Epilogue pt. IIIKehamilan Apo memang penuh resiko, mengandung tiga janin sekaligus dalam keadaan tubuh yang terlihat sangat kurus meskipun Apo sama sekali tidak merasa sakit membuat semua orang di istana selalu mengkhawatirkannya dan mereka semua tentunya ikut berperan untuk memastikan sang Great Luna dalam keadaan tidak stress dan setiap makanan yang masuk ke dalam tubuhnya merupakan makanan berkualitas dan penuh nutrisi.
Tentu saja hal tersebut tidak lepas dari campur tangan sang King yang memerintahkan mereka semua untuk ikut menjaga sang Great Luna. Kehamilan itu sangat berat. Hal tersebut dapat dilihat dari janin yang dikandung sang Great Luna. Tiga alpha menggantungkan hidup mereka padanya, tentunya Apo juga menyadari bahwa dirinya harus tetap sehat dan dalam keadaan stabil untuk memastikan anak-anaknya berkembang dengan sebagaimana mestinya.
Sebagai seorang Great Luna, Apo memang memiliki kewajiban dan tugas yang menunggunya. Mendampingi sang suami dalam pertemuan resmi kerajaan, meeting-meeting bersama kabinet pemerintahan sang King dan banyak lagi meliputi ritual pemujaan Moon Goddess yang harus dipimpin langsung olehnya. Hal tersebut tentu membuat Mile semakin keberatan namun berbanding terbalik dengan Apo dengan segala sifat keras kepalanya selalu berusaha menghadiri dan melakukan kewajibannya.
Menurutnya, aktivitas-aktivitas tersebut merupakan aktivitas yang tidak boleh terlewati dalam hidupnya. Namun karena sempat mengalami pendarahan akibat terlalu memaksakan dirinya yang membuat Apo harus bed rest total selama satu minggu akhirnya Mile mengeluarkan undang-undang darurat yang mengatur tentang sang Great Luna yang dibebas tugaskan dalam hal apapun selama masa kehamilannya selama tujuh bulan penuh.
Banyak pihak yang menentang tentu saja, bahkan khun Jeje yang notabene ayah dari matenya ikut tidak menyetujui, bukan karena mereka tidak memikirkan kesehatan Apo namun karena seorang Great Luna tentu memiliki beberapa agenda yang tidak bisa diwakilkan oleh siapapun. Namun siapa yang berani menentang perintah Raja? Terutama karena sang Great Luna tengah berjuang memberikan pewaris bagi negara mereka.
Itu baru satu sisi, ada hal lain yang membuat kehamilan Apo semakin terasa menyusahkan khususnya dari sisi Mile adalah masa ngidamnya. Meskipun kandungan sang Luna telah mencapai bulan ke enam yang menandakan usia kandungannya sudah 'tua' dan kurang lebih satu bulan lagi menuju hari perkiraan lahir untuk ketiga buah hatinya namun ngidam itu tidak pernah berhenti hingga kini.
Tengah malam, Mile terbangun secara tiba-tiba. Bukan karena mimpi buruk ataupun hal-hal mistis yang sempat meneror rasa tenangnya namun perkara perutnya yang tiba-tiba bergejolak merasakan cairan asam lambungnya yang naik tajam yang sangat menganggu tidurnya. Bibirnya terasa pahit dan pegal karena tidak berhenti mengeluarkan cairan-cairan bening yang entah bagaimana cara penanganannya. Di sampingnya dengan setia Apo memijit tengkuk sang suami yang masih memegang pinggiran washtafle di kamar mandi mereka. Suara khas orang muntah terdengar menggema di kamar luas tersebut.
Mungkin sebagian besar orang bertanya-tanya, Sang Great Luna yang hamil namun mengapa King mereka yang mengalami gejala kehamilan itu.
Hal tersebut sempat dicek oleh dokter istana, bahkan Mile sampai di rawat di rumah sakit istana karena tumbang diakibatkan dehidrasi parah. Namun meskipun telah diperiksa dengan berbagai peralatan canggih dari atas kepala hingga ujung kaki, namun Mile dinyatakan sehat dan tidak menderita penyakit berat manapun. Hal tersebut langsung membuat Tanaya bersorak kegirangan di sebrang telephone karena menyadari suatu hal.Lalu apa yang sesungguhnya Mile alami saat ini? Segala hal telah dilakukannya namun gejala mual dan muntah serta sering menginginkan hal-hal spesifik membuatnya juga ikut bertanya-tanya. Dengan nada suara yang begitu ringan, Tanaya menjelaskan bahwa sang King of Florent tengah menggantikan kesusahan matenya dalam masa ngidam.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARTIFICIAL OMEGA [COMPLETED]
Fanfic[MILEAPO FANFICTION] Apo Nattawin Wattanagitiphat, aktor muda yang ingin berkarir lama di dunia selebritis, namun akibat tekanan agensi dan deskriminasi dari rekan sesamanya membuatnya depresi dan memutuskan bunuh diri dengan cara terjun dari balkon...