BAB 60

4.1K 728 198
                                    

🌿🌿🌿

Tempat ini tak asing bagi Lexan. Tempat dimana dia dan enam temannya yang lain mengambil kapal dan mengejar kapal hijau. Pelabuhan Archipelagos.

Sekarang Lexan melawan Berong perisai besi

Ia bersikap gesit. Langsung berdiri dan mengambil kuda-kuda saat ia baru saja berpindah dimensi. Dia memandangi sekeliling dan langsung menyadari kalau ia tak keluar dari kawasan luar Archipelagos.

SPLASHHH...

Lexan menghindar. Sosok Berong yang memakai perisai besi muncul dihadapannya.

"Kau Lexan, kan?" tanya Berong itu.

Lexan diam, tak menggubris, memilih fokus. Mencari cara bagaimana agar ia bisa kembali. Namun malangnya Berong tak memberi ia kesempatan. Menyerang denganpedang besinya kapak raksasanya yang besar.

Lexan hanya bisa bertahan, dia sudah ahli membaca pergerakan setiap serangan tetapi pukulan kapak sangat keras.

TRENGGG...

Pedang Lexan terlempar.

Sementara kapak akan mengenai lengannya.

Namun ia selamat.

Saat matanya terbuka, ia sudah memegang senjata yang entah muncul dari mana. Sebuah senjata mirip panjang dengan ujung runcing serta terbuat dari besi berwarna hitam mirip parang tetapi agak ramping serta pegangan yang terdapat bulu-bulu dari ekor kuda.

Senjata itu berkilat.

Lexan sayup-sayup mendengar seolah senjata itu berbicara padanya.

"Aku Parang Sawalaku yang kini dipertuankan menjadi Mosrang oleh anda."

Lexan mengangguk, ia tersenyum miring. Mendorong senjata milik Berong berbaju besi. Berong itu mundur.

"Gunakan aku sebaik mungkin tuan."

"Ya... Tetapi tidak sekarang, aku harus kembali ke tempat dimana aku seharusnya berada."

Parang Salawaku menangkis serangan demi serangan yang dilayangkan oleh Berong. Lexan keheranan, entah mengapa ia merasa bahwa senjata di genggamannya lebih cocok untuknya ketimbang senjata yang ia buat sendiri di Wentira. Senjata ini rasanya lebih ringan dan menyatu dengan tubuhnya. Membuat Berong sedikit kewalahan

"Woiii...."

Terdengar suara teriakan dari atas. Lexan mendongak. Rupanya Bastian.

Bastian turun bersama dengan angin Bahoroknya. Ia menjemput Lexan san membawanya mengudara saat Berong baju besi sedikit kagi menebas mereka.

"Cih sialan," gerutu Berong baju besi mengumpat, berusaha sebisa mungkin mengejar mereka.

Namun sepertinya terlambat. Angin Bahorok membawa kedua anak itu sangat kencang sampai ke tujuan.

🌿

Drio terdampar. Dia jatuh di bebatuan, mengusap pakaiannya dan mulai mengatur keseimbangan saat bangkit berdiri. Dia merasa agak pusing, sebelum matanya tervuka lebar dan memandang sekeliling dengan bingung.

"Dimana aku?"tanyanya. Dipandangnya sekitar sekali lagi, mencoba menerka-nerka keberadaannya dan ia mulai menemukan jawaban saat mengintip dari balik semak di bawah pohon kelapa. Lautan terlihat jelas.

Ia berbalik, di belakangnya dalah tanah tandus. Dia menyadari sekarang dia terdampar di pulau kecil.

Drio menghela napas lega.

[TERBIT] ARCHIPELAGOS 1 (Wizarding School in Nusantara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang