51

211 28 34
                                    

Happy reading !♡

"Izinkan gue menjadi sosok tokoh fiksi lo
Menjadi nyata dalam raga gue"
-Narendra Gavin Ardiansyah

🕊️

"Buat apa? Kamu sendiri adalah
tokoh yang nyata, tapi terasa fiksi"
-Queensha Nursabrina Aisyah

Baru sampai di depan ruangan ICU, dua insan ini mendapat tatapan picing curiga dari teman-temannya.

Devan berdehem, "Ada yang baru baikan nih" sindir Devan bergurau.

"Aduh bucin lagi gak sih habis ini?" Timpal Ardan.

Gavin menatap malas sahabatnya, "berisik!" Ketusnya.

"Ah yang baru baikan, ketus amat" celetuk Raga ikut meledek.

"Sama kita-kita ketus, coba sama Queensha senyum nya unlimited" cibir Keenan.

Gavin menggeram kesal. Berbeda dengan Queensha senyum malu-malu.

"Kalian mau langsung pulang?" Tanya Queensha.

Gavin menatap Queensha sedikit kesal, "Lo ngusir?" Tanya nya tak suka.

Dengan cepat Queensha menggeleng, "enggak!" Kilahnya.

"Tapi kamu yang bilang mau balik, ish!" Gerutu kesal Queensha.

"Udah deh, baru baikan ntar ribut lagi lo berdua." Celetuk Kia.

"Bethuuull" timpal Acha.

"Iya nih kita mau pulang, lo gak papa kan sendiri di sini?" Tanya Reysa.

"Gak papa, udah biasa" balas Queensha sedikit dramatis. Sudah biasa mereka melihat gadis ini dengan tingkah dramatis nya. Gavin mendengus mendengar sekaligus melihat tingkah dramatis Queensha.

"Lebay!" Tukas Gavin sarkas.

"Berisik!" Balas Queensha balik dengan sinis.

Sontak teman-teman mereka menahan tawa. Ada saja memang dua orang ini.

"Lagian nanti keluarga nya Al datang kok" lanjut Queensha menghentikan perdebatannya.

"Keluarga nya baru datang?" Heran Gavin.

"Iya, baru dari luar kota urusan bisnis. Setelah temannya Al mengabarkan mereka, makanya mereka cepat-cepat ingin pulang." Jelas Queensha.

Mereka tak heran ketika Queensha mengatakan teman Al, mereka sudah tahu. Itu artinya Boby yang mengabarkan.

"Yaudah kalau gitu kami balik, lo hati-hati disini yaa" ujar Reysa.

"Iyaa" balas Queensha.

Barulah mereka pergi meninggalkan rumah sakit. Eh, tersisa Gavin. Lelaki itu masih setia berdiri ketika teman-temannya sudah pergi pulang.

Lama ia berdiam sambil melihat Queensha lama, "Gue balik. Besok gue kesini lagi, kalau ada apa-apa telfon gue" ucap Gavin dengan tangannya terulur mengusap pucuk kepala Queensha.

Gadis di depan Gavin membatu, kakinya seperti melemas. Bibirnya Kelu tak bisa berucap. Ia hanya mengangguk kaku.

"Oh ya jangan lupa" peringat Gavin kepada Queensha.

Gadis di depan Gain mengernyit heran, perasaan nya tadi mereka tidak ada membuat janji selain menjadi lebih baik. Ah, mengingat itu Queensha jadi malu.

"Mikirin apa lo, senyam senyum" tegur Gavin.

FATAMORGANA? [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang