[TERBIT] ARCHIPELAGOS 1 (Wizarding School in Nusantara)

BAB 12

🌿🌿🌿

Selepas pembagian golongan, murid-murid tingkatan dua sampai enam meninggalkan Bagan. Menyisakan murid-murid baru yang disuruh untuk tetap tinggal di tempat duduk mereka dengan posisi kembali ke golongan masing-masing

Perut keroncongan menjadi pertanda kalau mereka sangat ingin keluar dari bangunan ini.

Sayangnya kemunculan Encik Wode dan Engku Yosua mematahkan impian itu. Membuat anak-anak malang dengan wajah suram harus tetap tinggal.

"Lihatlah wajah-wajah mereka Encik Wode. Kurasa mereka butuh cemilan," ujar Engku Yosua dari balik terompet kerang raksasanya.

Murid-murid baru tersenyum ketika para anggota Kanta dengan jubah emas berkilatnya, masuk membawakan mereka makanan. Walaupun bukan makanan berat, setidaknya cukup untuk mengganjal perut. Kue nona manis dengan berbagai macam warna dan rasa yang disesuaikan dengan warna golongan masing-masing.

Keberadaan Encik Wode dan Engku Yosua adalah untuk menjelaskan mata pelajaran, ekstrakurikuler dan klub serta peraturan pada mereka. Untuk murid tingkatan satu, mereka hanya akan mempelajari materi dasar saja. "...ada tujuh mata pelajaran utama di tingkatan satu," kata Encik Wode. "...yaitu Teori Ilmu Sihir Perairan, Teori Ilmu Sihir Perudaraan, Teori Ilmu Sihir Perapian, Teori Ilmu Sihir Pertanahan, Flora Sihir, Fauna Sihir dan Sihir Persenjataan. Serta dua mata pelajaran tambahan yaitu Membatik juga Sejarah Dunia Sihir dan Archipelagos. Jadi di tingkatan satu, kalian harus mempelajari semua materi tentang sihir dulu, nah barulah di tingkatan dua dan seterusnya kalian akan lebih fokus mempelajari materi sesuai dengan golongan kalian masing-masing. Ibu kasi contoh, misalkan kalian adalah murid golongan Enau, maka yang akan kalian pelajari di tingkatan dua hanyalah praktik yang berhubungan dengan sihir tanaman atau Flora sihir. Mata pelajaran seperti... hmm ada Ramuan, Kedigdayaan tanaman, Pertahanan Sihir Tanaman dan lain sebagainya. Atau jika kalian di golongan Agni kalian akan mempelajari Supernova, Pertahanan Api, Bela Diri Api dan lain sebagainya. Di tingkatan dua dan seterusnya juga ada pelajaran tambahan, dan saat pelajaran tambahan barulah kalian disatukan dengan golongan lain. Paham?"

"Paham..." suara serentak terdengar membahana.

"Bagus," kata Engku Yosua, mengambil alih. "Berikutnya aku akan menjelaskan tentang ekstrakurikuler dan klub."

Perbedaan ekstrakurikuler dan klub terletak pada kekuatan hukumnya. Klub bisa didirikan oleh siapa saja tanpa perlu ijin resmi dari pihak sekolah, selagi itu tak melanggar peraturan sekolah seperti didirikan untuk memberontak, menjatuhkan golongan lain dan lain sebagainya. Sementara ekstrakurikuler butuh izin resmi dan proposal dalam pendiriannya, bahkan banyak dari dari ekstrakurikuler itu didirikan oleh sekolah sendiri.

Ekstrakurikuler pertama adalah Maccule. Dalam ekstrakurikuler ini membahas tentang permainan dan juga olahraga tradisional Nusantara, termasuk praktik juga perkembangannya seperti Congklak, Egrang, Hombo Batu, Petak Umpet, Gundu, Gobak Sodor, Patok Lele, Engklek, dan lain sabagainya.

Yang kedua ada Pencak Silat. Dulunya ekstrakurikuler ini menjadi salah satu bagian ekstrakurikuler Maccule. Tetapi dua puluh tahun lalu, seorang murid yang berpengaruh merasa kalau keduanya harus dipisahkan dengan alasan karena Pencak Silat punya keistimewaan dan teknik khusus dalam penyihirannya. Terlebih lagi, bela diri ini tidak dilakukan dengan main-main sebagaimana yang dilakukan dalam Maccule. Kepala Sekolah bernama Bagandang yang saat itu menjabat menyetujui.

Ketiga ada Floral. Ekstrakurikuler ini berhubungan dengan alam. Bagaimana merawat tanaman, menjelajah, merangkai bunga, sampai pada level akhir yaitu menciptakan warna bunga sendiri dan juga aroma parfum baru. Anak-anak Enau jelas mendominasi ekstrakurikuler ini.

Ekstrakurikuler Kutu Buku adalah yang keempat. Sudah jelas bagaimana mereka. Membaca dan membedah buku di perpustakaan seharian, namun tidak semua buku. Buku yang mereka bedah kebanyakan adalah buku-buku tentang sains, teknologi terkini dan perkembangannya. Teman mereka adalah kopi Toraja berkafein tinggi. Kebanyakan anak yang ikut ekstrakurikuler ini punya perpustakaan mini sendiri di candi, di dalam kamarnya. Tanra salah satunya.