Happy reading !♡
"Sha Lo beneran gak mau maafin gue?" Ujar Gavin saat berpapasan dengan Queensha di depan pintu kelas.
"Aku gak marah Gavin, bukan hak aku untuk marah" jawab Queensha.
"Maafin gue sha"
"Udah, kamu gak salah. Gak papa kok"
"Gak salah gimana? Udah jelas gue salah. Gue bukan cowok pengecut yang gak berani mengakui kesalahannya sha, gue salah gue akui. Kalau Lo marah itu wajar, tapi boleh tolong jangan jauhin gue?" Ujar Gavin dengan iris mata menatap Queensha dalam.
Queensha mengerjap bingung, dia kenapa? Pikir Queensha. Ini seperti bukan Gavin yang ia kenal, uhm wait bukankah seharusnya ia senang?. Iya! Seharusnya ia senang. Eh tunggu, tapi gadis yang bersama Gavin kemarin?. Ah, tidak Queensha tidak boleh senang.
Sedang asyik nya berperang batin dengan diri sendiri, tanpa sadar sedari tadi Queensha mengangguk dan menggelengkan kepalanya mengikuti sesuai yang di ucapkan dalam pikiran nya.
Tampak kerutan di dahi Gavin, merasa bingun dengan gadis yang di depannya ini. "Sha, Lo kenapa?" Gavin melambaikan tangannya di depan wajah Queensha.
"H-hah? Oh gak papa. Yaudah deh lupain aja yang kemaren" kilah Queensha.
"Minggir, aku mau masuk" ujar Queensha lagi, merasa lelaki di depannya ini menghalangi perjalanannya.
Gavin masih enggan beranjak, "Lo dari mana?"
"Dari perpustakaan" jawab Queensha seadanya.
"Udah sana awas" ucap Queensha lagi.
Bukannya pergi, Gavin malah kembali bertanya "sama Bara?" Terselip nada tak suka dari pertanyaan Gavin.
"Iya. Udah sana minggir!" Sentak Queensha kesal dengan lelaki di hadapannya ini.
"Gak mau ah, marah mulu lo" ledek Gavin. Merasa kesal, Queensha berdecak.
"Yaudah gue minggir, senyum dulu dong" tawar Gavin.
"Gak mau!" Tolak Queensha.
"Yaudah biarin aja lo disitu" ujar Gavin santai.
Queensha menatap Tajam, namun tak di gubris oleh lelaki tersebut. Hingga beberapa siswa baru dari kantin ingin masuk ke kelas terhambat karena adanya Gavin yang menghalangi.
"Woi Minggir lo" ujar Dafa si ketua kelas.
"Ho'oh halangin jalan orang ajee lo" timpal Alfian.
Gavin berdecak kesal, "Lo suruh Queensha ngelakuin hal yang gue suruh tadi" ucap nya dengan santai sembari melihat Queensha dengan senyum licik.
"Aelah ribet amat, Queen tuh lakuin deh biar gak lama" ujar Reza.
"Iya Queen, dah lapar gue nih" celetuk Bima dengan mengelus perutnya.
"Ish Gavin!" Kesal Queensha.
"Iya sayang, eh saya maksudnya. Kepleset mulut gue" cengir Gavin. Queensha tampak sedikit tersipu namun ia enggan menunjukkan hal tersebut. Berbeda dengan teman-teman sekelasnya tadi, tampak heran dengan sikap Gavin. Bukankah Gavin sangat anti dengan Queensha.
"Eh piwitt ada apa nih" ledek Dafa. Dua insan yang berhadapan di depan pintu itu tampak tak menghiraukan.
Gadis berhijab yang sedari tadi berdiri di depan pintu, kini tersenyum kepada Gavin dengan paksa.
"Ga ikhlas gue gak mau" tolak Gavin. Sebenarnya ia hanya bercanda ingin iseng kepada Queensha.
Queensha menghela nafas gusar, lalu memberikan senyum nya yang lebih tulus kepada Gavin.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATAMORGANA? [SUDAH TERBIT]
Teen FictionSudah terbit di Penerbit Teori Kata Publishing! ★✿ ★✿ ★✿ ★✿ ★✿ ★✿ ★✿ ★✿ ★✿ Apa rasanya terlalu fatamorgana untuk kita bersama? Lalu mengapa takdir menciptakan rasa jika yang ada sebuah fatamorgana? Kita bisa bersama kan? Begitu banyak tany...