Hii?
Happy reading!Pagi cerah di SMA ANTARIKSA, tampak Matahari masih sedikit bersembunyi di balik awan. Siswa-siswi datang dengan wajah yang berseri menyambut pagi hari. Beberapa ada yang masih di kantin, ada yang di kelas mengerjakan tugas dan ada juga yang baru datang.
Salah satunya gadis cantik berhijab, dengan riangnya menenteng tas ransel nya di punggung. Sepanjang koridor ia berjalan banyak sapaan dari adek kelas maupun kakak kelas bahkan juga dari teman seangkatannya.
Tak heran, karena ia adalah satu siswi yang ceria dengan prestasi nya juga yang lumayan.
"Pagi"
"Hai cantik"
"Selamat pagi kak"
"Kiww, pagii cantik"Begitulah sapaan dari beberapa siswa-siswi saat ia melewati koridor. Gadis yang di sapa ikut menjawab sapaan mereka pun tak kalah ramah.
"Pagii guys" dengan senyum ceria nya.
Sedang menikmati perjalanan dengan sapa menyapa, langkah nya terhenti saat melihat salah satu siswa yang berjalan di depannya. Jantung nya mendadak berdetak tak karuan.
"Eh, itu kan?" Senyum gadis tersebut mendadak menjadi semakin mengembang saat melihat lelaki itu dan menghampiri lelaki tersebut.
"ASSALAMUALAIKUM GAVIN, SELAMAT PAGI" sapa gadis berhijab itu
"Waalaikumsalam" jawab ketus lelaki yang memasang wajah datar sambil melirik sekilas pada gadis cantik itu.
"Jawab yang benar dong, masa ketus gitu" ujar gadis itu dengan senyum yang masih tak luntur. Bukannya di jawab, lelaki tersebut malah berdecak sinis.
"Kok diem aja sih? Aku ini kan lagi ngomong Vin" ujar nya lagi dengan cemberut.
"Berisik." ujar lelaki tersebut dengan ketus lagi.
"Gak boleh tau ketus ketus gituu" ujar gadis tadi dengan semangat.
Dia adalah Queensha Nursabrina Aisyah
Gadis berhijab cantik dan periang yang suka banget sama cokelat, ah selain itu ia juga suka Gavin. Queensha menyukai lelaki tersebut dari ia menduduki kelas dua SMP hingga kini duduk di bangku kelas dua SMA.Sudah menuju empat tahun ia menyukai lelaki itu, namun tak ada balasan. Balasan yang ia terima adalah ucapan ketus dan nyelekit. Tapi itu bukan jadi alasan Queensha untuk menyerah!.
Dan lelaki yang di sukai Queensha adalah Narendra Gavin Ardiansyah. Ia selalu risih dengan Queensha, rasanya seperti tak tenang jika ada gadis itu. Gavin yang selalu merasa risih dengan sikap Queen pun jadi bersikap ketus jika dengan gadis tersebut. Ya, tetapi sikap Gavin yang menolak keras Queensha tetap tak membuat gadis tersebut putus asa.
"Suka suka gue, gak ada urusannya juga sama lo" jawab Gavin dengan datar sambil berjalan ke arah kelasnya.
"Ada dong Gavin, kamu tuh lagi ngomong sama aku masa kamu ketus banget" ucap Queen dengan kesal sambil membuntuti Gavin sampai kelas.
Oh ya bicara mengenai kelas, dua insan tersebut memang sekelas. Atau mungkin takdir sudah merencanakan ini ya?. Saat awal mengetahui mereka satu kelas respon mereka berdua sangat bertolak belakang. Queensha yang senang dan tak percaya, sedangkan Gavin yang kesal merasa tak terima.
"Gak ada yang suruh lo ngomong sama gue" ketus Gavin sambil masuk ke kelas.
"Kamu mah gitu"
saat hendak duduk di bangkunya, Queen kembali memanggil Gavin dengan teriak sampai mengundang tatapan tanda tanya dari teman teman sekelasnya yang mengarah pada Queen
"GAVIIINNN"
"Ck apasih!" Jawab Gavin kesal.
"Aku duduk sama kamu ya, please" ucap Queensha menunjukkan puppy eyes nya.
"Gak"
"Ck, Gavin sekali aja deh Reysa ga dateng soalnya"
"Bukan urusan gue" acuh Gavin
"Sehari aja deh, janji" Ucap Queen dengan nada sedih
Runtuh sudah, Gavin merasa kasihan, kasihan atau peduli ya?. "Ck, yaudah sehari aja" ketusnya
"Yeyy makasih Gavin sayang" dengan nada manjanya.
"Najis" ketus Gavin
"Bodo wlee" ledek Queen sambil meletakkan tas nya di sebelah bangku Gavin.
Setelah duduk di samping bangku Gavin, Queensha menoleh pada Gavin "Gavin kamu tau ga?" Ucap Queen sambil terus menatap Gavin.
Tak ada respon, Gavin diam enggan menjawab.
"Ish Gavin" kesal Queensha.
"Apasih lo berisik, gak usah sok asik" ketus Gavin sembari menatap Queensha sinis.
Ucapan sinis Gavin tak membuat Queensha menyerah. "Tanyain dong, misalanya tau apa gitu kek" ujar Queensha.
"Ribet, gue gak peduli"
"Aish, cuma gitu doang masa gamau"
"Lo bisa diem gak sih?!" Sentak Gavin.
"Enggak, sebelum kamu tanya aku balik" ujar Queensha dengan menatap Gavin dengan memicing.
Gavin menghela nafas nya kesal. "Ck tau apaan" ujar nya pasrah. Ia hanya tak ingin semakin berisik, ingat!.
Senyum Queensha mendadak mengembang "Sebenarnya-"
"Selamat Pagi anak-anak, hari ini kita akan melanjutkan materi yang sebelumnya ya"
Ucapan Queen terpotong karena ada guru yang masuk untuk mengajar
"Cepat banget datengnya" gerutu Queen yang tentunya masih bisa didengar oleh Gavin,
Gavin hanya melirik sekilas dan menggelengkan kepalanya"Ni cewek gak pernah berhenti buat gue kesel" batin Gavin
Hoaamm
Gavin menguap dan setelah itu ia tidur saat Bu Wati sedang menerangkan materi, jangan salah walaupun ia tidur ia tetap mengerti materi nya
Gavin ini kecerdasan nya seperti sudah di atas rata rata haha.Berbeda dengan Queensha yang menatap Gavin dengan tak berkedip. Ah MaasyaAllah sekali ciptaan mu yang satu ini ya Allah. Pikir Queensha.
Sama seperti Gavin, Queensha juga sama pintar nya. Ya walaupun tak sepintar Gavin, namun tidak bisa di ragukan juga. Mereka berdua abai dengan guru di depan. Gavin yang tenggelam dengan dunia alam bawah sadarnya, sedangkan Queensha menatap Gavin seolah menatap dunianya.
Tak sadar guru di depan menatap dua insan yang tak memperhatikan nya. "Heh kamu" panggil Bu Wati.
"Eh? Saya Bu?" Jawab Queensha setelah tersadar, dengan menunjukkan dirinya sendiri.
"Iya, itu sebelah kamu tidur?"
"Eum e-enggak Bu" bohong Queensha, ia hanya tak ingin Gavin dihukum.
Guru tersebut memicing curiga. "Jangan bohong kamu"
"Gavin sedikit gak enak badan Bu"
"Oh yaudah, kamu perhatikan ke depan!" Titah Bu Wati pada Queensha.
"Baik Bu"
Bu wati menjelaskan dengan secara rinci, hingga vel istirahat memberhentikan jam pelajaran nya.
Triiinggg
Bunyi bel istirahat yang menggema di sekolah, tanda murid dan guru mengakhiri pembelajaran nya sejenak untuk beristirahat
Lanjut di part selanjutnya ya gaess
KAMU SEDANG MEMBACA
FATAMORGANA? [SUDAH TERBIT]
Teen FictionSudah terbit di Penerbit Teori Kata Publishing! ★✿ ★✿ ★✿ ★✿ ★✿ ★✿ ★✿ ★✿ ★✿ Apa rasanya terlalu fatamorgana untuk kita bersama? Lalu mengapa takdir menciptakan rasa jika yang ada sebuah fatamorgana? Kita bisa bersama kan? Begitu banyak tany...