Laila dan Aisyah masih bercanda ria di taman kota. Ditemani oleh hembusan semilir angin yang sejuk dan rindangnya pepohonan di sekitar.
"Oh iya sekarang jam berapa ya? Enggak kerasa udah siang aja." Laila melihat jam di ponselnya.
"Eh? udah jam 11 siang?!" kaget Laila dan Aisyah pun akhirnya melihat jam di handphone miliknya pula.
"Iya, pulang yuk, La. Alhamdulillah aku udah selesai makan dan aku kebetulan ada urusan sebentar kamu pulang bareng aja sama aku," ajak Aisyah sambil membereskan sampah makanan miliknya.
"Iya Ais, aku juga mau pulang nih, makasih ya Ais tumpangannya," balas Laila pada Aisyah dengan senyuman, mereka berdua berdiri dari tempat duduk mereka dan pergi menuju parkiran untuk mengambil motor.
"Nanti lain kali kita jalan lagi yuk, La," ajak Aisyah.
"In Syaa Allah, Aisyah. Aku bisa nemenin kamu." Laila berjalan beriringan menuju parkiran dengan Aisyah.
"Nih, La, helm mu." Aisyah memberikan helm kepada Laila.
"Iya, makasih, Ais," Laila mengucapkan terima kasih pada Ais karena telah diambilkan helm miliknya.
"Ini kita langsung ke rumahmu kan, La? gak ke bengkel dulu ke tempat ayahmu?" tanya Aisyah memastikan.
"Iya, langsung ke rumah aja. Ayah lagi sibuk soalnya di bengkel dan kunci rumah aku yang pegang," jawab Laila menjelaskan.
"Oke, ayo naik La!" ajak Aisyah sambil menepuk jok sepeda motor miliknya.
Laila pun menaiki motor Aisyah lalu ia membenarkan posisi tasnya yang ia bawa.
"Udah nih, yuk lah." Laila membenarkan posisi duduknya. Aisyah langsung menaikkan kaki ke motor serta melajukan motornya perlahan.
"La, kamu harus janji ya. Ketika kita nikah nanti ... kita tetep bersahabat meski waktu kita sedikit karena terbagi sama keluarga. Kumohon nanti sempetin kalo ada waktu kita kumpul-kumpul." Aisyah berbicara dengan suara yang bindeng menahan air mata sambil menyetir, mengetahui itu Laila pun tersenyum.
"Pasti, lah, aku juga gak akan ninggalin kalian karena kalian sahabatku. Selama ini kalian yang nemenin aku semasa di pondok dan sampai sekarang kalian masih setia bersahabat denganku. Masa iya aku juga gak setia bersahabat dengan kalian," balas Laila.
"Hehe ... semoga suatu hari nanti kita bisa kumpul dengan keluarga kita, ya," ucap Aisyah dengan tawa.
"Aamiin, In Syaa Allah." Laila pun demikian. Dia berharap bisa bertemu lagi layaknya reuni remaja.
Beberapa menit kemudian, Laila dan Aisyah sampai di rumah Laila.
"Alhamdulillah, sampai juga," syukur Laila sambil merogoh tas nya untuk mencari kunci rumah.
"Oh iya Ais, mau minum sebentar gak sebelum pergi?" tanya Laila pada Aisyah yang mulai siap-siap pergi membawa motor.
"Nggak dulu deh, La. Soalnya takut keburu Dzuhur sedangkan setelah Dzuhur aku mau ada urusan lagi," jawab Aisyah yang masih duduk di jok motor miliknya.
"Oh iya gapapa Ais, nanti kapan-kapan kita kumpul lagi ya. Dah." Laila melambaikan tangannya pada Aisyah.
"Iya, La. Aku pergi dulu ya. Assalamu'alaikum," salam Aisyah pada Laila sambil tersenyum dan ia pun pergi melaju menuju jalan raya.
"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh," jawab Laila pada salam yang diucapkan oleh Aisyah dan ia pun masuk ke dalam rumah sambil mengucapkan salam, "Assalamu'alaina wa aala ibadillahissholihin," salamnya. Karena tiada orang di rumahnya sama sekali. Dia tahu kalau tak ada orang satupun di rumah maka mengucapkan salam yang seperti itu. Karena bila manusia tak ada, maka jin lah yang tinggal. Mereka akan menjawab salam kita ketika kita tiba di rumah, baik ada orang maupun tiada orang satupun di rumah kita.
Allah berfirman, " Sesungguhnya ia (jin) dan pengikutnya melihat kamu (manusia) dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka." (QS. Al-A'raaf : 27).
Manusia dan jin hidup berdampingan namun di alam yang berbeda. Itulah mengapa kita harus berhati-hati dalam menuangkan/membuang air panas ketika selesai memakai dan masih ada sisa. Dianjurkan untuk membaca basmalah dan mengucapkan permisi sebelum menuangkan/membuang air panas tersebut.
Laila melepas sepatu seusai masuk ke dalam rumah dan membereskan barang-barang miliknya ke kamar. Dia pun melihat handphone dan mengecek jadwal apa saja yang akan ia lakukan.
"Gak kerasa ya, bentar lagi mau memasuki bulan puasa. Gak sabar giatin ibadah lagi," batin Laila yang selalu mengincar manisnya bulan Ramadhan.
Ia mengecek jadwal yang ia buat di ponsel. Laila hanya melihat satu jadwal untuk hari ini, yaitu pergi ke pondok pesantren untuk mengecek perpustakaan pesantren.
"Cuma nanti malam ternyata. Aku berangkat habis Isya saja," gumamnya lalu ia berjalan menuju kamar untuk mulai membersihkan kamarnya.
Allahuakbar Allahuakbar ....
Suara azan Dzuhur pun terdengar, Laila pun tersenyum mendengarnya karena sedari tadi ia menunggu panggilan adzan. Dirinya mempercepat merapikan kamarnya dan segera pergi ke kamar mandi untuk berwudhu dan pergi ke kamar untuk menunaikan shalat Dzuhur.
Selesai sholat, Laila pun berdzikir:
Astaghfirullah haladzim alladzi laa ilaha illah huwal hayyul qayyum wa'atubu ilaih 3xJazallahu anna sayyidina muhammadan shalallahu alaihi wasallam bima huwa ahluh 3x
Allahumma inni as'alukal jannah 3x
Allahumma ajirnii minan-naar 3x
Allahuma sholli'alaa sayyidina muhammad 3xDilanjut dengan doa-doa yang dia inginkan termasuk mendoakan teman-temannya dan sampai di titik di mana ia pun berdoa untuk seseorang yang kelak akan menjadi jodohnya.
Ya Allah. Siapapun jodohku kumohon ridhai apa yang ia lakukan jika menurutMu itu baik, jagalah dia dan lancarkan pula rezekinya siapapun dia kumohon Ya Allah hamba hanya bisa meminta-Mu menjaganya karena Engkaulah sebaik-baiknya penjaga, Engkau pula Maha Membolak-balikkan hati manusia, pertemukanlah kami di saat kami berada dalam versi terbaik kami, dan buatlah aku bisa menerima dia yang kelak adalah jodohku, teman berjuangku selama sisa hidupku di dunia agar bisa sampai ke Jannah-Mu, Ya Allah. Karena aku yakin bila Engkau ingin menyatukan dua insan maka Engkau gerakkan pula hati keduanya, aku selalu percaya pada-Mu, di setiap kesulitan selalu ada kemudahan yang Engkau berikan tanpa kami bisa menduganya,
Ridhai dan temani dia dalam segala prosesnya, Ya Rabb. Aamiin Allahumma Aamiin.Ia pun menutup doa-doanya dengan surah Al-Fatihah dan ia pun membereskan perlengkapan salatnya.
"Assalamu'alaikum!"
Mendengar suara sang Ibu, Laila segera pergi menuju pintu rumah.
"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, Bu. Masuk aja, Bu. Baru aja Laila mau masak ehh ibu udah dateng." Laila mempersilahkan ibunya masuk ke rumah dan sang ibu pun menaruh barang bawaannya di atas meja ruang tamu.
"Iya La, tadi Laila beberes ya? Alhamdulillah terima kasih banyak ya, Nak. Ibu ada bawakan makanan, tadi ibu papasan sama tetangga yang lagi khitanan jadi dibawain nasi kotak," ujar sang ibu sambil menaruh keranjang buah yang ia bawa dari pasar.
"Alhamdulillah ya, Bu." Laila tersenyum mendengarnya. Dia sempat khawatir pada ibunya jika pulang sendiri ke rumah tanpa dirinya menemani pulang.
Bersambung..
Jangan lupa vote dan komennyaa ya❤️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Lailatul Qadar(END)
Espiritual🏅 Bittersweet of Marriage July 2023 (FOLLOW DULU SEBELUM BACA YA! Harap tinggalkan jejak untuk menghargai penulis) Genre: Spiritual, Romance. **✿❀Description❀✿** Ini kisah insan yang menjaga. Menjaga cinta, menjaga persahabatan, juga menjaga kesuc...