47. Perasaan Aneh

46 6 3
                                    

Assalamu'alaikum!
Aku open PO parfum branded, nich. Harga cuma 35k info selengkapnya lanjut WhatsApp, yaa.

⋇⋆✦⋆⋇

"Cinta itu perasaan yang aneh. Perasaan yang dapat membuat semua orang gila."
Aisyah Fatmawati

Melihat Laila, Fadil, dan Hisyam sedang berbincang-bincang membuat Aisyah merasa gelisah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melihat Laila, Fadil, dan Hisyam sedang berbincang-bincang membuat Aisyah merasa gelisah. Ini kali pertama dirinya merasakan perasaan seperti ini. Dalam hatinya, perasaan campur aduk antara marah namun ia berusaha keras untuk tetap menjaga ketenangan. Di tengah kebingungannya, Aisyah merasa bingung tentang bagaimana seharusnya ia menghadapi situasi ini.

Aisyah memalingkan pandangannya ke lantai, menatapnya dengan tatapan yang sendu. Rasa cemburu tak bisa ditutupinya, terutama ketika melihat Laila sedang asyik mengobrol dengan Hisyam.

Merasa tak nyaman, Aisyah bangkit dan izin kepada Laila untuk pamit pulang. Fadil hanya melihat sekilas kaki Aisyah dan kembali menatap meja. Aisyah kagok ketika berpapasan dengan Thariq.

Thariq tersentak kaget. "Astaghfirullahaladzim! Aisyah?"

Aisyah spontan membungkukkan tubuhnya. "Afwan, Om. Aisyah gak sengaja soalnya Aisyah buru-buru. Sekali lagi saya minta maaf. Saya izin pamit. Assalamu'alaikum." Aisyah berlari menuju motornya yang terparkir di pinggir jalan, ia mengambil helm yang digantung di spion kemudian memakainya dengan cepat. Ia pun melesat pergi entah ke mana.

"Sakit," gumamnya. Giginya menggertak dan ia mempercepat laju motornya di jalanan.

Angin berhembus pelan, suara gemericik air, dan burung-burung bercicitan membuat Fauzan yang tengah melamun menatap jalan raya di balkon kosan, mengenang kenangannya yang lalu. Ketika ia masih kecil, ia sangatlah disayang oleh sang ibu. Hingga suatu hari ayahnya bertemu dengan rekan kerja baru, ayahnya pun menceraikan ibunya sampai penyakit kanker menyerang ibu Fauzan. Tragis sekali.

Ia tersenyum mengingat kenangannya bersama sang ibu. Andai waktu dapat diulang kembali, ia ingin sekali menceritakan banyak hal yang ia alami saat ini, bagaimana ia jatuh cinta, hingga ia benar-benar terjatuh dalam lautan cinta itu hingga tak dapat menepi.

Fauzan menegakkan tubuhnya dan merenggangkan otot tangan. Ia menatap langit kemudian tersenyum. Semoga hari ini engkau bahagia, Hannah, katanya dalam hati.

Fauzan berbalik, membuka pintu dan masuk ke dalam kamarnya. Di sisi lain, Hannah sedang merenung di balkon kamarnya. Ia menopang dagunya di pembatas sembari tersenyum. Meski sudah menikah, ia dan Hasan tidur di kamar yang berbeda.

Hannah kembali masuk ke dalam kamarnya. Ia membereskan buku-buku yang sudah ia tata sejak pindahan kemarin. Tak sengaja ia menjatuhkan suatu kotak kayu berwarna cokelat tua. Ia menoleh ke kanan kemudian membungkuk untuk mengambil kotak tersebut. Ia tersenyum menatap kotak itu. Di dalamnya terdapat kertas-kertas sobekan dari sandalnya dahulu, dicampur dengan kertas-kertas sobekan miliknya. Ia menarik kursi, duduk, kemudian mengambil satu per satu kertas untuk ia baca mengingat hari kemarin.

Lailatul Qadar(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang