29

124 20 0
                                    


Nyatanya kamu adalah orang terdekat
Namun terasa jauh untuk ku genggam
-Queensha Nursabrina Aisyah

Happy reading!

Ali menghela nafas panjang "gue siap" jawab Ali mantap.

"Gue dulu sahabatan sama Gavin waktu SMP. Gue, Gavin, Keenan, Raga, Ardan, dan Devano. Kami dulu berenam sahabatan, selalu bersama saling rangkul merangkul satu sama lain. Ada satu cewe yang kadang sama kami, gue suka sama dia tapi dia sukanya sama Gavin. Gue ngerasa apa yang gue punya selalu di rebut sama Gavin, nyokap gue juga kayaknya lebih perhatian sama Gavin. Ck, gue suka sama cewe itu tapi Gavin juga suka. Bertepatan waktu gue nembak dia, Gavin datang nembak cewe itu juga. Dan Lo tau? Cewe itu lebih menerima Gavin, padahal gue yang selalu ada buat cewe itu. Gue benci Gavin, dia perebut kebahagiaan gue" ujar Ali dengan sorot kedendaman. Queensha hanya menjadi pendengar yang baik untuk Ali, menepuk pundak Ali singkat.

Ia tak tau harus menanggapi dengan apa, takut salah. Pasalnya yang Ali benci adalah orang yang Queensha sukai.

"Jangan terlalu larut dalam kebencian ya Li, maaf bukan apa-apa cuma ngingetin aja" ujar Queensha

"Iya kwin, makasih" ujar Ali dengan menyebut nama panggilannya untuk Queensha.

"Kwin?" Tanya Queensha bingung lalu beberapa detik kemudian ia terkekeh pelan, paham dengan maksud Ali.

"Ngerti kan?" Tanya Ali, Queensha mengangguk sebagai jawaban.

"Wait, kamu satu SMP sama Gavin? Berarti kita satu sekolah juga dong?" Tanya Queensha setelah tersadar dari cerita Ali tadi.

"Hah? Lo satu sekolah sama Gavin juga?"

"Iya, tapi dulu aku kenalnya cuma sama Gavin,Keenan, Raga, Ardan, dan Devano, oh ya sama salsa"

"S-salsa?" Tanya Ali terkejut

"Iya, kamu kenapa Li?" Heran Queensha melihat reaksi Ali.

"Gak papa, g-gue balik Luan gapapa kan kwin?"

"H-ha? Oh ya gak papa lah, sekali lagi makasih ya" 

"Iya sama sama"

"Hati hati Li" ujar Queensha sambil melambaikan tangan kepada Ali yang sudah bersiap melajukan motornya.

"Byee kwin, makasih buat malam ini" ujar Ali lalu menancap gas pergi meninggalkan pekarangan rumah Queensha.

Queensha di buat bingung dengan tingkah Ali, menepis segala pemikiran ia berjalan menuju pintu rumah hendak masuk, tapi sebelum Queensha memasuki rumahnya, ia mengadah melihat langit di iringi bulan dan bintang yang indah. Queensha tersenyum tipis mengingat seseorang yang ia jumpai di pasar malam tadi, lalu tak lama dari itu ia pergi melangkahkan kaki masuk ke dalam rumah. Meninggalkan bulan, bintang dan langit malam yang sedang di pandangi seseorang juga. Memikirkan hal yang sama dengan Queensha tadi.

"Bulan, dia masih suka sama gue kan?"  Ujar seseorang di sana bermonolog sendiri seraya memandang hamparan langit malam dengan sendu.

Di lain tempat, Queensha di kamarnya berjalan menuju meja belajar yang letaknya berhadapan dengan jendela kamar Queensha. Ia sedikit menyingkirkan kain gorden untuk melihat langit malam dari balik kaca jendela. Ia membuka buku diary yang selama tiga tahun ini Queensha tulis dengan rangkaian kata yang selalu tertuju untuk dia. Buku diary itu sudah penuh, tapi Queensha tetap mengisi ulang diary tersebut dengan kertas-kertas baru.

Queensha menatap bintang dan bulan dengan sorot mata takjub, dari banyak nya perhiasan Langit malam ada satu objek yang mencuri perhatiannya. Merogoh kantung untuk mengambil handphone lalu mencoba memotret hal yang menjadi pusat perhatiannya. Queensha menghela nafas pasrah lalu berdecak saat hasil gambarnya tak sesuai, ia tak bisa Melihat dengan jelas objek itu, maklum saja handphone nya belum terlalu canggih yang bisa menzoom suatu objek dengan jelas.

Mencoba mengalihkan rasa kesal, Queensha membuka lembaran kosong, lalu menatap bulan dan bintang di langit malam yang indah. Menatap penuh damba, tak melepas tatapan dari objek indah itu. Hingga ia mulai merangkai kata demi kata untuk di tulis dalam diary tersebut.

Jum'at
14 April 2023

Haii
Liatt deh malam hari ini
Bulannya terang banget
Bintang-bintang bertaburan di langit semu
Menemani kesendirian bulan
Hanya satu bintang yang paling bersinar
Aku mencoba memotret nya dari jarak yang jauh
Tetapi hasil gambarnya buram
Hingga aku hanya bisa melihatnya dari kejauhan
Mengagumi dari jarak yang jauh
Aku tak bisa mengabadikan bintang itu
Tapi aku akan mengabadikannya lewat kilasan memori ingatan dan lewat aksara ini
Jika ku ingat kembali
Bintang itu sama seperti kamu
Kamu yang paling menarik diantara banyak nya orang
Aku tak bisa mengabadikan mu bersamaku
Hingga yang kulakukan sama seperti saat melihat bintang
Mengagumi dari jauh dan mengabadikanmu
Nyatanya kamu adalah orang terdekat
Namun terasa jauh untuk ku genggam.

-Queensha Nursabrina Aisyah

Setelah merangkai kata, Queensha menutup buku diary nya dan meletakkan pena nya pada tempat semula. Ia kembali memandang bulan dan salah satu bintang yang sungguh menarik perhatiannya.
Bintang itu benar-benar sama seperti Gavin. Bicara tentang Gavin, ah Queensha berfikir kapan ya ia terbebas dari jeratan masa lalu yang tak kunjung berakhir. Mungkinkah Queensha lelah menunggu Gavin selama tiga tahun ini hingga ia terlintas berfikir ingin mengakhiri perasaannya?

Perlu di ingat bahwa setulus apapun seseorang, rasa jenuh dan lelah akan datang. Orang tulus juga mempunyai rasa lelah, maka jika orang tulus sudah lelah dan menyerah maka tak ada kesempatan untuk mengembalikan rasa lama yang telah mati.
Jadi, jangan sia-siakan orang tulus ya? Orang tulus cuma sekali datangnya. Kalau udah pergi jangan nyesel ya? Huh Kalimat ini memang harus di tegaskan pada Gavin!! Kapan ia akan menerima hati Queensha? Apakah ia menunggu hingga Queensha sudah mati rasa?!

Ketika ia sudah lelah melihat bintang, ia berbaring di kasur nya. Mencoba memejamkan matanya mencoba mengahalau bayangannya Gavin. Astaghfirullah, sulit sekali rasanya. Queensha merasa gelisah, lalu mencoba mengingat apa yang membuatnya gelisah seperti ini? Apa karena Gavin? Ah tidak! Queensha menggelengkan kepalanya pertanda tidak setuju dengan pemikirannya, lalu mencoba mengingat nya lagi hingga ia mengingat sesuatu.

Queensha menepuk keningnya "astaghfirullah!!!, Aku belum shalat isya. Ya Allah maafin Queensha" ujar Queensha panik lalu pergi ke kamar mandi mengambil air wudhu untuk melaksanakan shalat isya yang hampir ia lupakan.

To be continued
Jangan lupa vote ygy
Jangan lupa comment jugaa
See u♡!

FATAMORGANA? [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang