Chapter 38
Apo mengetuk-ngetuk pena diatas mejanya, kelasnya hari ini mengenai tata krama dan segala aturan kerajaan telah usai sekitar sepuluh menit lalu. Meskipun dirinya tetap melaksanakan urusannya sebagai seorang calon Great Luna, namun seminggu ini segalanya tampak kacau balau.
Hubungannya dengan sang mate tidak pula menemui titik terang perdamaian.
Mile yang sangat sulit ditemui bahkan meminta seluruh guardsnya untuk melobi sang Luna agar membuatnya sulit menemui Great prince itu, membuat Apo betul-betul marah sekaligus kecewa.Tidakkah pangeran bajingan itu mau sedikit saja melupakan masalah mereka dan mengurangi rasa egoisnya untuk sekedar mendengar penjelasan dari sisinya?
Memangnya hanya dirinya yang punya rasa muak dan lelah?
Entah siapa yang patut di salahkan dalam kasus ini. Build dan matenya? Mereka hanya menjalankan tugasnya untuk mengabdi pada calon pemimpin Florent, atau dirinya?
Enak saja, Apo melakukan itu untuk pangeran mahkota itu juga.
Sekian hari dirinya berpikir dan berpikir bahkan menemui Hera dan juga Irish, meminta saran pada mereka berdua, keputusan apa kira-kira yang harus dirinya lakukan. Akan tetapi kedua makhluk itu bahkan tidak sedikitpun memberinya solusi dan malah meminta Apo untuk memutuskan dari hatinya. Memang Hera dan Irish berubah menyebalkan di saat-saat tertentu.
Bagaimana dirinya bisa bepikir jernih, Jeff dan Aron pula mendadak ikut sulit dirinya temui sehingga membuatnya berada pada situasi yang semakin buruk.
Apo merindukan sang mate, segala perhatian dan sentuhan pangeran itu, sungguh membuat tubuhnya mendamba. Tapi apa yang bisa dirinya lakukan sekarang?
Great Prince itu juga tidak sama sekali datang ke paviliun mereka semenjak kejadian itu.
Mile menutup segala akses untuk bisa dirinya temukan dan jadwalnya yang juga sama-sama padat membuatnya berada pada titik yang rumit. Apo mencoret-coret kertas putih di atas mejanya. Namun rasa bingung dan frustasinya tidak juga kunjung hilang, dirinya masih belum menemukan solusi dari permasalahan yang menimpanya.
Apakah Apo harus jujur saja?
Tetapi Apo sudah berjanji pada kedua sekutunya untuk menjaga kerahasiaan rencana mereka sampai saatnya tiba nanti. Namun begitulah, Apo juga tidak diberitahukan kapan saat yang tepat itu.Sialan! Aku harus apa sekarang?!
Pekik Luna itu pelan. Dirinya hanya ingin perhatian Mile kembali padanya dan memperbaiki hubungan mereka.
Di tengah kebingungan itu, Apo mendadak memiliki pemikiran random yang membuatnya merasa sesak sendiri. Mile terlihat begitu marah dan kecewa padanya, apakah selama ini Great Prince itu tidak bersungguh-sungguh mencintainya?
Dan seperti dugaan sebelumnya, Mile hanya berkewajiban mencintainya karena tekanan dari tahtanya?
Kasarnya, situasi mereka sekarang sengaja diperkeruh oleh pangeran itu agar membuatnya mempunyai alasan untuk tidak bersama dengannya. Bisa saja nanti Mile membuat laporan pada King mengenai 'pengkhianatan' yang dilakukan olehnya lalu King meminta mereka untuk memutuskan hubungan keduanya.
Apo tidak bisa membayangkan apabila dirinya mengalami itu semua. Seluruh perasaannya sudah dirinya berikan pada Mile dengan sukarela, namun apabila ternyata Mile masih belum bisa mencintainya maka dirinya akan semakin menyedihkan. Dunia yang dulu hancur, dunia yang sekarang tarasa kelabu.Segala pikiran itu membuat Apo semakin stres, jauh lebih membuatnya menggila dari pada konfliknya bersama William di kehidupannya dulu.
Bajingan, mengapa aku masih memikirkan tua bangka itu. Pikir sang Luna.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARTIFICIAL OMEGA [COMPLETED]
Fanfiction[MILEAPO FANFICTION] Apo Nattawin Wattanagitiphat, aktor muda yang ingin berkarir lama di dunia selebritis, namun akibat tekanan agensi dan deskriminasi dari rekan sesamanya membuatnya depresi dan memutuskan bunuh diri dengan cara terjun dari balkon...