16

142 18 0
                                    

Happy reading!

"Gak usah di liatin kalo buat Lo makin sakit" celetuk Kia yang datang sambil membawa pesanan mereka, membuat Queen tersadar dari lamunannya, lalu melihat ke arah Kia spontan.

"Iya" jawab Queen lesu sambil menundukkan kepalanya

"Hei, seorang Queen itu gak boleh nunduk nanti mahkota nya jatuh" ucap Acha sambil mengangkat dagu Queen.

"Iya Acha, makasih" ucap Queen tulus laku berpelukan, Kia yang melihat itu merasa tak di anggap

"Ehem, iya gue gak ada kok disini" ketus Kia, membuat dua sahabat itu menoleh pada kia lalu menarik tangan Kia untuk ikut berpelukan.

"Ih mau ikut" Celetuk Reysa lalu langsung ikut berpelukan ala Teletubbies hehe lucukk.

"Udah ah, makan tuh ntar keburu dingin" ucap kia melepas pelukan.

"Oh iya" ucap Queen dengan cengiran nya, lalu mereka makan dengan suasana sedikit hening.

🌻

"Ah kenyang" ucap Reysa setelah itu bersendawa

"Heh, kamu gak sopan begitu" tegur Queen

"Kalo kenyang itu bilang nya Alhamdulillah Reysa" timpal Queen lagi.

"Tau ni bocah jorok ih" ucap Acha

Reysa hanya memamerkan cengiran nya, membuat kia menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku sahabatnya.

"Hehe iya maap deh"

"Ke kelas yuk, udah mau bel nih bentar lagi" ajak Queen

"Let's go!"ucap mereka bertiga serentak,

Mereka berempat pergi keluar kantin, melewati meja anggota inti The Tiger lalu keluar dari pintu kantin. Membuat anggota inti The Tiger heran, pasalnya sebelum atau sesudah makan pasti empat gadis itu menghampiri meja anggota inti The Tiger dahulu.

"Tumben mereka ga mampir kesini dulu" Celetuk Ardan

"Hooh, ngapa yak" heran Devan

"Queen juga tumben ga ngerecokin Lo Vin" timpal Raga

"Baguslah" sahut Gavin malas

Raut wajah Gavin memang biasa saja, tapi siapa yang tau hatinya?

"Halah Sok bodo amat Lo Vin" ejek Ardan

"Diem Lo" sinis Gavin

"Udah, ntar Lo berdua berantem lagi" peringat Keenan

"Tau tuh, prik banget kalian" ketus Raga

"Bacot" ucap Gavin dan Ardan serentak

Membuat mereka terdiam sejenak "iye deh, yang dah baikan mah sehati yekan" Ledek Devan

Pecah lah tawa mereka semua, "kalian lagi bahas apa sih?" Celetuk salsa, sedari tadi ia hanya menyimak cerita mereka.

"Diem Lo" ketus Ardan

"Ar" peringat Gavin sambil melihat tajam ke arah Ardan

"Belain aja lah ni cewe Vin" ketus Ardan sambil menggebrak meja lalu pergi keluar dari kantin.

"Elah Lo pada berantem Mulu bangsat" Celetuk Raga

"Iya, karna ni cewe bangsat" tunjuk Devan ke arah Salsa

"Jaga tangan Lo anjing" ketus Gavin sambil menepis tangan Devan kasar

"Oh Lo belain ni cewe? Oke!" Devan pergi dengan emosi yang masih membuncah, begitu juga dengan Raga, tinggallah Keenan, Gavin dan salsa

"Lo ga pergi?" Tanya Gavin

"Gak perlu lo bilang juga gue mau pergi" ketus Keenan lalu ikut pergi meninggalkan Gavin dan salsa

kini di meja itu hanya tersisa Gavin dan Salsa, suasana terasa hening dan canggung. Kantin yang begitu ramai pun tak di hiraukan, seolah tak ada orang di kantin sangking canggungnya mereka.

"Nar-" baru ingin membuka suara, Gavin telah beranjak pergi keluar dari kantin, membuat Salsa bungkam dengan seribu bahasa, aneh fikir nya.

Di lain sisi, Gavin pergi menuju taman halaman belakang sekolah. Selain rooftop, taman belakang sekolah juga tempat yang di sukai oleh Gavin, tempat yang bisa membuat ia memenangkan fikiran sejenak.

Sesampainya ia di taman belakang sekolah, ia duduk di bawah pohon mangga. Menghela nafas dengan gusar, ia mendongak melihat ke atas langit biru dengan matahari yang tak begitu terik. Angin berhembus pelan, membuat daun daun yang berada di pohon ikut bergoyang mengikuti arah angin.

Mengeluarkan satu batang rokok dari kotaknya yang ia simpan di sakunya tadi, lalu menghidupkan rokok tersebut dengan korek api yang ia pegang saat ini. Menghisap sebatang rokok itu, lalu mengeluarkan asap dari mulut nya. Ia tau bahwa rokok tidak bagus untuk kesehatan nya, tapi hanya ini pelampiasan nya.

Gavin yakin hatinya masih ada di Salsa tapi ada sedikit keraguan, ntah apa alasannya. Hari ini hari terburuk bagi Gavin, salah satunya perdebatan ia dengan teman temannya terlebih Lagi pada Ardan. Temannya itu terlihat sangat menyukai Queen sampai Ardan rela berantem dengannya hanya untuk sekedar membela Queen, harusnya biasa saja tapi ada sesuatu yang mengganjal di hati Gavin.

Lalu mengenai Salsa, mengapa ia datang secara tiba-tiba tanpa ada pertanda atau apapun. Ah biarlah, lagipula seharusnya ia senang bukan?, Tapi mengapa teman temannya terlihat membenci salsa? Sepertinya Salsa tak ada membuat kesalahan, lalu apa alasannya?.

Permasalahnya semakin bercabang sekarang. Mood nya dari awal memang sudah tidak baik di tambah dengan masalah masalah runyam ini membuat kepala Gavin hampir pecah saja.





To be continued
JANGAN LUPA VOTE POKOKNYAAAAAA!





FATAMORGANA? [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang