Chapter 17Apo memfokuskan pandangannya ke arah sebuah papan datar yang digambar sedemikian rupa dengan bentuk lingkaran dan di tengah-tengahnya terdapat titik kecil berwarna merah yang disinyalir sebagai inti dari papan tersebut. Omega sekaligus Luna Florent itu tampak menarik busur dengan kekuatan yang penuh lalu menghunuskan anakan benda berbentuk panjang dan berujung runcing itu.
"Excellent shot, Luna!" Teriak Pod dari kejauhan.
Apo memandang bangga papan bergambar lingkaran yang jauh di depannya itu, setelah latihan ketiganya, sang omega akhirnya berhasil menembus target panahnya.
"Hebat sekali, Luna."
Pod menghampiri omega dari calon King mereka sembari melemparkan senyum simpulnya."Terimakasih, kru Pod!" Jawab Apo tulus pada gurunya di kelas memanah kali ini.
Meskipun pada awalnya, Apo membenci dan berniat kabur dari latihan fisik dan senjata yang dirinya rasa sangat kuno itu, namun nyatanya sang Luna kini sangat menikmatinya. Ternyata, sebuah kepuasan besar saat anak panah yang kau tarik sendiri dari busurnya mampu mengenai target.
Lagipula, otaknya luar biasa panas setelah mempelajari hukum molekul di kelas fisikanya tadi pagi. Apo butuh sedikit olahraga untuk merilekskannya kembali. Ternyata fisika di dunianya yang sekarang tidak jauh berbeda dengan fisika di dunianya yang dulu. Sama-sama membuat otaknya mengeluarkan asap dan ia mengakui dirinya bodoh dalam ilmu menghitung. Dirinya masih merutuki rasa kasmaran Nattawin dulu yang membuatnya kini kesusahan.
"Bisa kita lakukan satu sesi lagi, kru Pod?" Tanya sang Luna. Pod hanya tersenyum menanggapi permintaan Apo.
"Kita sudah melakukannya hampir tiga jam, Luna. Apakah anda tidak lelah?" Jawab Pod.
"Tidak apa-apa. Aku masih ingin belajar." Sahut Apo ngeyel seperti biasa dirinya.
"Luna perlu recovery untuk latihan tembak besok. Kami semua hanya khawatir persendian tangan Luna akan mengalami masalah apabila dipaksakan."
Apo menghembuskan napasnya, betul juga kata gurunya ini. Beberapa waktu lalu, saat pertama kali melakukan latihan panah, keesokan harinya tubuhnya susah digerakkan terutama di bagian persendian bahu dan tangannya. Latihan panah, meskipun terlihat mudah, namun peralatannya cukup berat dan juga dibutuhkan kepatenan otot agar arah anak panah tersebut tidak jauh melenceng dari target yang telah ditentukan.
"Aku akan sangat bosan menunggu Mile untuk menjemputku."
Ucap Apo.Pod hanya tertawa kecil. Great Prince mereka memang dikenal dengan kesibukannya, hampir menyamai King. Sebetulnya alpha itu bisa saja meminta salah satu knightnya untuk menjemput sang mate hari ini, namun karena malam ini ada pertemuan dengan tetua istana dalam rangka perundingan acara dan ritual sebelum pengukuhan mereka, tentu saja hal tersebut mau tidak mau membuat Mile harus menjemput matenya sendiri. Mereka harus datang bersamaan.
Apo menanggalkan peralatan latihannya dibantu oleh beberapa guard dan setelahnya omega itu duduk disebuah sofa yang disediakan di arena latihan itu.
Pod menyusul langkah sang Luna dan mendudukkan dirinya di depan omega itu.
"Kru Pod, ceritakan aku sesuatu."
Ucap Apo sambil mengipasi wajahnya yang bekeringat."Sesuatu apa yang ingin Luna ketahui?"
Tanya Pod pelan."Apa saja bebas. Masih ada satu jam lagi sebelum Great Prince menjemputku untuk ke paviliun menyiapkan diri."
Pod meraih cangkir minumannya, diam-diam laki-laki yang berusia hampir kepala empat itu tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARTIFICIAL OMEGA [COMPLETED]
Fanfiction[MILEAPO FANFICTION] Apo Nattawin Wattanagitiphat, aktor muda yang ingin berkarir lama di dunia selebritis, namun akibat tekanan agensi dan deskriminasi dari rekan sesamanya membuatnya depresi dan memutuskan bunuh diri dengan cara terjun dari balkon...