BAB 59

3.4K 719 67
                                    


🌿🌿🌿

Pulau kecil di sebelah Timur Archipelagos penuh dengan pepohonan rindang yang besar dan tinggi. Banyak pula tumbuh tanaman di sana. Maka itu mempermudah Berong dengan kekuatan sihir tanaman menyerang Ayu yang berusaha bertahan dengan tanaman menjalarnya. Kekuatan yang Encik Mina serahkan sangat bermanfaat walau kekuatan itu hanya bertahan dua minggu, namun itu sudah cukup membuat Ayu bertahan. Karena kalau tidak, dia mungkin akan terlempar menabrak pohon-pohon besar di belakangnya. Pulau perbatasan bagian timur Archipelagos punya banyak tanaman liar yang besar lagi beracun.

Wushhh

Wushhh

Berong terus menyerang. Tanaman menjalarnya dengan cepat merambat seperti udara.

"Kau tahu siapa dirimu Ayu. Menyerahlah dan akan kutunjukkan kebahagiaan hakiki."

"Pembohong."

"Cih, kau bahkan tak tahu cara berteman, karena kau adalah penyihir. Teman yang telah kau anggap sahat sejati malah mengkhianati. Apa bedanya dengan teman-teman penyihirmu? Mereka juga bisa berkhianat. Maka datanglah bersamaku. Akan kubawa kau ke kebahagiaan hakiki."

Ayu merasa aneh sekali karena Berong bisa tahu alur kehidupannya. Tetapi itu malah membuat Ayu menyadari kalau itu semua hanyalah tipuan belaka.

"Aku memang tak berdaya soal pertemanan, tetapi bukan orang bodoh soal masa depan. Jadi, bagaimana mungkin kau yang sama sekali tak punya teman mengajarkanku soal pertemanan dan masa depan? Sebagai guru sejarah, kurasa anda terlaku terobsesi akan masa lalu. Malang sekali."

Ayu bergerak menyerang Berong, namun Berong bisa mengatasinya dengan mudah hanya dengan satu layangan tangan. Maka terjadi serang-menyerang di antara mereka. Naik ke pepohonan, memutar berkeliling, di antara ranting-ranting dan dahan-dahan.

Kekesalan mulai menghampiri Berong. Dia tak tahan lagi dengan segala skenario yang menjengkelkan ini.

Kekuatan terakhir dikerahkannya. Tanaman merah yang penuh racun menjalar cepat. Memenuhi tanah, merayap tanpa celah, memenuhi batang-batang pohon, mengejar anak perempuan yang berusaha berlari dan bertahan dengan menumbuhkan tanaman berkayu.

Malangnya, tanaman-tanaman berkayu itu tak berguna melindunginya. Hancur seperti teriris pedang. Lalu beterbangan ke langit sebelum jatuh ke tanah. Ayu sepertinya tak bisa bertahan lagi. Ia sungguh kewalahan, meski berusaha mengeluarkan sihir tanamannya.

Tetapi tanaman jalar merah itu mendekat. Menghantam tubuhnya.Namun dia selamat. Nyaris saja.

"Apa ini?" tanya Ayu padanya sendiri tatkala melihat ada tanaman entah darimana berasal menyelamatkannya, tanaman dengan bunga keunguan serta duri-duri. Daunnya cukup besar dan banyak memenuhi rangka daun.

Tanaman kemerahan tadi hancur dengan sendirinya saat menyentuh duri tanaman aneh ini.

Ayu menghela napas lega. Seraya mencari sumber

"A-aku Mosrang..."

Ayu tersontak, matanya membulat. "Kau bisa bicara padaku?"

"Tentu saja."

Tanaman itu menunjukkan mulutnya. Tetapi tak berbentuk mulut. Suara itu bersumber dari kumpulan daun yang bergerak. Dan yang bisa mendengar suara itu hanya sang pemiliknya.

"K-kau, ah maksudku anda bilang anda adalah jadi Mosrang ku?"

"T-tentu saja," kata tanaman itu malu-malu dengan daun mengatup dan terbuka kembali beberapa saat kemudian. "Omong-omong jangan panggil aku dengan panggilan formal nona. Aku malu. Supaya kitab isa jadi teman yang baik dan bekerjasama. Jadi.... Apa anda suka denganku?"

[TERBIT] ARCHIPELAGOS 1 (Wizarding School in Nusantara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang