28. Kavian Siap Jadi Ayah?

5.8K 289 0
                                    


Banyak yang bilang pernikahan akan lengkap saat seorang anak dilahirkan.

🌱

"Ka, lo enggak papa, kan?"

Anggika menggeleng menjawab pertanyaan Nadin dan Sinta. Keduanya berkunjung ke rumahnya. Kebetulan hari ini adalah hari Sabtu, dimana hari ini Sinta libur bekerja. Anggika memang sudah sembuh, Kavian mengurusnya dengan baik sampai-sampai jam tidur suaminya itu terganggu.

"Lo tahu enggak sih kita panik. Baru nikah bukannya senang-senang malah sakit. Paniklah gue," ujar Sinta.

"Gue enggak papa. Kecapean doang," jawab Anggika. "Yaudah sini duduk. Eh, sumpah baru sadar Tania ketiduran." Anggika terkejut melihat Tania, anaknya Nadin tertidur di stroller baby.

"Enggak papa, Ka. Bentar lagi juga bangun," kata Nadin.

Anggika menggeleng. "Enggak bisa gitu. Sini tidur aja di kamar gue. Kebetulan ada Kavi juga lagi tidur. Pasti aman enggak akan jatuh ke bawah. Gimana? Kasihan lho, Nad."

"Tapi enggak papa nih?" Nadin merasa tak enak.

"Enggak papalah, Nad. Tania juga anak gue kali. Udah ah jangan sungkan."

"Yaudah, makasih ya."

"Iya, Nadin."

Anggika lantas menggendong Tania ke kamarnya. Tania adalah anaknya juga. Diantara dirinya, Sinta, dan Nadin mungkin tidak ada ikatan darah, tapi pertemanan merekalah yang membuat satu sama lainnya sudah seperti saudara.

Sampai di kamar, Anggika lantas menidurkan Tania di sisi kiri dekat tembok, di sebelah kanannya ada Kavian yang sedang tertidur pulas.

"Kavi," panggil Anggika sembari menepuk-nepuk pundak Kavian.

Kavian menggeliat sepertinya tidurnya memang terganggu. "Aku titip Tania, ya. Tania tidur di sebelah kamu. Aku lagi ada tamu," ujar Anggika pelan saat Kavian sudah membuka matanya.

"Kenapa enggak pake kerudung? Nerima tamu kok gitu," jawab Kavian. Pria itu memang sangat sensitif perihal penampilan istrinya terlebih jika tidak mengenakan kerudung.

"Cuman ada Nadin sama Sinta. Mereka enggak sama pasangannya kok. Gerah juga hari ini. Boleh, ya?" jelas Anggika.

Kavian menghela napasnya. Dia hanya takut jika tiba-tiba ada pria lain datang bertamu di saat istrinya sendiri berpenampilan seperti ini. "Yaudah, janji ya kalau ada cowok kerudungnya di pake." Pada akhirnya, Kavian mengalah.

Anggika tersenyum. "Makasih, ya."

"Iya, sama-sama."

***

"Mbae enggak ada niatan buat berhenti kerja gitu? Ngurus rumah tangga itu enggak mudah pasti capek. Mbae tahu kan tubuh Mbae gimana. Jangan terlalu diforsir. Udah waktunya Mbae istirahat dari dunia kerja," ujar Sinta pada Anggika. Nadin memilih diam saja. Dia tahu betapa sulitnya melepas karir yang sudah dibangun.

"Sejauh ini belum ada, Sin, tapi ketika punya anak gue pasti berhenti kok."

Sinta dan Nadin otomatis tersenyum. "Itu mah harus, Ka. Anak kita pasti butuh ibunya. Mana gue tahu banget lo selektif soal anak pastinya. Lo mau dia pakai susu asi, kan? Lo jangan kerja nanti kecapekan terus ASI-nya enggak lancar," ujar Nadin menasehati karena memang baru wanita itu yang berpengalaman diantara ketiganya.

"Iya, Nad. Gue juga paham kok."

"Lupa yang gue lawan kan perawat. Dia pasti lebih tahu soal ini."

Berjodoh Dengan Mantan? [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang