Chapter 40
Mile memainkan ujung revolver di tangannya. Tidak seperti biasanya sang Great Prince tampak jauh lebih santai dari pada hari-hari sebelumnya. Seharusnya hari ini jadwalnya berlatih panah, namun mendadak calon King itu mengubah latihannya menjadi latihan tembak.
Hal itu tampak mencurigakan terutama untuk sang pelatih, Aron. Selain karena tidak biasanya Mile mengubah jadwal secara mendadak yang berimbas pada terganggunya latihan lain, Mile juga terkesan menanti-nantikan agar bertemu dirinya. Beberapa hari kebelakang, Aron memang ditugaskan oleh King untuk menghadiri federasi kenegaraan yang dilakukan di provinsi lain dan hal itulah yang menyebabkan Aron tidak terlihat di istana.
Memang pria alpha dominan itu masih bersikap layaknya Aron yang biasa di kenal. Masih menjadi pria yang banyak bicara dan selalu berkomentar apapun yang menurutnya patut dikomentari. Aron sangat hebat dalam menciptakan karakter laki-laki yang easy going dan mudah dicintai. Akan tetapi Mile tidak ingin percaya begitu saja. Dirinya selalu diajarkan untuk waspada terhadap hal apapun dan tidak mudah mempercayai siapapun. Mile mendadak teringat sang mate. Entah bungsu dari khun Uss itu memang memiliki keinginan membelot darinya atau hanya terpengaruh oleh orang-orang seperti Jeff dan Aron. Kalau memang sang Luna hanya terpengaruh, alangkah kejamnya kehidupan di istana itu untuk orang-orang berhati murni seperti sang Luna. Akan tetapi apabila sang Luna melakukan itu secara sadar, maka Mile tidak akan segan-segan memutuskan ikatan mereka.
Mile fokus terhadap papan target di depannya dan tidak lama setelah itu terdengar suara tembakan yang sangat keras menandakan terlepasnya amunisi dari sarangnya. Aron bertepuk tangan dari kejauhan memberi apresiasi dengan hasil latihan sang Great Prince yang masih sangat hebat. Aron bahkan tidak mengacuhkan fakta bahwa kemampuan Mile dalam menggunakan senjata tembak jauh lebih hebat dari pada dirinya.
Aron akhirnya bisa memenuhi janjinya pada King bahwa dirinya akan menjadikan Mile penembak hebat melebihi dirinya sendiri.
“Seperti biasa, revolver dan Great Prince adalah satu kesatuan.”
Ucap Aron pada Mile dalam jarak yang masih lumayan jauh. Laki-laki calon pemimpin negara Florent itu hanya melemparkan senyum tipisnya, tidak terpengaruh dengan pujian yang dilontarkan pelatihnya itu.
Mile memberi gesture kode pada salah satu guardsnya agar meminta Aron mendekat, tidak lama setelah itu Aron menghampiri anak tertua dari kakaknya dan Great Luna itu dan menanyakan keinginannya.
“Ada hal yang mengaganggumu, Great Prince?”
Tanya Aron sopan, karena masih ada banyak guards yang mengelilingi mereka. Meskipun Aron lebih tua dari keponakannya, tetap saja posisi Mile jauh lebih tinggi dari pada dirinya.
“Tidak ada.”
Sahut Mile datar, tangannya bergerak aktif memasukan amunisi ke dalam senjata berlaras pendek di tangannya itu.
“Lunaku hanya mendadak aneh, akhir-akhir ini.”Aron tidak lekas menjawab pernyataan dari Mile, laki-laki itu mulai sadar bahwa Mile pasti tengah memancingnya.
“Aneh yang bagaimana?”
Tanya Aron masih mencoba santai.
“Sulit menjelaskan, sepertinya menyusun pembelotan.”
Jawab laki-laki itu ringan bahkan terdengar hingga ke telinga guards yang berada di sekelilingnya.
Suasana mendadak tidak enak dan satupun orang di sana tidak ada yang berani menginterupsi suasana tegang itu. Aron seketika berubah ekspresi menjadi sama datarnya dengan sang keponakan. Aura disekitar itu berubah pekat yang membuat udara lebih sesak.
Mile melemparkan senyum tipisnya, lalu kembali focus terhadap senjata di tengannya. Aron masih betah dalam posisi itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARTIFICIAL OMEGA [COMPLETED]
Fanfiction[MILEAPO FANFICTION] Apo Nattawin Wattanagitiphat, aktor muda yang ingin berkarir lama di dunia selebritis, namun akibat tekanan agensi dan deskriminasi dari rekan sesamanya membuatnya depresi dan memutuskan bunuh diri dengan cara terjun dari balkon...