20

143 16 0
                                    

Happy reading!

Pagi ini di kelas XI-A1 sedang berbaris di lapangan, mendengar arahan guru olahraga. Mereka akan melaksanakan pelajaran olahraga dengan materi basketball. Dalam materi ini, di bagi enam tim yang setiap tim nya berisi lima orang.

"Selamat pagi anak anak" ucap bapak itu berdiri di depan murid-murid nya.

"Pagi pak" jawab mereka serempak.

"Hari ini kita masuk pada materi bola basket" ucap bapak itu.

"Baik pak" ucap mereka lagi.

"Yess basket cuyy" ucap Ardan pada Keenan dan Gavin.

"Yoii, gue jagonya kalo ini" ucap Keenan

"Lawan gue sini" celetuk Gavin

"Gak deh, kalo lawan Lo udah jelas gue kalah njir" ucap Keenan sambil memutar bola matanya malas, membuat Gavin sedikit terkekeh.

"Udah udah, harap tenang dulu" ucap bapak itu menenangkan murid muridnya, berisik sekali mereka dengan keluhan dan juga sorakan senang di antara mereka.

Siswa kelas XI-A1 sontak pada diam semua mendengar instruksi dari guru mereka.
"Jadi bapak akan membagi enam tim ya, setiap tim berisi lima orang" jelas bapak itu.

"Kelompok nya gimana pak? Cari sendiri?" Tanya
Bima.

"Kelompok nya bapak yang akan bagi" ucap bapak itu lalu membagi tim murid-murid nya menjadi enam tim dengan beranggotakan lima orang.

"Ada nama yang belum bapak sebut?" Tanya bapak itu setelah selesai membaca absen sembari membagi tim.

"Tidak ada pak" jawab mereka serempak.

"Baik, buat barisan dengan tim yang sudah bapak bagikan ya"

"Baik pak" ucap mereka seraya membuat barisan dengan tim nya masing masing.

"Queen, Gavin, Reysa, Keenan. Baris disini setim sama gue" ucap Ardan

"Ngatur Lo?" Ucap Gavin sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Kagak elah, salah Mulu gue" ucap Ardan.

"Udah jangan berantem Lo pada, atur barisan aja" celetuk Keenan menengahi.

Mengakhiri perdebatan mereka berbaris sambil mendengarkan instruksi dari guru mereka lagi.

"Ketua tim bisa mengajarkan anggotanya?" Tanya guru olahraga.

"Bisa pak" jawab mereka selalu ketua tim masing masing

"Bapak percaya sama kalian, mohon jangan rusuh karna bapak ada urusan penting ya"

"Baik pak" jawab mereka semua.

Guru olahraga meninggalkan lapangan, kini yang tersisa mereka para siswa kelas XI-A1 yang sedang berlatih bola basket.

Queen hanya berdiam diri di pinggir lapangan melihat teman sekelasnya, Gavin yang semula berada di tengah lapangan melihat Queen langsung menghampiri Queen ke pinggir lapangan.

"Lo bisa main?" Tanya Gavin setelah tiba di depan Queen.

"Gak" balas Queen singkat lalu ingin pergi, baru berjalan selangkah tangan Queen di cekal oleh Gavin membuat langkah Queen terhenti.

"Gue ajarin" ucap Gavin masih dengan memegang tangan Queen.

"Gak perlu, makasih" ucap Queen lalu menyentak tangan Gavin sampai pegangan tersebut terlepas, lalu pergi menghampiri Reysa yang duduk di dekat pinggir lapangan sebrang.

Gavin sedikit merasa aneh dengan perubahan Queen, ada rasa kehilangan di benaknya. Tapi ia mencoba menepis perasaan tersebut dan pergi menghampiri Ardan dan Keenan.

"Kenapa Lo bro?, Lesu amat" tanya Ardan saat melihat Gavin menghampiri mereka dengan raut wajah yang lesu tak bersemangat.

"Gak papa" ucap Gavin

"Halah kek cewe lo jawab nya gitu" ledek Ardan

"Ck, emang gue gak papa njir" ucap Gavin sinis

"Iye deh si paling gak papah" ucap Ardan sambil terkekeh, yang di balas decakan sinis oleh Gavin.

"Lo berdua ada aja yang di ributin" celetuk Keenan.

"Gak ada yang ribut" ucap Gavin

"Serah Lo deh" ucap Keenan malas lalu pergi menghampiri Reysa sang kekasih.

Ardan dan Gavin melihat kemana arah Keenan melangkah, lalu tak sengaja Gavin eye contacts dengan Queen. Baru eye contacts sebentar, Queen langsung memutus adegan tatapan mata itu dengan mengalihkan melihat ke arah lain.

"Tu cewe kenapa sih" gumam Gavin

"Kenapa emang?" Tanya Ardan tak sengaja mendengar gumaman Gavin.

Gavin tersentak saat Ardan bertanya, ia pikir suaranya sudah kecil tadi, melirik sekilas ke arah Ardan lalu menggeleng kecil.

"Queen?" Tanya Ardan lagi,

Deg

Tepat sasaran, membuat Gavin terdiam tak menjawab pertanyaan Ardan. Menyadari pertanyaan nya tak mendapatkan jawaban, Ardan menoleh pada Gavin yang terdiam sambil melihat ke arah Queen.

"Kenapa sama Queen?" Jawab Gavin mengelak

"Lo dari tadi gusar karna dia kan?"

"Enggak"

"Halah, mulut Lo bilang begitu tapi hati siapa tau yekan? Liat aja mata Lo dari tadi ngarah ke dia Mulu" sindir Ardan sambil tersenyum smirk

Gavin hanya diam tak menanggapi ucapan Ardan dan tak mencoba mengelak lagi, karna apa yang di ucapkan Ardan benar adanya.

"Elah bisu Lo?" Ucap Ardan kesal sedari tadi ucapannya tidak di gubris oleh Gavin.

"Ck, gue ngerasa ada yang beda aja"

"Beda gimana?" Tanya Ardan sembari menautkan kedua alisnya.

"Kaya beda aja dia sama gue"

"Menghindari Lo?"

"Hm" dehem Gavin sambil menganggukkan kepalanya.

"Mampus Lo di diemin, ada rasa Lo sama dia sampe ngerasa banget?" Ledek Ardan

"Ck enggak!" Sentak Gavin

"Iya deh, coba aja Lo tanya sama dia siapa tau Lo ada salah tanpa Lo sadari Vin"

"Dih anjir, gak lah ya kali gue tanya"

"Yaudah Lo pertahankan aja perasaan kehilangan Lo itu haha"

"Ck" decak Gavin lalu pergi ke kantin dengan perasaan kesal tanpa menggubris teriakan Ardan.






To be continued
Jangan lupa vote ygy

FATAMORGANA? [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang