Happy reading !♡
Ternyata kata lebih baik
yang kamu maksud, berbeda ya
dengan yang di pikiran ku.
- Queensha Nursabrina AisyahKetika motor Gavin membelah perjalanan di Jakarta, suasana hening menyelimuti antara dua saudara itu.
"Bang, kita mau kemana?" Tanya Gio membuka pembicaraan.
"Cari Queensha" jawab Gavin singkat.
"Lo yakin?" Ragu Gio.
"Yakin, pasti dia belum jauh." Ujar Gavin yakin.
Gio hanya mengangguk, ia tak mau membuat suasana hati abangnya menjadi lebih buruk. Akhirnya ia memilih bungkam lagi selama perjalanan dengan tujuan mencari Queensha.
*******
Di taman, tampak seorang gadis duduk sendiri. Di taman tersebut memang tak banyak orang yang menghampiri taman, hanya sekedar berlalu lalang saja.
Queensha duduk sembari memandang air pancuran di depannya dengan mata berkaca-kaca. Hati nya terlampau sakit bagai di tikam pisau tajam. Ia harap tadi itu hanyalah mimpi buruk atau ia salah pendengaran.
Tetapi kenyataan tetaplah kenyataan. Tidak bisa untuk di hindari. Berusaha untuk berlari sejauh apapun dari kenyataan, nyatanya takdir dengan bumbu permasalahan akan datang tanpa di cegah.
Perjodohan? Mengapa dalam kisah mengenai perasaannya terlibat jodoh-perjodohan. Setelah hampir empat tahun ia mencoba merobohkan bekunya hati Gavin. Namun, ketika ia nyaris berhasil seakan takdir tak menerima kisah mereka untuk bersama.
"Terus janji untuk lebih baik itu apa Vin? Kamu bohong!" Gumam Queensha dengan menangis tersedu-sedu.
"Sebenarnya kamu yang bercanda atau aku yang terlalu berharap dari kamu Vin? Kenapa takdir menolak kita? Apa kamu bakal terima perjodohan itu Vin?" Monolog Queensha.
Tak lama, ia menghapus air matanya lalu sedikit tersenyum kecil. "Dari awal, seharusnya aku tau kalau kamu gak mungkin-",
"Sha" panggil seorang lelaki, menyebabkan monolog Queensha terpotong. Cepat-cepat Queensha menghapus air matanya lagi yang akan keluar.
"Eh, Bara?"
"Hai, kayaknya gue selalu ketemu lo. Mungkin kita jodoh?" Gurau Bara terselip harapan. Bukannya menjawab, gadis yang di ajak bicara kini mengeluarkan senyum canggungnya.
"Kok lo diem aja sih?" Rajuk Bara, lalu ia melihat Queensha. Seketika ia langsung menyadari bahwa mata Queensha terlihat sembab.
"Lo habis nangis ya? Mata lo sembab tuh" tuding Bara to the point.
Dengan cepat Queensha menggeleng, "Enggak, ini tuh tadi habis kena debu jadi kelilipan" elak Queensha.
Bara tak percaya, ia menelisik mata Queensha mencari kebenaran. "Lo ga pinter bohong Sha"
Queensha menghela nafasnya, "Aku gak papa Bar."
Lelaki dengan kaos hitamnya berdecak, "Classic amat jawabannya, kayak cewek" ujarnya.
"Emang iya" balas Queensha santai.
"What? Serius lo?" Bara berpura-pura kaget dengan dramatis.
"Apasih kamu" ucap Queensha dengan terkekeh kecil.
"Berhasil!" Batin Bara tersenyum kecil.
"Eh lo udah belajar buat besok belum? Besok kan ujian tuh" bara mengganti topik pembicaraan berusaha mengalihkan sedihnya Queensha.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATAMORGANA? [SUDAH TERBIT]
Ficção AdolescenteSudah terbit di Penerbit Teori Kata Publishing! ★✿ ★✿ ★✿ ★✿ ★✿ ★✿ ★✿ ★✿ ★✿ Apa rasanya terlalu fatamorgana untuk kita bersama? Lalu mengapa takdir menciptakan rasa jika yang ada sebuah fatamorgana? Kita bisa bersama kan? Begitu banyak tany...