13. Adnan Sadar?

5.4K 370 3
                                    

Berbuat baiklah pada semua orang yang kau temui karena percaya atau tidak itu bisa menghindarkan kamu dari niat jahat mereka.

🌱

"Ayo."

Adnan terkejut dengan kedatangan Anggika. Gadis itu tak hanya membawa obat yang menjadi titipannya namun Anggika datang dengan kursi roda. Entah darimana gadis itu mendapatkannya.

"Itu punya siapa?" tanya Adnan.

"Rumah sakit, Nan."

"Kamu minjem?"

Anggika mengangguk. "Udah jangan dipikirin. Sini aku bantu. Kamu butuh ini, Nan."

Anggika lantas menuntun Adnan untuk duduk di kursi roda. Anggika terlihat telaten melakukannya karena memang pekerjannya seperti ini bukan? Anggika sudah tahu betul bagaimana melayani orang sakit seperti Adnan.

"Tadi naik apa ke sini?" tanya Anggika.

"Taksi."

"Oke. Aku antar, ya."

Adnan menggeleng. "Enggak usah, Ka. Ngerepotin," tolaknya. 

"Enggak, Adnan. Kalau kamu pulang sendiri justru aku bakalan lebih khawatir."

Lagi-lagi Adnan tak kuasa menahan senyumnya. "Kamu baik banget sama aku. Kamu juga keliatannya telaten dan terbiasa ngurus soal ini."

"Aku seorang perawat, Nan. Tentu aku tahu semua hal yang kayak gini."

Adnan terkejut. Dia baru tahu jika Anggika adalah seorang perawat. "Kamu perawat?" tanyanya memastikan.

"Iya, Adnan. Mau lihat ijazahku? Enggak percaya banget deh," jawab Anggika.

"Aku percaya, Ka. Percaya banget malah."

"Oke, kalau gitu ayo ke parkiran."

Anggika lantas mendorong kursi rodanya menuju parkiran. Dia akan meminta Adnan untuk menunggu sebentar di mobil. Dia akan menjenguk Hilda lebih dulu baru setelahnya akan menghantarkan Adnan pulang.

"Kamu tunggu dulu di sini ya, Nan. Aku cari dulu makan buat kamu. Sekalian langsung minum obatnya. Oh iya nanti tunggu aku juga ya. Aku harus jenguk sodara dulu baru bisa ngantar kamu pulang," jelas Anggika sembari menuntun Adnan untuk duduk di mobil.

Adnan mengangguk tanpa penolakan. Kapan lagi dirinya bisa sedekat ini? Mungkin Anggika menganggapnya ini hal biasa namun Adnan tak peduli itu. Intinya hari ini dia bahagia bisa bersama Anggika.

"Hello, kamu denger aku, Nan?"

Adnan tersadar kemudian menggelengkan kepalanya. "Eh maksudku iya aku dengar, Ka. Maaf ngerepotin kamu lagi."

"Enggak, Adnan. Santai aja. Aku justru happy karena bisa bantu kamu. So, tunggu di sini. Jangan kemana-mana, oke?"

Adnan mengangguk bak bocah lima tahun saat diceramahi ibunya, penurut sekali.

***

"Gue yakin ada yang enggak beres, Vi. Anggika mana mungkin selingkuh. Bisa aja itu cowok temannya, sodaranya atau apa gitu."

Fauzi yakin Anggika tak seperti apa yang Kavian katakan. Kavian mungkin mendengar suara pria yang menjawab teleponnya ke nomor Anggika, tapi Fauzi yakin seribu persen jika ini hanya kesalahpahaman saja. Anggika gadis baik, perselingkuhan sangat jauh dari karakter gadis itu.

"Masalahnya Anggi dari awal nolak keras waktu gue minta nyusul," balas Kavian. Ini alasan mengapa dirinya menduga jika Anggika bermain api di belakangnya.

Berjodoh Dengan Mantan? [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang