Happy reading !♡
"Gue rasa, setiap ada lo
bulan selalu beriringan dengan bintang
Malam dengan lo
adalah kesempurnaan"
-Narendra Gavin ArdiansyahMalam di temani senyap, gadis dengan baju piyama dengan motif bunga Daisy merenung duduk di teras rumahnya. Pikiran nya sedikit kacau, hatinya semakin merasa tak enak.
"Kenapa duduk di luar Syah?" Tegur ibunya.
"Eum.. gak papa bu, cari udara segar aja" dalihnya.
Ibunya mengangguk mengerti, "Yasudah jangan kemalaman nanti kamu sakit" nasihat ibunya.
"Iya Bu" jawabnya sebelum ibunya masuk ke dalam rumah.
Ia kembali merenung, semakin di ingat rasanya perasaan sesak menjalar di hatinya. Matanya tertutup se perkian detik saat lampu silau masuk ke indra matanya. Matanya menyipit untuk melihat lebih jelas.
Ternyata lampu silau tadi berasal dari motor seseorang, Queensha bingung saat motor tersebut terparkir di depan rumahnya, setelah tersadar ia melotot terkejut. Jantungnya berpacu cepat, darahnya seperti mengalir dengan deras.
"Assalamualaikum" ucap Gavin setelah berdiri tepat di depannya.
"Waalaikumsalam" Jawab Queensha.
"Ibu lo ada di rumah?" Tanya Gavin pada Queensha.
"Ada, aku panggil du-" baru saja ia ingin beranjak, ternyata ibunya sudah di depan pintu membuat niatnya ter urungkan.
"Eh nak Gavin, malam-malam ada apa?" Tanya ibunya ramah.
Gavin lebih dulu menyalim tangan ibu Queensha, "Bu, Gavin boleh ajak Queensha keluar sebentar? Di taman dekat sini aja kok" izin Gavin.
"Eh?" Kaget Queensha, ia bingung pasalnya tadi lelaki di depannya ini tidak ada memberi tahunya.
Ibunya berpikir sejenak, sambil melihat Gavin yang menatap nya dengan penuh harap. Ibu Queensha menghela nafas sejenak, "Oke, tapi jangan kemalaman. Kalau bisa jam sepuluh udah sampai rumah"
"Siap Bu" hormat Gavin. Lalu tangannya terulur memberikan roti bakar di tangannya.
"Ngapain repot-repot Vin?"
"Gak papa bu"
"Ayo sha" ajak Gavin.
"Tapi aku..." Ragu nya dengan melihat pakaiannya.
"Gak papa, deket disini doang"
Akhirnya Queensha mengangguk pasrah, ia menyalim tangan ibunya. Sebenarnya ia ingin menolak keras, tapi ibunya saja sudah mengizinkan nya.
"Hati-hati ya"
"Iya Bu" jawab mereka berdua serentak lalu pergi dari pekarangan rumah.
*************
Dua sejoli itu kini telah sampai di taman yang letaknya tak jauh dari rumah Queensha.
"Ada apa?" Tanya Queensha to the point sembari membuka kemasan ice cream yang sempat mereka beli tadi.k
"Buru-buru amat" balas Gavin mendengus.
"Gue kangen banget begini" ungkap Gavin dengan matanya menatap bintang dan bulan. Aneh, rasanya setiap ia sedang bersama gadis di sampingnya ini, bulan dan bintang selalu hadir. Berbeda ketika ia sendiri, terkadang hanya ada bulan kadang kala juga hujan. Rasanya seperti alam semesta pun ikut menyaksikan mereka berdua dengan senang.
Queensha mengernyit heran, "Kangen apa?"
"Kangen bicara sama lo. Belakangan ini, setiap gue mau bicara sama lo selalu aja lo hindari gue" keluh nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATAMORGANA? [SUDAH TERBIT]
Teen FictionSudah terbit di Penerbit Teori Kata Publishing! ★✿ ★✿ ★✿ ★✿ ★✿ ★✿ ★✿ ★✿ ★✿ Apa rasanya terlalu fatamorgana untuk kita bersama? Lalu mengapa takdir menciptakan rasa jika yang ada sebuah fatamorgana? Kita bisa bersama kan? Begitu banyak tany...