Chapter 36Apo terbangun dengan tubuh yang terasa begitu remuk. Namun otaknya langsung otomatis mengingat kegiatan erotis dan penuh cinta yang dirinya lakukan semalam bersama sang mate. Wajahnya langsung memerah merona karena mengingat Apolah yang ngegas sang mate agar segera di begitukan (?)
“Damn. Aku seperti jalang saja kemarin!”
Pekik Apo frustasi dalam hatinya namun merasa cukup bahagia dan hal tersebut mampu menaikkan moodnya.
Apo membuka selimut yang menutup tubuhnya, dirinya sudah berpakaian agak proper dan merasa terharu terhadap sang mate. Mile sungguh-sungguh memperlakukannya dengan baik. Pria itu tidak egois meninggalkannya dalam keadaan kotor, melainkan merawatnya terlebih dahulu. Bagaimana dirinya tidak jatuh cinta begitu dalamnya dengan sang mate?
Bahkan dirinya dulu tidak pernah membayangkan akan bercinta dengan Mile dan selalu bersikap denial, saat ini rela menyerahkan segalanya terhadap sang Great Prince.Tiba-tiba Apo merasa kangen dengan putra mahkota yang super sibuk itu. Seolah kesibukannya mengalahkan kesibukan seorang King.
Kembali teringat dengan tempat dirinya bercinta bersama Mile yang berlokasi di ruangan kerja calon King itu. Merasa sedikit menyayangkan tempat mereka bercinta pertama kali bukan disebuah penginapan eksklusif namun di dalam ruang kerja laki-laki itu yang bahkan ukurannya tidak begitu luas.
Apo melirik ke meja nakas dimana terdapat jam tangan mewah yang dirinya yakini milik Mile. Jam menunjukkan pukul sepuluh pagi namun Apo masih merasa lemas dan tidak mengingat jam berapa dirinya tertidur setelah percintaan panas mereka.
Meskipun tubuhnya masih lelah dan terasa remuk akibat keganasan Mile kemarin, tetap dirinya paksakan untuk bangkit. Sekarang memikirkan cara untuk kembali ke paviliun mereka dengan langkah normal tanpa pikiran negative para guards diluar sana. Akan tetapi apa hak mereka berpikir negative? Bukankah wajar seorang Great Prince menghabiskan waktunya bersama matenya?Apo menggaruk tengkuknya. Ah sudahlah, untuk apa pusing memikirkan hal tersebut, tidak akan banyak mempengaruhi hidupnya. Akhirnya Apo mencoba membuka pintu ruangan kecil itu, seingatnya kemarin Mile menendang lemari buffet di bagian bawahnya sehingga tampak ruangan ini. Sedang asik mencari-cari tombol pembuka pintu rahasia ruangan tersebut, samar-samar Apo mendengar suara orang asing. Apakah Mile tengah melakukan pertemuan?
Apo mencoba menguping pembicaraan itu, ditempelkannya daun telinganya di pintu kayu agar memudahkannya mendengar lebih jelas. Terdengar dua orang berbicara namun yang pastinya itu bukan suara Mile.
“Build?”
Pikir omega itu dalam hatinya. Apo mencoba memfokuskan kembali pendengarannya. Sama-samar dirinya mendengar suara robekan kertas yang membuatnya semakin penasaran, apa topic pembicaraan Mile dengan entah siapa itu.
Tiba-tiba bunyi pintu yang terbuka membuat Apo cepat-cepat mengubah posisinya. Omega itu berdiri kaku di depan pintu ruangan yang ditempatinya.
Dirinya tidak mengerti cara kerja pintu itu yang tiba-tiba saja terbuka itu. Apo dengan wajah polosnya memandang ke arah Mile yang sudah berdiri di depannya.“Hia?”
“Tidurmu nyenyak, Luna?”
Apo hanya mengangguk kaku, takut apabila Mile menyadari dirinya mencoba menguping pembicaraannya dengan orang lain. Suara Mile terdengar datar dan dingin, atau mungkin hanya perasaannya. Omega itu mencoba mengintip di sela-sela badan Mile, tidak dirinya temukan orang lain di ruangan tersebut. Mile yang memandang Apo dengan tatapan yang sulit di artikan, membuat Apo semakin canggung. Baru saja semalam mereka bercinta dengan begitu panasnya, mengapa Mile berubah dalam waktu singkat seperti sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARTIFICIAL OMEGA [COMPLETED]
Fanfiction[MILEAPO FANFICTION] Apo Nattawin Wattanagitiphat, aktor muda yang ingin berkarir lama di dunia selebritis, namun akibat tekanan agensi dan deskriminasi dari rekan sesamanya membuatnya depresi dan memutuskan bunuh diri dengan cara terjun dari balkon...