Chapter 19Apo membuka matanya dengan lebar, dirinya merasa sedikit asing dengan tempatnya merebahkan diri. Setelah sadar sepersekian detik, kini dirinya mengetahui bahwa ini bukanlah tempat tidur Mile yang seharusnya dirinya tempati.
Omega itu langsung bangun dan duduk secara bersila. Apo mengedarkan pandangannya, omega itu merasa sangat familiar dengan tempat ini. Padang savana dengan rumput yang berwarna hijau, sungai kecil dan jangan lupakan sebuah bangunan seperti kapel yang menjulang sekitar sepuluh meter dari tempatnya terbangun.Apo merasa kurang yakin dengan tempat ini. Semula dirinya merasa bahwa dirinya terbangun di tempat yang mempertemukannya dengan Hera dan Irish. Namun saat itu seingatnya tidak ada capel bercat gading itu.
"Merasa dejavu?"
Terdengar sebuah suara wanita di belakangnya. Apo langsung memutar pandangannya dan menemukan Hera yang berdiri tak jauh dari tempatnya duduk.
Apo hanya diam memandang Hera yang berjalan atau melayang mendekatinya.
"Untuk apalagi aku disini?"
Tanya omega itu.Hera hanya tersenyum dan bersimpuh di depan omega itu.
"Kau harus kemari, anakku."
Ucap wanita itu."Aku sudah menerima hidupku disini. Kau tidak perlu lagi menemuiku seperti ini."
Sambung Apo memandang Hera dengan tatapan yang datar dan sulit diartikan. Hera hanya melempar senyumnya.
"Aku tau. Tapi kau memang harus disini untuk mengetahui apa peranmu di dunia ini."
Apo merasa tertarik dengan hal yang dikatakan Hera. Wanita itu berkata seolah-olah kehadiran Apo sangatlah penting dan itu membuatnya merasa sedikit bangga.
"Bukankah itu kapel yang bagus, Luna?"
Tanya Hera tiba-tiba dan menunjuk ke arah kapel yang baru pertama Apo lihat.
"Iya, tapi sebelum itu, aku ingin bertanya."
"Tanya saja."
Sahut Hera."Apa aku berada di tempat yang sama dengan pertemuan pertama kita?"
Hera meniup wajah Apo yang membuat omega itu memejamkan matanya.
"Kau merasa ini tempat pertama pertemuan kita?"
Apo mengangguk ragu,
"Tebakanmu benar, ini memang tempat yang sama."
"Kapel itu dari mana datangnya?"
Hera kembali tersenyum lalu berdiri membelakangi Apo sembari memandang bangunan itu.
"Kalau kau ingin tau, kau harus ikut denganku ke sana,"
Hera berjalan mendahului Apo, omega itu terlihat cepat-cepat berdiri dan menyusul langkah kaki Hera untuk masuk ke dalam kapel itu.
Sesampainya mereka di dalam kapel itu, terlihat dua buah benda yang Apo yakini merupakan busur dan anak panah yang berukuran sangat besar. Di ujung anak panah itu terdapat batu permata berwarna hijau berkilau. Apo tertarik dengan kedua benda itu namun saat tangannya meraih benda itu, Apo merasakan tangannya tersengat aliran listrik yang besar yang membuatnya meringis kesakitan.
Hera hanya tersenyum memandang Apo yang tidak sabaran itu.
"Kapel ini tercipta saat kau mulai menerima dirimu dan akan hancur apabila kau kehilangan kepercayaan diri."
Apo berjalan mendekati Hera yang masih memandang ke arah busur dan anak panah yang melayang di depan mereka.
"Maksudmu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ARTIFICIAL OMEGA [COMPLETED]
Fanfiction[MILEAPO FANFICTION] Apo Nattawin Wattanagitiphat, aktor muda yang ingin berkarir lama di dunia selebritis, namun akibat tekanan agensi dan deskriminasi dari rekan sesamanya membuatnya depresi dan memutuskan bunuh diri dengan cara terjun dari balkon...