Tak ada yang lebih bahagia dari sepasang raga yang bisa bersatu dalam ikatan suci pernikahan.
🌱
Hari bahagia yang dinantikan dua keluarga itu pun tiba. Pernikahan yang mengusung adat Sunda itu sudah berjalan beberapa jam lalu. Acara dimulai dari penyambutan mempelai pria, penyerahan seserahan, akad, sungkeman, saweran, dan sesi foto keluarga pun telah dilakukan. Kini, kedua mempelai beserta kedua orangtuanya harus menyalami para tamu yang mulai berdatangan.
"Selamat Sayangku akhirnya sah juga," ujar Fara sembari memeluk Anggika.
Anggika tersenyum sembari membalas pelukan sahabatnya itu. "Makasih ya udah datang."
Fara melepaskan pelukannya dan kini giliran Irma yang memeluk Anggika. Bumil yang satu ini menangis saat akad selesai diucapkan. Irma mendadak cengeng mungkin bawaan hormon ibu hamil. "Cepet nyusul gue ya biar anak gue punya temen," ujar Irma.
"Doain aja. Makasih ya udah ngasih gue kejutan. Dari kemarin-kemarin bingung kado terindah apa yang bakalan lo kasih eh taunya kehamilan lo. Itu lebih dari indah, Ma. Sehat-sehat, ya," balas Anggika.
"Kalau anak lo cewek jodohin sama Bara," ujar Fara. Bara adalah anak Fara yang kini usianya hampir dua tahun.
"Ih kok ke Anggika minta jodohin ke anak gue enggak. Siapa tahu anak gue cewek," rengek Irma.
"Udah, udah. Kasih kesempatan buat yang lain." Suami Irma menegur dan pada akhirnya mereka melanjutkan langkahnya untuk menikmati hidangan yang ada.
Setalah Fara dan Irma, kini rombongan rumah sakit tempat Anggika bekerja dululah yang menyalaminya. Semuanya nampak bahagia terlebih Pak Bos yang selama ini sering dibicarakan Anggika bersama Fara dan Irma.
"Jagain Anggika ya. Dia itu perempuan baik," nasihat Pak Bos pada Kavian. Kavian hanya mengiyakan saja karena tanpa diminta pun ia akan melakukannya.
"Selamat, Bro! Akhirnya sah juga!" Kini, giliran Fauzi bersama rombongan teman-teman SMP Anggika dan Kavian. Mereka tentu heboh karena tahu bagaimana perjalanan kisah masa lalu Anggika dan Kavian.
"Haha akhirnya jodoh juga."
"Kalian enggak tahu aja betapa shocknya kita-kita waktu tahu kalian lamaran."
"Tapi, kita senang kok. Pokoknya samawa, ya. Aamiin."
"Makasih ya, Zi. Makasih juga yang lain," balas Anggika.
"Jangan lupa keponakan buat gue," pinta Fauzi sebelum akhirnya pria itu berlalu untuk menikmati hidangan yang ada bersama rombongan yang lain tentunya.
"Enggak usah diingetin. Gue inget kok," balas Kavian pelan namun Anggika masih bisa mendengarnya.
Setelahnya, dilanjut rombongan rekan kerja Kavian dan Anggika di rumah sakit baru yang ia tempati. Semuanya mengucapkan selamat dan doa-doa terbaiknya. Banyak yang tak menyangka juga jika Kavian berjodoh dengan kakak salah satu anak buahnya itu.
Akhirnya, kini giliran Sinta dan Nadin. Keduanya nampak tersenyum bahagia sebelum akhirnya memeluk Anggika bersamaan.
"Gue tuh senang, tapi sedih juga, terharu gitu. Selamat ya, Ka. Pokoknya doa terbaik dari gue," ujar Nadin.
"Iya, Ka. Semoga bahagia. Semoga samawa. Jangan lupa kasih kita keponakan baru biar Tania ada temannya," tambah Sinta.
Pelukan ketiganya pun terlepas. "Makasih, ya. Doain yang terbaik pokoknya," balas Anggika.
"Tentu!" jawab keduanya kompak sebelum akhirnya beralih menatap Kavian.
"Awas kalau sampai ninggalin Gika lagi!" ancam Sinta dengan tatapan tajamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berjodoh Dengan Mantan? [ Completed ]
General FictionSemua berawal dari pesan yang dikirim oleh nomor tak dikenal di hari ulang tahunnya, dan di hari yang sama orangtuanya mengatakan bahwa ada seseorang yang melamarnya. Hal itu tentu membuat Anggika harus pulang ke kota asalnya karena dia sudah berjan...