Seperti nya hal-hal langit sering kali
Menjadi saksi bisu untuk kita berdua
Mungkin mereka juga tau, bahwa
Betapa sulit nya aku melawan ego
-Narendra Gavin ArdiansyahHappy reading !♡
Dua orang itu memarkirkan motornya di parkiran mall. Ini kah tujuan Gavin? Tidak.
Queensha mengerutkan alisnya "Kita kesini mau ngapain?."
"Tidur" jawab Gavin asal.
Queensha kaget, sontak ia memberhentikan langkahnya.
"Serius?" Tanya nya gamang
Lelaki yang ditanya berdecak, "menurut lo?"
Queensha menggelengkan kepalanya, "terus mau apa?"
Gavin menghela nafas dalam-dalam, tak berkata ia menarik pergelangan tangan Queensha untuk mengikuti langkahnya.
Kini mereka sampai di depan toko matahari, lantai dua. Masih dengan posisi Gavin memegang pergelangan tangan Queensha.
Gavin menuntun mereka ke bagian celana kulot, jeans dan lain-lain. Lelaki itu menelusuri matanya mencari pilihan yang tepat. Dan dapat!. Pilihannya jatuh pada celana jeans kulot.
Berbeda dengan Queensha memilih menurut saja, daripada menurunkan mood Gavin yang sedang lumayan baik.
Gavin mengambil celana yang di pilihannya, setelah itu melihat Queensha dari atas sampai bawah. Lalu mengangguk an kepalanya.
Queensha masih bingung dengan Gavin, namun ia enggan untuk bertanya.
Ternyata Gavin mencoba menilai celana kulot ini ukurannya pas atau tidak dengan Queensha. Gavin rasa sudah cocok, segera ia menuju kasir. Tak lupa dengan menggenggam pergelangan tangan Queensha. Ah gadis itu sepertinya terlalu pasrah.
Sudah selesai proses administrasi, Gavin memberikan bungkusan yang berisi celana tersebut pada Queensha.
"Apa?" Bingung Queensha.
"Pake. Ganti rok lo sama ni celana."
"Emangnya ada apa?" Tanya Queensha masih bingung.
"Pake." Titah Gavin. Oke, kalau sudah begini Queensha tak bisa bertanya lebih.
Ia menerima yang di beri Gavin tadi, bergegas gadis itu menuju ruang ganti dengan sedikit lari kecil.
********
Setelah menempuh perjalanan. Terjawab sudah pertanyaan yang ada di benak Queensha mengenai tujuan mereka. Ini lebih dari apa yang di pikirkan oleh gadis itu.
Ternyata Gavin membawanya ke pantai. Lumayan buat healing kan?. Pantai ini indah tapi tak begitu ramai, mungkin jika hari libur akan ramai.
Mereka berdua berjalan di pasir pinggiran pantai, sedikit bermain air saling menyiram. Berlari tanpa arah saling mengejar satu sama lain. Sama-sama tertawa lepas hingga larut dalam dunia mereka.
Beberapa orang yang menyaksikan mereka, ikut memandang dengan teduh. Tawa lepas mereka mengundang tatapan bahagia dari beberapa yang melihatnya.
"APIN CURANG!" Pekik Queensha saat bajunya basah setengah kuyup. Tak sadar Gavin tertawa lepas hingga matanya ikut menyipit.
Gadis yang tadinya kesal kini meluap begitu saja rasa kesalnya, ia tertegun melihat tawa lepas Gavin.
"Gue tau gue ganteng, gak usah bengong gitu liatnya" tegur Gavin dengan senyum miringnya.
"Enggak!" Sanggah Queensha.
"Gengsi amat bilang gue ganteng"
"Dasar, jadi cowok ke GeEr an banget!" dengus Queensha.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATAMORGANA? [SUDAH TERBIT]
JugendliteraturSudah terbit di Penerbit Teori Kata Publishing! ★✿ ★✿ ★✿ ★✿ ★✿ ★✿ ★✿ ★✿ ★✿ Apa rasanya terlalu fatamorgana untuk kita bersama? Lalu mengapa takdir menciptakan rasa jika yang ada sebuah fatamorgana? Kita bisa bersama kan? Begitu banyak tany...