Chapter 18
Pemuda itu berdiri di depan sebuah rumah kayu yang berada di tengah hutan. Setelah menyusuri medan berat dan juga tersesat beberapa kali akhirnya dirinya sampai ke tujuan itu. Rumah itu terlihat tidak begitu luas dan hanya dikelilingi pagar kawat yang sudah mulai mengkarat. Prim brengsek. Ucapnya dalam hati kecilnya karena dirinya tidak menyangka akan melalui perjalanan yang sangat ekstrim itu.
Build namanya, pada awalnya dirinya ingin mengabaikan permintaan Prim yang menurutnya kurang cocok untuknya. Lagipula untuk apa orang seberpengalaman Prim meminta bocah amatiran seperti dirinya yang bahkan belum bisa mengendalikan kemampuan sihirnya yang kadang keluar secara random itu.
Build kembali melirik peta dan mencocokkannya dengan rumah di depannya. Sama persis. Omega cantik itu secara perlahan menggeser pagar kawat yang terlihat sudah lapuk dengan hati-hati. Takut merusak benda yang memang sudah peyot itu. Build mengedarkan pandangannya setelah sampai di depan pintu kayu lalu mengarahkannya ke arah sudut-sudut bangunan. Entah mengapa perasaannya tidak terlalu baik dan mendadak merinding. Build menelan ludahnya beberapa kali, udara dingin yang membuat bulu kuduknya meremang seakan mendukung suasana horor di sekitarnya. Baru pertama kali Build rasakan ingin kabur dari situasi saat ini.
Belum sempat berpikir untuk melangkahkan kembali kakinya, pintu rumah di depannya tiba-tiba terbuka dengan perlahan yang menimbulkan bunyi decitan yang mampu membuatnya terkaget-kaget. Jantungnya seakan jatuh ke lambung saat pintu itu terbuka sepenuhnya dan dalam waktu bersamaan keluar beberapa jenis hewan terbang yang tidak dirinya ketahui, entah itu kelelawar atau burung gagak. Build menjerit ketakutan dan menutup kedua matanya dengan kedua tangan.
Setelahnya muncul kepala seorang laki-laki dari dalam rumah itu yang mendekati Build. Omega itu mengintip sedikit dari selah jarinya. Build masih kaget dan reflek menendang kepala itu yang membuat pemiliknya ikut menjerit kesakitan.
"Sialan kau Putta!"
Build masih mengatur napasnya yang memburu, menatap marah laki-laki tinggi di depannya."Kru Prim! Harusnya aku yang marah!"
Teriak Build mencoba mengatur napasnya.Prim yang sedari tadi memegangi kepalanya yang di tendang oleh Build langsung mendekati adik dari temannya itu.
"Oh oke, aku mengagetkanmu?"
Build diam tidak menjawab, dirinya masih merasakan kekesalan dan kemarahan dalam dirinya yang disambut dengan cara tidak manusiawi seperti tadi itu. Memang Prim merupakan pemilik kekuatan yang aneh. Kekuatan yang orang itu miliki bisa menjadi penyembuh ataupun sebaliknya. Sehingga kehorroran yang dialami Build seharusnya bisa dirinya perkirakan lebih awal.
"Ayo masuklah."
Ajak Prim mendahului langkah yang lebih muda. Build mengikuti Prim dari belakang. Awalnya rumah ini terlihat gelap dan menyeramkan, entah apa yang Prim lakukan suasana di dalamnya berubah menjadi rumah yang nyaman dengan interior modern, sungguh sebuah perubahan yang membuatnya terheran-heran sekaligus kagum secara bersamaan."Kau akhirnya datang, aku menunggu hampir empat jam, nong."
Ucap Prim dari arah ruangan yang Build rasa bagian dapur, entahlah dirinya tidak begitu yakin.
"Apa kau lapar?"
Teriak Prim dari kejauhan.""Sedikit"
Sahut Build."Aku tidak punya rusa, aku hanya membawakan ini"
Build yang sedari tadi menurunkan barang-barangnya di ruang tengah menjerit untuk yang kedua kalinya karena Prim menyajikannya kepala babi hutan yang darahnya bahkan masih terlihat segar. Build memang suka daging hewan segar apabila dalam wujud serigalanya, tapi kalau di hadapkan dengan kepala babi hutan dalam keadaan dirinya masih bertubuh manusia, tetap saja merasa hal itu agak menjijikan. Apalagi yang di sajikan Prim ada dua, yang satunya masih segar, utuh dan darahnya masih menetes-netes dan yang satunya sudah dalam bentuk yang sudah di potong menjadi bagian yang lebih kecil. Build bahkan bisa melihat otak babi yang sudah tidak berbentuk itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARTIFICIAL OMEGA [COMPLETED]
Fanfiction[MILEAPO FANFICTION] Apo Nattawin Wattanagitiphat, aktor muda yang ingin berkarir lama di dunia selebritis, namun akibat tekanan agensi dan deskriminasi dari rekan sesamanya membuatnya depresi dan memutuskan bunuh diri dengan cara terjun dari balkon...