"Jika ada waktu yang salah maka aku percaya selalu ada jalan untuk mereka yang pernah merasa sesak karena pernah ditinggal atau meninggalkan."
🌱
"Ayo minum susunya."
Anggika menoleh ke belakang dan saat itu juga wajahnya langsung berhadapan dengan segelas susu rasa strawberry yang dibawa oleh ayahnya kemarin. Kemudian Anggika menggelengkan kepala sebagai jawaban atas perintah Kavian. Pada akhirnya, Anggika memang tak berubah, dia tak suka minum susu apalagi di pagi hari.
"Katanya nakalnya cukup kemarin," ujar Kavian.
"Enggak mau, Kavi. Nanti bisa sakit perut. Aku enggak mau minum susu," jawab Anggika.
"Tapi ini demi baby kita, Sayangku. Kamu paham, kan? Lagian kemarin kamu udah janji," balas Kavian tak mau kalah.
"Janjinya ke ayah bukan ke kamu."
"Oh jadi cuman mau nurut sama ayah nih? Yakin? Ya udah aku aduin."
"Ih, jangan. Nanti aku dimarahin ayah. Jangan gitu, Kavi," rengek Anggika. Baru kali ini Kavian melihat Anggika merengek secara terang-terangan padanya. Biasanya Anggika selalu berusaha menjadi Anggika dengan pribadi tegas dan wanita mandiri.
"Ya udah makanya minum," ucap Kavian.
Anggika merenggut kesal seraya mengambil alih segelas susu itu. "Nyebelin deh. Awas aja kalau enggak bantuin abisin kalau aku udah enggak kuat lagi."
"Iya aku bantuin. Nanti aku paksa kamu buat minum dari mulut aku," ujar Kavian.
Anggika spontan bergidik ngeri. "Kavian ih jorok."
Kavian hanya tertawa kecil mendengarnya. Lagian Anggika jika tak diancam mana bisa mau menurutinya jika perihal hal yang tak perempuan itu sukai. Anggika yang unik memang.
"Makanya abisin sendiri ya, Cantik. Jangan nakal," ujar Kavian seraya mengacak rambut Anggika.
"Iya, iya." Anggika hanya bisa pasrah.
***
Anggika merasa ada yang aneh dengan dirinya. Anggika merasa jika dirinya manja pada Kavian. Sungguh, Anggika ada diri lain dalam dirinya. Apakah mungkin ini bawaan dari bayinya?
"Kamu risih enggak sih?" tanya Anggika yang kini tengah menyenderkan badannya pada bahu Kavian.
"Mana ada justru aku senang," jawab Kavian diakhiri senyuman jahilnya.
"Ih, sumpah serem ya. Kamu kenapa sih?" ujar Anggika merasa takut sendiri dengan tingkah laku suaminya itu.
"Enggak papa. Aneh aja gitu kenapa bisa ya suka sama orang yang sama berkali-kali. Setiap harinya bukan makin pudar malah makin menjadi-jadi," jawab Kavian.
Anggika merotasikan bola matanya. "Sumpah ya. Udah ah sana lanjut kerjaannya. Besok udah kerja."
"Ngomong aja enggak mau ditinggal, kan?"
Iya! Ingin sekali Anggika mengatakan itu namun gengsinya masih menutupi hal itu.
"Aku ajak vc Fara, Irma, Nadin, Sinta sama Ozi ah. Mau bilang aku hamil. Gimana? Boleh enggak?" Anggika mengalihkan topik pembicaraan.
"Boleh," jawab Kavian tanpa ragu.
"Oke."
Anggika lantas menghubungi kelima sahabatnya itu. Anggika akan mengajak semuanya video call agar lebih leluasa saja. Satu persatu dari mereka mulai menerima panggilannya sampai akhirnya semuanya sudah lengkap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berjodoh Dengan Mantan? [ Completed ]
General FictionSemua berawal dari pesan yang dikirim oleh nomor tak dikenal di hari ulang tahunnya, dan di hari yang sama orangtuanya mengatakan bahwa ada seseorang yang melamarnya. Hal itu tentu membuat Anggika harus pulang ke kota asalnya karena dia sudah berjan...