Sequel

2.7K 52 1
                                    

Hi, sebelumnya aku mau bilang masih untuk 189k pembaca. Makasih untuk yang baca, vote, komen. Maaf belum bisa balas komentar kalian, ya❤️

Oh iya, kalian apa kabar? Sehat, kan? Semoga selalu sehat. Jangan lupa bahagia dan bersyukur juga😻🙏

Hmmm, aku mau bawa kabar baik nih. Aku ada cerita baru. Dulu, aku pernah buat cerita Syafa, ya? Tapi aku berhenti di tengah jalan karena satu dua hal yang enggak bisa aku sebut. Aku minta maaf ya soal itu🥲🫂

Kali ini, aku kembali dengan sequel sesuai judulnya. Ceritanya pun masih tentang Syafa, anak tengah dan perempuan satu-satunya di keluarga Anggika dan Kavian.

Aku harap kalian suka dengan cerita baruku. Dan aku selalu berharap ada hal baik yang bisa kalian petik dari setiap cerita yang aku buat.

Judulnya Ma, Papa Dimana?

Sudah bisa menebak alurnya?

Daripada menerka-nerka mending cuss ke lapak mereka.

Ini aku kasih gambarannya ya☺️

Ini aku kasih gambarannya ya☺️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ma

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ma."

"Iya, Teh. Ada apa?"

Maira tersenyum ke arah sang mama. Ragu sebenarnya namun apabila tak ia tanyakan, maka sampai kapan rasa penasaran terus hinggap dalam hatinya. Maira tahu pasti ini akan membuat mamanya bersedih namun bukankah dia berhak tahu soal ini.

Syafa yang terheran dengan gerak-gerik sang putri pun lantas mendekat kepada Maira. Lalu, tubuhnya ia sejajarkan dengan tubuh mungil sang anak. "Teteh mau nanya, ya?"

Maira mengangguk tanpa ragu.

"Tanyakan aja, Teh. Mama pasti jawab kalau memang Mama bisa," ujar Syafa sembari mengusap surai anaknya.

"Sebelumnya Teteh mau minta maaf."

"Minta maaf?"

"Iya."

"Memangnya Teteh punya salah apa?" tanya Syafa. Seingatnya, Maira tidak pernah berbuat salah. "Teteh ada masalah di sekolah?"

Maira menggeleng. "Bukan soal itu, Ma."

"Lalu?" Syafa bertanya.

"Teteh cari tahu soal papa."

Deg.

Papa? Bagaimana bisa anaknya tahu soal ini? Syafa tak pernah membahasnya. Bukan, bukan karena dirinya membenci papa dari anaknya namun baginya ini yang terbaik. Syafa hanya ingin hidup damai bersama kedua anaknya. Sudah cukup, hanya itu.

"Sekarang Teteh mau tanya, Ma. Tanya soal papa. Mama enggak marah, ‘kan?" lanjut Maira.

Jujur, Syafa tidak marah. Dia hanya bingung, bagaimana anaknya tahu soal ini? Siapa yang memberitahu anaknya mengenai papanya?

Syafa yakin ini pasti berat bagi anaknya. Rasa salah dan sesal pun menghampirinya. Tidak, ini tidak salah, ‘kan? Syafa hanya ingin yang terbaik untuk anaknya. Syafa bahkan rela jauh dari keluarganya demi sang anak. Apapun akan ia lakukan demi kedua anaknya.

"Ma, maafin Teteh," lirih Maira sembari mengusap air mata Syafa yang entah sejak kapan mengalir dari matanya.

Syafa menggeleng sembari berusaha tetap tersenyum. "Mungkin memang sudah saatnya Teteh tahu soal ini. Tanyakan. Tanyakan apa yang ingin Teteh tahu. Mama siap jawab." Meski berat, Syafa tahu anaknya berhak tahu soal ini.

"A-aku cuman mau tahu dimana papa, Ma? Ma, papa dimana? Kenapa papa enggak pernah pulang?"

Sebanyak apapun ia mengatakan siap. Nyatanya, Syafa tidak pernah siap akan pertanyaan itu. Pertanyaan yang membuatnya terpaksa membuka luka lama yang telah lama ia kubur dalam-dalam.

"Ma, papa dimana?"

Pecah, tangis keduanya pecah. Tak ada suara selain isakan keduanya. Sedangkan, di depan pintu si bungsu, Maira menyaksikan keduanya. Mama nangis. Teteh nangis. Semuanya salah papa, ujar gadis kecil itu dalam hatinya.

___

Gimana? Sudah mulai ada gambaran?

Aku tunggu kehadiran kalian di lapak Syafa dan si kembar, ya☺️😻

Sampai jumpa di sana🤗

Rabu, 02 Agustus 2023.

Berjodoh Dengan Mantan? [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang