Mile tampak serius mendengar hal yang ingin disampaikan papanya. Calon King itu tidak paham konteks pertanyaan yang menanyakan rasa sayangnya terhadap Jeff.
“Pa, aku yakin bukan hal sederhana yang papa inginkan dariku.”
Ucap Mile serius, sementara Tanaya tampak semakin ragu setelah mendengar ucapan yang terlontar dari bibir sang Great Prince.
“Pa aku bertanya?”
Panggil Mile semakin tidak sabaran, entah hal apa yang ingin disampaikan papanya namun Mile merasa bahwa hal tersebut pastilah berhubungan dengan adiknya.
“Mile, kau dan Jeff hanya dua bersaudara. Tidak ada yang bisa membantumu selain Jeff, begitupun sebaliknya.”
Sang pangeran mahkota tidak lekas menjawab namun memberikan segala atensinya pada omega yang sudah berjasa melahirkannya.
“Masalah yang dihadapi adikmu diluar kuasa—“
“Apa yang papa inginkan?”
“Apa kau menyayangiku?”
KAMU SEDANG MEMBACA
ARTIFICIAL OMEGA [COMPLETED]
Fanfic[MILEAPO FANFICTION] Apo Nattawin Wattanagitiphat, aktor muda yang ingin berkarir lama di dunia selebritis, namun akibat tekanan agensi dan deskriminasi dari rekan sesamanya membuatnya depresi dan memutuskan bunuh diri dengan cara terjun dari balkon...