40

124 14 0
                                    

Happy reading!

Bukannya gak boleh percaya sama manusia
Tetapi berhenti untuk berharap lebih
Karena sumber kecewa juga
Berasal dari orang yang kita percaya
-aish

Ting

Notifikasi dari handphone Queensha. Buru-buru ia membukanya. Namun,

Deg

Cukup lama ia memandang pesan tersebut hingga butiran air mata jatuh. Queensha menangis di hadapan Bara. Sungguh gadis cengeng ini tidak bisa menahan air matanya lebih lama.

"Lo kenapa hei?" Tanya Bara khawatir saat melihat Queensha menangis.

"Bara, maaf. Boleh aku nebeng sama kamu?" Tanya Queensha dengan suara serak.

Dengan cepat lelaki itu mengangguk antusias. "ayok" ujarnya semangat. Bukankah tujuan awalnya memang itu?.

Selama di perjalanan terjadi keheningan, tak ada yang membuka suara. Bahkan Bara enggan untuk memulai pembicaraan, karena ia tahu bahwa Queensha butuh waktu. Bara memang tidak tau apa masalah yang membuat Queensha menangis, tapi Bara yakin hal itu ada sangkut-pautnya dengan Gavin.

Hingga telah sampai di depan rumah Queensha, mereka masih diam. Bara tersenyum kecil melihat hidung Queensha yang merah dengan mata yang sembab, eum sedikit lucu?.

"Kenapa kamu senyum senyum?!" Tanya Queensha galak.

"Waduu galak banget, takut ah" ledek Bara dengan raut wajah pura pura takut.

"Ish ngeselin banget sih!" Cemberut Queensha

"Sha, gue gak tau masalah Lo apa. Tapi gue yakin ada hubungannya dengan Gavin" Bara diam sejenak, sedangkan Queensha menunggu Bara melanjutkan ucapannya.

"Gue cuma mau bilang sama lo, jangan terlalu percaya sama kata janji dan maaf kalau di hari berikutnya ia mengulang kesalahan yang sama. Percaya boleh tapi jangan terlalu berharap ya" nasihat Bara.

Queensha menatap Bara bingung, "Kenapa gak boleh?"

"Lo tau? berharap pada manusia adalah seni paling sederhana untuk kecewa"

"Tapi manusia sering memberi celah buat berharap, padahal mereka tau sendiri bahwa mereka tidak sanggup untuk mewujudkan kata janji nya" bantah Queensha.

"Maka dari itu sha, gue bilang jangan terlalu berharap lebih. Eum anggap saja ucapan mereka angin lalu, jadi Lo gak berharap lebih" Bara sedikit menjeda ucapannya.

"Semua janji manis itu bisa dibilang sebuah trik untuk memikat kepercayaan yang hampir hilang. Tetapi bodohnya manusia adalah mengulangi hal yang sudah tau sakit" Lanjut Bara.

Queensha mendelik "Bara, bukannya bodoh tetapi hanya mencoba nya kembali" bantah Queensha.

Bara tersenyum tipis "Mencoba kembali untuk kecewa?"

Queensha menggeleng "Kembali mencoba siapa tau ada keberhasilan yang tersembunyi."

Bara terkekeh kecil mendengar jawaban Queesha. "Keberhasilan itu berasal dari diri sendiri bukan berharap pada omongan orang"

"Tapi di balik keberhasilan itu juga ada tunjangan dari orang lain" Bantah Queensha lagi.

"Iya, memang benar, tapi kita tidak bisa percaya berlebihan atau malah menggantung diri pada seseorang tersebut. karena katanya, jika seseorang tersebut pergi. Maka hidup kita juga akan hancur" tutup Bara dengan tersenyum manis.

"Euuu, iya sih" balas Queensha lesu.

Lagi lagi Bara terkekeh, tangannya terulur mengusap kepala Queensha. "Udah sana, masuk gih. Gak usah di pikirin banget, senyum dong"

FATAMORGANA? [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang