Happy reading!♡
Selesai pertandingan futsal tadi, mereka semua bubar dengan tujuannya masing-masing. Di langit sudah ada bulan purnama dengan bintang ikut meramaikan.
Seperti janji Kia dengan Ardan tadi, kini mereka date di cafe dekat pusat kota. Tempat nya sangat cocok untuk seusia remaja, maka dari itulah Ardan mengajak Kia ke tempat ini.
Mereka duduk dengan meja bundar di tengah mereka, serta beberapa lampu lampion di atas mereka. Tempat mereka duduk di rooftop cafe. Dari atas ini tampak lebih indah melihat beberapa kendaraan yang berlalu-lalang.
Menu makanan sudah di pesan, sambil menunggu hidangan. Dua insan itu berbicara santai. Ah, salah. Mereka berdua tampak gugup.
"Eee lo cantik hari ini" ujar Ardan membuka pembicaraan. Sedikit kaku memang, entah apa yang membuatnya segugup ini.
"H-ha oh iya, makasih. lo juga" Gagap Kia.
"Gue cantik juga?" Tanya Ardan.
Gadis dengan rambut di gerai serta jepitan rambut menghiasi rambutnya tampak membelalak kaget. "Enggak. Maksud gue, lo ganteng hari ini" ujar Kia meralat ucapannya tadi.
"Hari ini aja?" Tanya Ardan lagi.
"Banyak tanya lo!" Ketus Kia. Tuh kan, mulai lagi deh jutek nya.
Ardan terkekeh kecil, "bercanda doang gue".
Gadis di depannya hanya mengangguk, "oh ya, selamat ya lo menang"
"Iya makasih, gara-gara lo tadi gue jadi semangat" gombal Ardan, tapi sebenernya ucapannya tadi memang benar.
"Bisa aja lo" balas Kia malu-malu.
Lelaki dengan kemeja hitam polos itu berdehem sejenak. "Ehm gue gak tau gimana caranya" ujar nya gugup.
Kia mengernyit bingung, "cara apa?" Tanya nya bingung.
"Cara nembak cewek" balas Ardan, lalu ia menatap Kia dalam. "Jadi mulai sekarang, lo jadi cewek gue" ujar Ardan.
"HAH?!" Pekik Kia kaget. Bahkan Ardan ikut terkejut mendengar pekikan dari nya. "Eh maaf-maaf, gue terkejut." Ucap Kia.
"Lo nembak gue?" Tanya Kia memastikan.
"Bisa di bilang gitu, tapi gue gak butuh pertimbangan dari lo. Karena gue gak terima penolakan." Tegas Ardan.
Raut wajah Kia berubah suram dan kusut. Sedikit perasaan tak enak mengganjal di hati Ardan.
"Lo keberatan?" Tanya Ardan. Dengan cepat Kia menggeleng kepalanya.
"Terus kenapa muka lo kusut kayak baju ga di setrika setahun" gurau Ardan.
"Tai lo!. Nembak cewek sweet dikit kek" decak Kia.
"Gak mau, nanti lo bisa pingsan kalo liat gue sweet" ujar Ardan percaya diri.
"Bacot amat lo" ketus Kia. Ah itu hanya reaksi di wajahnya saja, tetapi hatinya sudah berdetak tak karuan.
"Galak amat mbak pacar" kekeh Ardan.
"Apasih lo!" Balas Kia galak tetapi rona merah di pipinya membuat Ardan semakin terbahak-bahak.
Hingga Pelayan datang menghidangkan. Terjadi keheningan sejenak selama mereka makan.
"Bweswok lwo gwue uhuk uhuk" makanan yang ia makan masih ada di mulut ia sudah memaksa untuk berbicara hingga terbatuk-batuk. Untungnya dengan sigap gadis yang baru saja menyandang status sebagai pacarnya memberi minum.
"Lo kalo makan ya makan aja, ntar udah siap makan baru ngomong. Lagian lo kayak ga makan sebulan aja!" Ketus Kia.
Oke, itu adalah ciri khas Kia. Berbicara dengan ketus.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATAMORGANA? [SUDAH TERBIT]
Fiksi RemajaSudah terbit di Penerbit Teori Kata Publishing! ★✿ ★✿ ★✿ ★✿ ★✿ ★✿ ★✿ ★✿ ★✿ Apa rasanya terlalu fatamorgana untuk kita bersama? Lalu mengapa takdir menciptakan rasa jika yang ada sebuah fatamorgana? Kita bisa bersama kan? Begitu banyak tany...