Happy reading!
Di malam yang gelap dengan jalanan yang sepi, seorang gadis hijab berjalan dengan menggunakan Hoodie nya. Ia baru dari minimarket dan hendak berjalan pulang kerumahnya, jarak dari rumahnya ke minimarket lumayan jauh sehingga ia mengambil jalan lintas yang dekat tetapi memang jalanan itu sepi dan gelap.
Berjalan sambil menenteng kresek belanjaan dengan cahaya yang di terangi oleh beberapa lampu saja. Sebenarnya ia merasa takut tapi apa boleh buat, jika ia tidak mengambil jalan lintas maka jarak yang ia tempuh lebih jauh lagi.
Cuaca malam ini juga mendung, semakin membuat gadis itu merinding tetapi ia tepis perasaan takut nya itu. Menghela nafas panjang dan memberanikan diri ia berjalan sambil melirik ke arah kanan dan kiri,
Ctak
Terdengar suara ranting pohon yang di pijak, kini fikiran buruk mulai menyerang gadis itu. Mencoba mengabaikan suara itu ia berjalan dengan langkah yang di cepatkan sambil bersholawat, namun tiba-tiba datang tiga orang preman mencegat Queen.
Ya, gadis penakut yang mencoba memberanikan diri itu adalah Queen.
Para preman itu datang mencegat Queen sambil bersiul menggoda, membuat Queen semakin takut. Kini tangannya gemetaran ketakutan, tapi ia pura pura berani melawan para preman itu.
"Mau apa kalian?!" Ketus Queen sambil melihat tajam ke arah para preman.
"Aduh galak bener neng" ucap preman yang di tengah, dengan badan yang lebih besar dari yang lainnya, mungkin itu ketua nya fikir Queen
"Jangan galak dong cantik" ucap preman yang di sebelah kanan sambil mengedipkan mata ke arah Queen.
"Mau apa kalian?" Tanya Queen lagi dengan penuh penekanan, walaupun sebenarnya ia merasa takut.
"Mau main doang, boleh dong" ucap preman yang di sebelah kiri sambil menyeringai.
Bulu kuduk Queen meremang, ia merasa sangat takut sekarang. "Ya Allah tolong lindungi aku" batin Queen.
Salah satu tangan preman itu ingin menyentuh pipi Queen, tapi ter urungkan karena mendengar suara deruman motor yang berhenti tepat di depan mereka, lalu seseorang yang mengendarai motor tersebut turun sambil melepas helm nya.
"Berani sama cewe Lo pada!" Tukas seseorang itu sambil berjalan mendatangi para preman itu.
"Wah wah ada pahlawan kesiangan nih" ucap ketua preman itu sambil tertawa.
"Bocah ingusan aja belagu Lo!"
"Minimal adu skill dulu lah" ucap seseorang itu sambil mengeluarkan smirk nya
"Sikat aja deh bos" ucap salah satu preman itu mengompori bos nya.
"Siapa takut" tantang seseorang itu sambil menarik tangan Queen untuk berdiri di belakang nya, Queen hanya menurut saja.
"Eh, tapi nanti-" belum selesai Queen berbicara, orang tersebut langsung memberi Bogeman mentah kepada preman itu
Bugh bugh bugh
Tiga pukulan ia beri kepada tiga preman itu, tanpa di sadari nya salah satu preman itu mengambil balok dan ingin memukul seseorang itu dari belakang, tapi sebelum itu terjadi Seseorang itu lebih dulu menghadap ke belakang lalu menarik balok kayu yang di pegang preman itu, membuat preman itu tersungkur ke tanah.
Melihat itu, teman dari preman itu tak terima lalu ingin memberi seseorang itu pukulan tapi lebih dulu di tangkis dan
Krak
"Argh a-ampun"
bunyi patah tulang, membuat mereka yang berada disitu meringis mendengar suara itu. Kedua preman itu tercengang melihat temannya telah patah tulang di bagian tangannya, tanpa sepatah kata mereka berlari sambil memapah temannya, Seseorang itu menyeringai lalu pergi menghampiri Queen.
"Lo gapapa?" Tanya seseorang itu
"Gak papa, makasih ya" ucap Queen
"Iya sama sama, rumah Lo masih jauh?"
"Lumayan jauh sih"
"Yaudah sama gue aja"
"Eh, gausah makasih" tolak Queen secara halus
"Lo mau kejadian tadi keulang?" Tanya seseorang itu sambil menaikkan sebelah alisnya
Pertanyaan itu membuat Queen terkesiap, spontan ia menggeleng kan kepalanya.
"Yaudah cepetan" ucap seseorang itu sambil menaiki motor nya dan memakai helm
Mendengar titah seseorang itu, Queen langsung bergegas menaiki motor seseorang itu. Tapi Queen sedikit sulit menaiki motor nya karena memang motor itu sama dengan motor nya Gavin.
Seseorang itu yang peka langsung mengulurkan tangannya,
"pegang tangan gue naiknya" ucap seseorang itu yang langsung di turutin oleh Queen.
Melihat Queen telah berada di motornya, seseorang itu langsung menancapkan motor nya pergi dari jalan sepi itu.
Kini mereka berada di jalan raya yang ramai, seseorang itu melirik ke spion melihat Queen lalu bertanya "rumah Lo dimana?".
"Di perempatan itu ke arah kiri" jawab Queen yang langsung di angguk seseorang itu, lalu terasa hening sejenak.
"Lo abis dari mana emang malam-malam keluar jalan kaki" ucap seseorang itu memecah keheningan
"Dari minimarket" ucap Queen seadanya
"Kenapa jalan kaki?"
"Motor nya lagi di pakai sama ibu aku"
"Terus kenapa lo milih jalan yang gelap? Di situ daerah rawan"
"Kalau gak milih jalan itu, jarak yang aku tempuh pasti lebih jauh"
"Iya juga sih, untung ada gue" ucap seseorang itu sambil menyombongkan diri bergurau.
"Iya juga" balas Queen sambil terkekeh kecil, membuat seseorang itu melirik ke spion lagi.
"Cantik" batin seseorang itu.
"Oh iya kamu kok bisa di daerah itu sih?" Tanya Queen penasaran
"Gue cuma lewat jalan itu doang, terus ngeliat ada beberapa preman sama cewe berhijab sendiri yaitu Lo, jadi ya gue fikir Lo butuh pertolongan dan emang iya Lo butuh pertolongan" jelas seseorang itu panjang lebar.
"Oh gitu" ucap Queen sambil menganggukkan kepalanya.
"Ini kemana lagi jalan rumah Lo?" Tanya seseorang itu
"Eh itu belok ke arah kanan sekarang"
"Rumah Lo pelosok juga ya, gelap lagi" ucap seseorang itu.
Deg
Kata kata itu membuat Queen Dejavu, ia teringat ucapan Gavin kemarin itu
"pelosok banget rumah Lo" kata kata Gavin yang membuat Queen Dejavu.
(Ucapan Gavin itu ada di chapter 7)Setelah tersadar dari perasaan Dejavu nya ia hanya terkekeh canggung menanggapi ucapan seseorang itu.
"Ya gitu deh" ucap Queen
Setelah itu tak ada percakapan lagi, seseorang itu fokus mengendarai motor nya.
To be continued
Satu kata dong untuk chapter ini hehe
Jangan lupa vote nyaa ygy!!
KAMU SEDANG MEMBACA
FATAMORGANA? [SUDAH TERBIT]
Fiksi RemajaSudah terbit di Penerbit Teori Kata Publishing! ★✿ ★✿ ★✿ ★✿ ★✿ ★✿ ★✿ ★✿ ★✿ Apa rasanya terlalu fatamorgana untuk kita bersama? Lalu mengapa takdir menciptakan rasa jika yang ada sebuah fatamorgana? Kita bisa bersama kan? Begitu banyak tany...