Identity

12.4K 1.3K 114
                                    


Chapter 9

Apo menjambak rambutnya frustasi. Melihat tumpukan kertas di atas meja belajar di kamarnya.
Kertas tersebut pagi ini diantar oleh Fian semenjak kemarin malam dirinya mengatakan pada pelayannya untuk membawakan daftar kegiatan apa yang harus dirinya lakukan selama menjadi Luna terpilih.

Jadwal-jadwal tersebut begitu padatnya, dari hari senin hingga minggu semua memiliki agenda yang terstruktur.

Semula yang terlihat jadwal-jadwal normal seperti latihan bela diri yang mana Apo di dunianya yang dulu merupakan pemegang sabuk hitam taekwondo, sepertinya tidak sulit untuknya, lalu ada latihan tembak, latihan panah dan latihan pedang dimana hal tersebut sangat kuno menurutnya kecuali latihan tembak.

Latihan yang melibatkan fisik sangat menarik untuknya, lalu dilihatnya hari lain yang memasukan jadwal latihan menulis puisi dalam perkamen, menjahit dan juga latihan etika, cukup membuatnya meringis, pekerjaan apa itu, gusarnya dalam hati.

Setelah itu, Apo kembali melihat jadwal ketika hari menjelang weekend. Latihan berpuasa, meditasi, dan juga ada hari dimana dirinya bisa melakukan kegiatan bebas meliputi kelas menari dan juga berkuda. Dan hal lainnya, dalam kegiatan itu juga dirinya harus menempuh pendidikan kuliahnya sekaligus

Pula ada beberapa jadwal yang tidak tentu seperti perjamuan di dalam istana dan juga menemani Mile untuk melakukan kunjungan kerja.

Bebas apanya, gumamnya dalam hati.

"Luna baik-baik saja?" Tanya Fian yang sedari tadi berdiri di belakang Apo. Omega itu mengalihkan pandangannya ke belakang dimana Fian berdiri.

"Fian, ini semua harus aku lakukan?"

"Betul Luna, tidak satupun boleh Luna lewati terkecuali terjadi hal darurat."

Apo menghembuskan nafasnya lelah, untuk latihan fisik tidak sulit untuknya kalau keadaannya sehat, akan tetapi saat ini dirinya memiliki luka di bagian perut dan bahunya yang belum sembuh betul, sepertinya akan membatasi gerakannya.

Tapi melihat kegiatan lain yang sangat tidak cocok untuk dirinya, Apo lebih memilih untuk latihan fisik saja.

"Luna?" Panggil Fian.

"Untuk perkuliahanku bagaimana dan jurusan yang aku tempuh?"

"Untuk saat ini anda menempuh jurusan di bidang Science dan ilmu fisika."

Apo menangis dalam hatinya, dirinya dulu sangat bodoh dengan ilmu hitung-hitungan seperti fisika, ekonomi maupun matematika.

"Apa aku tidak bisa pindah ke jurusan teater dan perfileman?" Tanya Apo, itupun kalau di dunia yang di tempatinya sekarang ada jurusan yang dirinya sebutkan.

"Bukankah Luna yang memaksa mengikuti jurusan yang ditempuh Great Prince?" Fian balik bertanya.

Apo mengusap dahinya frustasi. Sial!
Luna yang asli sepertinya dibutakan oleh cintanya pada pangeran egois itu. Apa Luna asli tidak tahu bahwa sulit sekali untuk belajar di jurusan itu.

"Jelaskan saja apa yang harus aku lakukan di kampus?"

"Untuk perkuliahan Luna menempuhnya di Alestherie University yang masih berada di lingkungan istana dan jadwalnya setiap hari senin hingga kamis yang akan di mulai pukul delapan pagi hingga pukul dua belas siang bersama dengan anak-anak bangsawan lainnya. " Apo mengangguk.

"Jadi aku hanya perlu duduk di ruangan kelas lalu untuk latihan bela diri dan keterampilan senjata bagaimana?" Fian membuka sebuah map coklat yang dibawanya sedari tadi dan menyerahkannya pada sang Luna.

"Luna bisa cek di kertas ini untuk detail jamnya."

Apo menerima kertas tambahan itu, setiap hari senin sampai kamis dirinya menempuh pendidikan di universitas lalu sekitar pukul tiga sore hingga pukul enam sore dirinya akan melanjutkan jadwalnya untuk latihan fisik.

ARTIFICIAL OMEGA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang