20. Bismillah, Halal!

149 29 24
                                    

"Kau meminta pada Allah agar semua keinginanmu terwujud. Ketika sudah terwujud, jangan lupa untuk bersujud."

—Saddam Firdaus

Hari ini sangat lelah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini sangat lelah. Saddam duduk di ruang tamu dengan baju koko putih dan celana bahan berwarna hitamnya. Ia bersyukur atas apa yang terjadi pada hari ini meski melelahkan, semoga menjadi lillah.

Saddam membaca buku saran dari Fadil tentang pernikahan dan juga beberapa tips parenting di sosial media. Ia perhatikan secara teliti serta membayangkan prakteknya di alam pikiran. Saddam adalah tipe orang yang menyukai penjelasan secara rinci. Apabila ia tak mendapatkan sesuatu yang lengkap, maka ia akan segera mencari kelengkapannya.

Merasa mata sudah mengantuk, ia pun memutuskan untuk tidur sebentar.

Saddam melihat ke sekeliling. Terlihat banyak bunga-bunga yang subur dan tanaman hijau bercahaya. Saddam melihat ke suatu bunga berwarna putih. Baginya, itu adalah bunga terindah di taman tersebut. Ia tidak memetiknya melainkan mengelusnya serta merawat dan memandangnya dengan tatapan tulus. 

"Aku ada di sini untuk merawatmu. Bagiku, kau bunga paling indah yang pernah aku temui," ujarnya.

Seorang wanita berpakaian serba putih tersenyum. "Kalau begitu, bimbinglah aku dengan baik dan jagalah aku sebagaimana Allah menjagamu."

Saddam menoleh ke belakangnya. Ia kagum, terkejut, bahagia, semuanya tercampur aduk. Zahra berada di belakangnya sembari tersenyum. 

Zahra berjalan mendekat pada Saddam sembari membawa sebuah kamera. Saddam ternganga melihatnya. Ia bingung. Apa maksud kamera ini? 

"Nanti, ketika sudah bahagia, simpanlah kenangan-kenangan yang ada di sini." Zahra memberikan kamera tersebut pada Saddam dan Saddam pun menerimanya dengan senang hati.

Saddam terpukau dengan penampilan Zahra bak bidadari ini. Di taman yang penuh cahaya, wanita yang dicintai dengan pakaian rapi nan indah, kamera kecil berwarna hitam. Pasti ada maksud dibalik mimpi ini. Saddam sadar bahwa ia sedang bermimpi.

Tak lama kemudian ia mengedipkan matanya dan melihat ke sekeliling. Ia tertidur di sofa ruang tamu. Ayah dan ibunya sedang pergi.

"Aku mimpi, ya? Indah sekali mimpi tadi." Saddam mengucek matanya kemudian melihat ke layar ponselnya. Terdapat beberapa notif dari Fadil.

"Oh iya, besok jadwalnya ke tetangga Fadil buat bahas persiapan nikah. Undangan udah, mahar udah, dan apalagi ya selain itu." Saddam melihat ke arah bingkisan yang ia beli saat ia pulang. Ia membeli beberapa jajanan, cincin nikah, dan mahar untuk Zahra. Ia membeli mahar berupa abaya, mukena bordir, dan beberapa aksesoris. Melihat isi bingkisan tersebut membuat ia bersyukur dan tersenyum.

Saddam menengadahkan tangannya seraya berdoa, "Makasih banget, Ya Allah. Engkau permudah segalanya untuk hamba mencari ridho Engkau. Berkahilah hamba dan bantulah hamba dalam setiap proses, Ya Rabb. Aamiin Ya Mujibassailin."

Lailatul Qadar(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang