Happy reading!
"SAYANG"
Suara Raga menggema di seluruh kantin namun ia tak peduli, ia hanya fokus kepada pujaan hatinya yaitu Acha. Lagi pula siapa yang berani menegur nya?.
"Eh?" Kaget Acha. Serempak mereka menoleh pada Raga.
"Itu doi Lo kan Cha?" Tanya kia
"Iyaa" jawab Acha seraya menganggukan kepalanya.
"Sinii yang" ucap Raga kepada kekasih dengan tangan melambai-lambai mengisyaratkan untuk duduk semeja dengan mereka.
"Berisik lo" ketus Devan
"Dih sirik lo yee" ledek Raga
"Yuk kesana" aja Acha pada sahabat nya
"Yakin Cha?" Tanya kia
"Iyaa yok"jawab Acha
"Okey, eh Queen kemana?" Tanya Kia saat tak melihat Queen di antara mereka
"Noh dia udah disana, biasa mau mepet Gavin nya haha"canda Acha
"Oh iya ya haha" kekeh kia
Memang sudah tidak heran dengan Queensha yang selalu ada dimana Gavin berada. Padahal sudah jelas ia sering di tolak.
Cinta, satu kata itu membuat siapa pun yang merasa ikut terjebak dalam bodoh. Terlalu mengikuti kata hati dengan meninggalkan logika. Larut dalam angan membawa luka lebih dalam. Sebenarnya para pemilik hati sudah sadar tapi tidak di hiraukan atau memang benar-benar tidak sadar?. Untuk jatuh cinta hati dan logika harus seimbang, hingga bukan hanya jatuh nya saja yang di dapat.
Mereka berjalan ke arah meja nya inti The Tiger, Arga pun langsung menyuruh Acha untuk duduk di sampingnya dan Acha menurut
Queensha sudah berdiri tepat di depan Gavin, sembari tersenyum manis ia melambai tangan. "Hai Gavin."
Gavin hanya melirik sekilas, enggan untuk menjawab. Rasanya terlalu memuakkan dan mengganggu.
"Mampus lo di kacangin" Ejek Vina
"Dih, daripada kamu di usir" balas Queen sinis
Skakmat
"Diem lo" ketus Vina
"Queen duduk gih di samping Gavin, masih kosong tuh" suruh Ardan pada Queen.
Yaps, inti Tigerangers memang sudah mengetahui kalau Queen menyukai Gavin sejak lama
Namun mereka tak mempermasalahkan itu karna mereka juga nyaman dengan Queen yang ramah dan sopan. Tidak seperti Vina yang terkesan murah.Huft, tabiat nya manusia itu memang selalu menilai dari luar saja ya?.
"Makasih Ardan" ucap Queen sambil tersenyum manis
"Sama sama"
"Reysa mana?" Tanya Keenan saat tak melihat pacar nya di antara mereka
"Emang kamu gatau nan? Reysa sakit" jawab Queen setelah duduk di samping Gavin
"Hah serius lo?"
"Iya,tapi katanya besok udah sekolah karena cuma demam ringan doang" kata Queen
"Oh iya iya" jawab Keenan
"Terus gue duduk mana njir?"gerutu kia
"Duduk samping gue" celetuk Devan
"Dih?"
"Cuma samping gue yang kosong kalo lo gamau yauda Sono lo pergi" jawab Ardan dengan santai namun hatinya merasakan senang. Eh?.
"Ck yauda deh gue duduk di samping Lo"
"Udah duduk samping gue aja kia" celetuk Devan bergurau
"Ngga deh makasih" jawab kia
"Pffftt"
"Tawa lo semua" ketus Devan
"Iye iye galak amat lo Devann" ledek Ardan
"Eh kalian mau pesen apa? Biar gue yang pesenin" kata Acha
"Iya biar gue bantu ya yang"celetuk Raga
"Bakso sama teh manis dingin aja deh" jawab Queen
"Samain aja semua" kata kia sebelum Acha bertanya
"Okey"
"HEH!" bentak Vina sambil menggebrak meja, Devan dan Ardan tersedak karena terkejut.
"Caper lo cabe" ketus kia
"LO PADA APAAN SI GUE TADI GA DIBOLEHIN DUDUK GILIRAN MEREKA BOLEH BOLEH AJA PILIH KASIH BANGET SI LO PADA ANJING"bentak VIna
"Lah stres nih bocah" gumam Devan
"INI SEMUA GARA GARA LO" bentak Vina sambil menunjuk ke arah Queen
"Hah aku?" Tanya Queen sambil menunjukk dirinya sendiri
"IYA LAH, LO GAUSAH SOK CANTIK JADI CEWE!! LO PAKE HIJAB JUGA CUMA BUAT NUTUPIN KEMUNAFIKAN LO DOANG KAN ANJING?!"bentak Vina.
"anjir ni orang" gumam Ardan.
"Astaghfirullah Vina, memakai hijab untuk wanita itu wajib" jawab Queen masih dengan nada halus
"GAUSAH SOK SUCI BANGSAT!" marah Vina sambil hendak menampar Queen tapi, tangan Vina di tahan oleh Gavin
"LO APA APAAN SIH, BUAT KERIBUTAN AJA PERGI DEH LO!!"bentak Gavin sambil mencengkram kuat tangan Vina yang di tahannya tadi
"S-sakit Gavin"mata Vina berkaca kaca menahan sakit
"Terus lo fikir gue peduli? cih,jangan harap!" Decih Gavin sambil menghempaskan tangan Vina dengan kasar
"Aww sakit"
"Lebay lo cabe" ketus Devan
Akhirnya Vina pergi dari meja mereka dengan kesal dan malu sambil menghentak hentakkan kakinya
"LIATIN APA LO PADA?! ADA GOSIP? SPILL DONG " tiba tiba Acha datang dengan Raga di belakang nya membawa nampan berisi pesanan mereka
"Dateng dateng malah mau bergosip kamu cha" ucap Queen sambil menggelengkan kepalanya heran dengan sahabat nya yang satu ini
"Hehe becanda gue, nih pesenan Lo pada" cengir Acha sambil meletakkan nampan berisi pesanan mereka itu
"Makasi Cha" ucap Queen dan Azkia bersamaan
"Iyee sama sama,dah makan dulu deh"
"Eh, perasaan tadi ada si cabe" celetuk Raga yang sudah duduk di samping Acha
"Udah di usir sama Gavin" jawab Ardan
"Set dah Vin galak banget Lo" kekeh Raga
Gavin hanya mendengus saja mendapat respon seperti itu dari teman temannya.
"Oh ya Gavin, makasih ya" ucap Queen tulus sambil tersenyum manis
"Manis banget senyum nya Queen haha" canda Ardan
Azkia yang mendengar itu langsung menoleh pada Ardan lalu melirik Queen sambil cemberut, Queen yang paham perasaan Azkia pun menjawab dengan seadanya saja.
"Makasih, biasa aja kok" jawab Queen
"Haha iya-iya canda doang gue" balas Ardan sambil terkekeh.
"Untuk?" Tiba tiba Gavin menyeletuk
"Hah?" Lola Queen
"Tadi Lo bilang makasih, jadi makasih untuk apa? Jelas Gavin
"Oh gitu, bilang dong kamu ngomong yang jelas dikit kek Vin irit banget ngomongnya" jawab Queen sambil sedikit terkekeh
"Hm"
"Tadi itu maksud aku makasih udah belain ak-"
"Gue ga belain lo, gausah pede jadi cewe!" Ketus Gavin sambil berdiri ingin melangkah keluar dari kantin.
Jadi ini rasanya di tampar kenyataan setelah di bawa tinggi oleh angan?. Kenapa ini sakit?.
Kesel ga si sama Gavin? Haha
Next ke part selanjutnya jangan lupa di vote yaak
see u famorsers
KAMU SEDANG MEMBACA
FATAMORGANA? [SUDAH TERBIT]
Ficção AdolescenteSudah terbit di Penerbit Teori Kata Publishing! ★✿ ★✿ ★✿ ★✿ ★✿ ★✿ ★✿ ★✿ ★✿ Apa rasanya terlalu fatamorgana untuk kita bersama? Lalu mengapa takdir menciptakan rasa jika yang ada sebuah fatamorgana? Kita bisa bersama kan? Begitu banyak tany...