BAB 61

3.4K 701 53
                                    


🌿🌿🌿


Garuda Api Putih membawa Nala terbang jauh melewati awan-awan metzo tebal, menyusur turun mengelabui awan Fhon lantas mengitari batu meteor hitam yang sebentar lagi akan dijatuhkan.

Lexan berbicara kepada Berong ketika Nala tiba.

"Nal?!"

Lexan setengah terkejut, wajahnya mengernyit. "Kembalilah. Biarkan aku mengatasi ini."

"Kau lupa kata Encik Mina? Kita harus bekerjasama untuk mengalahkannya Lex."

"Kerjasamai? Kata Encik Mina? Kau juga lupa apa yang ia katakan kalau bukan tugas kita mengalahkannya. Masuklah dan biarkan aku kembali. Nyai Romia masih mengaktifkan... AWAS NAL!!"

WUUUSHSH.

Api hitam hampir saja mengenai Nala kalau Lexan tak membawanya menepi.

"Cih, kurasa aku harus benar-benar serius sekarang." Berong menyeru. Mereka hamper lupa keberadaan makhluk itu.

"Sekarang?" Lexan tertawa. "Kau terlambat makhluk sialan." Lexan menoleh berbisik di telinga Nala. "Dalam hitungan ketiga, siapkan Burung Garuda Putihmu Nal. Kita harus lari dari sini. Sementara aku akan memancingnya."

Lexan mendekat dan berusaha menangkis tiap api hitam yang menyerangnya laksana bola tepat sasaran yang tak pernah putus. Angin Bahorok membantunya terbang dan menghindar. Tetapi pergerakan mereka terbatas.

"Kukira kekuatan Berong itu luar biasa. Ternyata tidak juga," ledek Lexan.

"Apa katamu?"

"Satu..." Desis Lexan.

"Kau tak akan kubiarkan selamat."

"Dua..."

"Akan kuhancurkan kau."

"TIGA!?

Lexan menjatuhkan tubuhnya. Garuda Api Putih dibawa kendali Nala membawa mereka terbang menjauh.

"SIALAN!"

Berong mengejar mereka dengan serangan membabi buta. Bola api raksasa beterbangan ke sana-sini. Lexan dengan siap siaga menangkis menggunakan Mosrang-nya, bergerak sangat lincah membelakangi Nala yang fokus sampai ke tujuan.

"AAARRGHHHH."

"Gawat!" Nala berujar.

Berong menghilang dari penglihtan Lexan dan langsung ada dihadapan Nala.

Garuda Api Putih langsung menukik turun.

"Engku Tarno mengeluarkan api hitam."

Belum sempat Nala memberitahu Lexan, api hitam itu tinggal sejengkal mengenai Garuda Api Putih.

Dan...

Wusshhh...

Mereka hampir terkena api hitam. Syukurnya Lexan menahan api itu dengan Parang Sawalakunya. Namun Berong berhasil membuat mereka terhempas jatuh ke air, sementara Garuda Api Putih menghilang.

Apakah mereka kalah?

Syukurnya tidak. Di bawah air itu ada Mosrang air milik Tanra yang menaikkan tubuh mereka menuju ke Mosrang tanah dan masuk ke dalam cangkang siput.

Bastian dan Drio bangkit berdiri menyelamatkan mereka. Ayu dan Sanja dengan sigap mengobati.

Bersamaan dengan itu, potongan tubuh Angin Bahorok datang mengabarkan kalau radar Archipelagos telah lepas karena serangan banyak makhluk-makhluk misterius.

"Kita tidak bisa tinggal diam," seru Bastian, ia melanjutkan. "Angin Fhon bilang makhluk-makhluk misterius itu telah membawa potongan-potongan meteor untuk menghancurkan segel. Mereka berhasil."

[TERBIT] ARCHIPELAGOS 1 (Wizarding School in Nusantara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang