Epilogue pt. II
Hari peneguhan Mile menjadi seorang Great King Alpha yang baru merupakan hal yang dinantikan oleh banyak rakyat Florent. Pria alpha dominan yang bersih dari berbagai skandal tentunya memiliki karismanya sendiri. Di tambah dengan Lunanya yang tanpa ragu terjun ke medan perang melakukan pengorbanan besar ketika penyerangan terjadi yang telah diketahui dengan baik oleh rakyat negara itu. Secara otomatis sepasang mate itu telah mencuri hati dan cinta dari rakyat mereka. Hal itu pula yang menyebabkan banyak rakyat Florent yang rela antri dan berpanas-panasan pada titik dimana sang Great Prince dan Lunanya akan melangsungkan pernikahan sekaligus upacara kenaikan tahta.
Malam sebelumnya, Mile mendadak merasa kehilangan rasa percaya diri ketika khun Jeje memintanya untuk berbicara empat mata. Tidak ada yang salah dengan permintaan ayah dari sang mate, yang membuatnya merasa asing adalah saat Mile harus menurunkan egonya yang merupakan seorang Great Prince menjadi alpha biasa yang tengah berusaha meminang seorang omega di hadapan orangtuanya.
Akhirnya, Mile merasakan bagaimana menjadi pria dari kalangan umum dimana harus memperjuangkan hasrat suci berupa pernikahan. Namun tentunya khun Jeje lebih dari mengerti bahwa meskipun ada atau tidak restunya, putranya akan tetap menikah dengan Mile karena takdir sudah memasangkan mereka menjadi mate. Khun Jeje hanya ingin meminta keseriusan Mile pada anaknya, bahwa tidak boleh menyakiti Nattawinnya, tidak boleh membuat Nattawinnya menderita dan yang terpenting adalah menjaga ikatan suci pernikahan menjadi satu-satunya kesetiaan hingga akhir hayat yang langsung disumpah oleh Mile detik itu juga.
Mile melirik ke arah cermin dimana dirinya dapat melihat pantulan tubuhnya. Calon King itu tengah memperhatikan dengan teliti busana pernikahan yang dikenakannya yang mana merupakan pilihan sang Luna. Sean, Tony dan Bin yang juga mendapat kehormatan melihat bagaimana Mile disiapkan oleh team wedding planner dan desainer tentunya melirik kagum dengan pesona yang terpancar dari calon King mereka.
"Apakah aku sudah cukup baik?" Tanya Mile pada setiap orang yang berada di ruangan tersebut, Bai yang sedari tadi rebahan di atas tempat tidur di ruangan tersebur melirik ke arah sepupunya yang memperlihatkan sekali rasa gugupnya.
"Perfect! Aku rasa omegamu akan langsung heat pada menit pertama melihatmu dalam penampilan ini." Canda Bai sembari tertawa lebar. Mile langsung mendatarkan ekspresinya merasa bahwa reaksi Bai bukan hal yang diinginkannya.
"Sean." Panggil Mile mengalihkan pertanyaannya pada satu-satunya orang yang bisa memberikan jawaban yang netral.
"Kali ini aku menyetujui komentar khun Bai, Yang Mulia." Komentar knight itu. Bai langsung bangun dari aktivitas rebahannya. Sedari tadi bangsawan Aesther itu memperhatikan setiap gerak-gerik Mile. Pagi-pagi ketika team wedding planner mendatangi ruangan ini dan membantu menyiapkan penampilan Mile. Tidak henti-hentinya alpha dominan calon King itu menghembuskan napasnya. Pertama kalinya Mile merasa gugup dalam hidupnya. Bahkan ketika penyerangan besar terjadi, Mile masih bisa tenang namun saat hari dimana dirinya akan menikah, ia benar-benar terlihat kesulitan menguasai dirinya.
Bai langsung menepuk-nepuk bahu sepupunya seperti memberikan keyakinan bahwa hari ini Mile berpenampilan sang luar biasa yang akan membuat matenya terpesona. Akhirnya, Mile bisa lebih tenang.
"Pukul berapa acaraku dimulai?" Tanya Mile pada salah satu knightnya.
"Tiga puluh menit lagi semua harus siap, Great Prince." Ucap Tony.
Sekali lagi Mile melirik bayangan dirinya memastikan tidak ada hal yang menganggu penampilannya. Sudah sempurna, seperti kata Bai. Untuk saat ini Mile sudah siap menunggu pengantinnya di altar.
••••
KAMU SEDANG MEMBACA
ARTIFICIAL OMEGA [COMPLETED]
Fanfiction[MILEAPO FANFICTION] Apo Nattawin Wattanagitiphat, aktor muda yang ingin berkarir lama di dunia selebritis, namun akibat tekanan agensi dan deskriminasi dari rekan sesamanya membuatnya depresi dan memutuskan bunuh diri dengan cara terjun dari balkon...