Epilogue pt. I
Apo meninggalkan King Peter tanpa banyak suara setelah anak panah yang dihempaskannya berhasil dengan telak mengenai bahu sang Raja. Sempat di lihatnya tubuh tinggi pria paruh baya itu yang meringis kesakitan dan terjatuh di bawah kakinya.
Fokusnya kali ini adalah mencari keberadaan Mile di pusat penyerangan yang terjadi di dekat gerbang istana. Namun Apo tidak betul-betul setega itu membiarkan mate dari Great Luna itu dalam keadaan demikian. Apo memanggil bantuan medis untuk mengevakuasi King Peter dan merawatnya sebagaimana mestinya.
Apo mencari-cari tubuh matenya, namun setelah beberapa lama matanya mengedar dan kakinya melangkah acak. Tidak juga ditemukan Mile di antara mayat para guards dan knight dari pasukan mereka maupun pasukan musuh. Hatinya semakin resah. Jarak pandangnya begitu sulit karena hujan debu dan hujan kabut yang tebal di sekitar area tersebut. Napasnya memburu dan jantungnya terpacu tinggi, kekhawatiran memenuhi setiap sel otak yang menyebabkan hatinya berdenyut nyeri.
"Aku mohon, tetaplah selamat."
Ucap Apo berkali-kali dalam hatinya seperti merapalkan sebuah mantra, berharap sang mate akan tetap utuh dan tidak kekurangan apapun. Dirinya tentu telah mengirimkan perlindungan Phoenix untuk Mile namun tidak bisa sepenuhnya karena Apo juga memerlukan itu untuk melawan Podd. Rasa bersalah merasuk ke dadanya. Apakah dirinya egois karena tidak memberikan perlindungan sepenuhnya pada Mile?
Langkahnya semakin cepat, tidak diperdulikannya puing-puing besi dan beton melukai telapak kakinya. Setelah itu terlihat bayangan Prim diantara kabut debu dan asap yang begitu kesulitan memapah tubuh Mile yang membuat Apo bernapas lega. Dirinya semakin tergesa-gesa dan tanpa banyak bicara, dipeluknya tubuh sang dominan yang masih dalam posisi di tuntun Prim. Prim yang langsung mengerti membiarkan sepasang mate tersebut menikmati waktu pertemuan pertama mereka setelah segala kesakitan yang terjadi.
Tubuh Mile yang masih lemas tersebut tertunduk di tanah yang diikuti sang Luna.
Apo membiarkan pahanya menjadi bantalan kepala Mile, air matanya terjatuh melihat begitu mengenaskannya keadaan sang mate dengan tubuh yang penuh luka yang menganga lebar dan darah yang mengotori setiap jengkal pakaian putih yang dikenakannya.Bahkan Mile tidak sempat mengganti pakaian yang dirinya kenakan. Masih sama seperti busana yang dipakainya saat mengantarkan sang omega ke tempat ritualnya. Apo semakin terluka. Bisa dipastikan penyerangan itu betul-betul terjadi saat dirinya berada di tengah ritualnya.
Mile tersenyum di ambang kesadarannya.
"Kau baik-baik saja, sayang?"
Tanya sang alpha dengan usaha yang cukup keras karena terdengar seperti rintihan dari pada pertanyaan membuat Apo mengangguk pelan namun air matanya terlihat semakin deras. Omega itu menangis tanpa suara.
"Aku yang seharusnya bertanya!"
Pekik Apo marah dengan aliran air yang mengalir di pipinya namun Mile hanya tersenyum kecil. Bibir Mile terlihat lebih merona karena noda darah yang juga tidak luput dari belahan tipis itu.
"Zeed dan Nunew..."
Apo menggeleng menghentikan hal yang ingin diucapkan laki-laki itu. Apo sudah tau konsekuensinya. Apabila Mile selamat, maka kedua orang itu pasti tidak lagi ada di dunia.
Apo tidak tau bagaimana dirinya harus bersikap. Apabila dirinya bersyukur Mile selamat, maka artinya dirinya berbahagia di atas penderitaan Zeed dan juga Nunew. Lebih baik Apo tidak memberikan tanggapannya dan memfokuskan dirinya untuk memberikan pertolongan pada sang alpha.
"Kita harus segera mengobatimu."
Ucap Apo tegas dan tubuhnya yang juga terasa lelah itu dipaksanya untuk bangun dan memapah tubuh Mile yang jauh lebih besar darinya.
Mile hanya mengangguk. Tubuhnya kesakitan dan kehabisan tenaga bahkan begitu sulit untuk dirinya sekedar membuka mulut menjawab ucapan matenya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARTIFICIAL OMEGA [COMPLETED]
Fanfiction[MILEAPO FANFICTION] Apo Nattawin Wattanagitiphat, aktor muda yang ingin berkarir lama di dunia selebritis, namun akibat tekanan agensi dan deskriminasi dari rekan sesamanya membuatnya depresi dan memutuskan bunuh diri dengan cara terjun dari balkon...