Happy reading!
Matahari kembali bersinar di pagi ini, Pagi yang cerah membuat Gadis berhijab itu tersenyum dengan cerianya sambil berlari di koridor sekolah ingin memasuki kelasnya, berharap hari ini adalah hari yang menyenangkan seperti cerah nya pagi ini.
"Pagii teman teman ku tercintahh" sapa riang dari gadis itu saat memasuki kelas, membuat teman temannya menoleh
"Pagi Queen" serempak mereka
"Seneng banget kayanya Harini Queen" celetuk Acha
"Hehe iya dong"
Meletakkan tas yang sedari tadi ia gendong di kursi nya, lalu ikut bergabung dengan teman temannya.
"Lo pasti seneng kan belakangan ini Deket sama Gavin" tebak Reysa tepat sasaran.
"Iya dong, rasanya kaya lagi mimpi banget semalam"
memamerkan senyum indahnya seolah ingin memberi tahu pada semua orang bahwa ia sedang sangat senang, terlihat dari matanya seakan ada banyak harapan tersimpan di mata teduh itu.
"Selamat yaa bisa deket sama crush haha" gurau kia
"Bisa aja kamu kia"ucapnya sambil tersenyum malu.
"Bisa dong"
Queen termenung sejenak melihat bangku Gavin masih kosong, kemana Gavin ya?
"Heh memang Lo ye kebiasaan banget bengong gitu" panggil Reysa sambil menepuk bahu Queen membuat sang empu terkejut.
"E-eh anu itu" cengir Queen
"Anu inu Ita itu apaan hah? Lo tuh emang kebiasaan ye" cerocos Reysa
"Itu tad-" ucapan Queen tak berlanjut saat ia Melihat Gavin dan temannya telah datang.
"Tad, tad apaan Lo fik-"
"PAGIIII GAVIN"
Ucapan Reysa tadi terputus saat mendengar suara Queen dan melihat temannya itu telah mengacir ke bangku Gavin.
"Ck kebiasaan" decak Reysa
"Lo kaya gatau Queen aja deh kalo dah jumpa crush nya" celetuk Acha sambil terkekeh
"Ho'oh bener tu" sambung kia
"yaudahlah biarkan sajah" lanjut kia
Tiga gadis itu melanjutkan pergibahan mereka, oke berlanjut ke Gavin dan Queen.
Queen telah sampai di bangku Gavin dengan senyum yang mengembang lebar, Gavin melihat Queen hanya memutar kedua bola matanya malas sambil berdecak. Melihat respon Gavin seperti itu membuat Queen berfikir kenapa Gavin berubah tak seperti semalam?.
"Gavinn" panggil Queen lagi
"Ganggu gue aja Lo!" Sentak Gavin sambil menggebrak meja, menatap Queen dengan tajam tak menghiraukan tatapan kecewa yang di pancarkan dari mata Queen, lalu pergi keluar dari kelas.
Gadis dengan senyum cerianya kini merubah wait wajahnya dengan murung. Ah, kenapa ia jadi cengeng seperti ini?. Bukankah ini sudah biasa untuknya.
Lalu untuk apa rasa kecewa menggerogoti hatinya?. Mungkin Queensha sudah terbiasa dengan Gavin yang sedikit lebih baik. Bisakah ia berharap suatu saat nanti Gavin berubah menjadi lebih baik?.
Kenapa mencintaimu serumit ini Gavin? Batin Queensha.
Gadis itu kembali ke tempat duduknya dengan lesu, matanya sedikit berkaca-kaca. Ia pikir Gavin akan selalu baik dengannya. Ternyata ia salah.
Reysa yang peka dengan sahabat kecilnya sedang patah hati, kini ikut menghibur.
"Udah jangan terlalu di pikirin, mungkin dia nya lagi ga mood" ujar Reysa menenangkan.
"Kenapa dia gitu lagi sa? Kemarin dia udah baik" ujar Queensha dengan suaranya yang sudah bergetar masih berusaha menahan tangis.
"Jangan terlalu terkecoh sama sikap baiknya Gavin, gue bukan bermaksud apa-apa tapi gue gak mau lo berharap lebih dari sebelumnya."
"Maaf" lirih Queensha.
Reysa memeluk Queensha dengan mengusap bahu sahabatnya. Tak lama bahu Queensha bergetar dengan sedikit air membasahi bahu Reysa. Ya, Queensha menangis. Sekuat apapun ia menahan tapi ia tetap tak bisa.
"Ssstt lo gak perlu minta maaf, lo gak salah. Gue cuma gak mau lo lebih sakit dari sebelumnya. Tapi kalau emang lo masih keukeh buat deketin dia, it's okey. Gue bakal dukung selagi lo baik-baik aja." Gumam Reysa.
"Makasih yaa sa" balas Queensha tulus.
"Kenapa buat melupakan dia itu hal yang rumit sa?" Tanya Queensha.
"Gak rumit, tapi emang lo belum ikhlas. Kalau perasaan lo masih seutuhnya bua dia, yaudah biarin aja perasaan itu berkembang sendiri. Jangan di paksa, ntar lo nya sendiri yang semakin sakit" jawab Reysa kini mengurai pelukan mereka, serta menghapus jejak air mata di pipi sahabatnya.
"Aku bisa?" Tanya Queensha pada dirinya sendiri.
"Bisa dong!, Udah ah jangan sedih. Gavin mah lagi kesambet, ntar juga bakal balik lagi dia nya" Ucap Reysa menghibur.
"Emang iya?" Tanya Queensha lagi. Sahabatnya membalas dengan anggukan antusias dan senyum lebarnya.
"Ciaelaah Napa lo Queen, masih pagi udah nangis Bombay ajeee. Sini sama a'a" celetuk Bima.
"Heh tengil, jangan lo gangguin Queensha ya! Cabut deh lo sana" sambar Meisya ikut menimbrung.
"Yaelah lo mah kalau cemburu jangan ketus gitu dong" ujar Bima.
"Dih terlalu percaya diri gak bagus!" Ketus Meisya.
"Gak papa kalau sama lo mah"
"Bacot amat lo!"
"Utututuuu" gurau Bima semakin gencar menggodai Meisya. Gadis yang sedari tadi di ganggu kini sudah kesal, dengan cepat gadis itu beranjak hendak menjambak rambut Reza, begitupun dengan lelaki yang hampir di Jambak dengan gesit melarikan diri. Hingga terjadilah aksi kejar-kejaran.
Queensha yang tadinya di landa patah hati, kini ikut terhibur. Bahkan kini ia sudah tertawa karena tingkah teman sekelasnya itu.
Setidaknya ia sedikit melupakan hal yang membuat hatinya tergores tadi.
To be continued
Jangan lupa vote+comen yaaa famorsers sayangg
See u!♡
KAMU SEDANG MEMBACA
FATAMORGANA? [SUDAH TERBIT]
Teen FictionSudah terbit di Penerbit Teori Kata Publishing! ★✿ ★✿ ★✿ ★✿ ★✿ ★✿ ★✿ ★✿ ★✿ Apa rasanya terlalu fatamorgana untuk kita bersama? Lalu mengapa takdir menciptakan rasa jika yang ada sebuah fatamorgana? Kita bisa bersama kan? Begitu banyak tany...