Happy reading !♡
Hari berganti hari, mata pelajaran ujian setiap hari nya sudah di lalui oleh siswa SMA ANTARIKSA. Tak terasa seminggu ujian sudah terlewati. Akhirnya setelah berkutat dengan soal-soal yang terkadang sulit di jawab kini sudah selesai.
Hari sabtu, hari pembagian raport para siswa. Orang tua mereka hadir untuk mengambil raport anaknya, berbincang dengan wali kelas perihal pengembangan anaknya selama di sekolah.
Para orang tua masuk kelas tanpa di dampingi oleh anaknya, di karenakan para siswa di larang masuk kelas. Hingga beberapa dari siswa hanya berdiri di depan kelas sembari menunggu.
Koridor kelas XI-A1 kini ramai, lebih mendominasi Gavin dan sahabatnya serta Queensha dan sahabatnya.
Banyak hal yang mereka bicarakan, tetapi Queensha hanya merespon biasa saja sementara Gavin tampak murung. Dua sejoli itu masih belum ada berinteraksi. Jika Gavin mengajaknya berbicara, Queensha selalu pergi menghindar.
"Wih gila ya, gak terasa kita udah kelas dua belas aja." Ujar Devan dengan topi hitam di kepalanya.
Raga menggeplak ujung topi Devan. "Belum sah kelas dua belas!" Seru Raga.
Devan melirik sinis pada Raga "Yaelah udah hitungan nya gitu aja" elak Devan membela diri.
"Gak bisa gitu lah, siapa tau lo tinggal kelas" gurau Raga embari cengengesan.
"Sialan lo!" Ketus Devan.
Sedangkan Keenan dan yang lainnya hanya menggelengkan kepalanya. "Udah mau kelas dua belas tapi lo pada tingkahnya kayak kelas sepuluh aja" celetuk Keenan.
"Orang iri mah gitu" dengus Raga, sedangkan yang lainnya terkekeh kecil.
"Ngapain gue iri sama lo" sinis Keenan tak mau kalah.
"Gue kan ganteng! Buktinya ayang Acha aja klepek-klepek sama gue" sombong nya sembari merangkul Acha.
Pacar nya Raga yang bernama Acha itu tersenyum geli, "Sebenarnya gue cuma kasihan sama lo" ledek Acha. Refleks Raga melepaskan rangkulannya.
"Serius?" Rajuk Raga dengan menatap Acha serius.
"Bercanda sayang" ucap Acha sambil menyubit pipi Raga. Namun, bukannya membaik Raga malah membuang mukanya, "Tau ah, ga lucu" ketus Raga merajuk.
"Mampus lo Cha, ngambek tuh" ledek Kia.
"Udah dong, gue kan bercanda ish" bujuk Acha memegang tangan Raga. Namun Raga masih cemberut.
"Jelek amat muka kamu Raga, awas Acha di ambil yang lebih cakep" kompor Queensha bergurau.
"Bener yang?" Tanya Raga langsung pada Acha.
Dengan polos Acha mengangguk, "Makanya kamu jangan ngambek lagi dong"
"Siapa juga yang ngambek" elak nya.
"Muka udah kayak baju ga di setrika, bibir udah kayak bebek entok manyun terus tapi bilangnya ga ngambek" ejek Keenan.
Meledak tawa mereka semua, sedangkan Raga semakin menekuk wajahnya.
"Jangan gitu ih" tegur Reysa kepada Keenan dengan tertawa kecil.
"Jangan berhenti ledekin maksudnya?" Celetuk Devan.
"Sialan lo semua, males ah gue ngambek" ucap Raga.
"Sok imut najis" ledek Acha sambil meraup wajah kekasih nya.
Ardan tersenyum tipis melihat sahabat nya yang sedang bergurau, matanya menyorot Gavin yang sedari tadi diam.
"Kenapa lo diam aja Vin?" Tanya Ardan. Sontak tawa mereka berhenti, Queensha yang ingin mengambil minumnya mengurungkan niatnya. Tatapannya kini sudah sepenuhnya menatap Gavin sejenak.
Gavin menggelengkan kepalanya. "Cerita aja" ujar Keenan.
Ardan merangkul bahu Gavin, "Vin, kita temenan udah lama. Kita-kita udah tau kalau lo lagi ada masalah keadaan lo gimana, cerita aja apa yang buat perasaan lo ga enak" ucap Ardan. Serempak mereka mengangguk setuju.
MOHON MAAF, BEBERAPA BAGIAN DARI PART INI SUDAH DI HAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATAMORGANA? [SUDAH TERBIT]
Novela JuvenilSudah terbit di Penerbit Teori Kata Publishing! ★✿ ★✿ ★✿ ★✿ ★✿ ★✿ ★✿ ★✿ ★✿ Apa rasanya terlalu fatamorgana untuk kita bersama? Lalu mengapa takdir menciptakan rasa jika yang ada sebuah fatamorgana? Kita bisa bersama kan? Begitu banyak tany...