🏅 Bittersweet of Marriage July 2023
(FOLLOW DULU SEBELUM BACA YA! Harap tinggalkan jejak untuk menghargai penulis)
Genre: Spiritual, Romance.
*＊✿❀Description❀✿＊*
Ini kisah insan yang menjaga. Menjaga cinta, menjaga persahabatan, juga menjaga kesuc...
"Menikah karena dipaksa itu memanglah tak enak. Tetapi lebih tak enak lagi ketika kamu berusaha ingin menolak, kau juga memikirkan perasaan orang tuamu." —Hannah Annisa Nadhira
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tiga hari sebelum bulan Ramadhan disapa, Hannah memilih untuk healing ke pantai sore ini. Seorang diri.
Ia menatap sendu senja yang seakan bertanya ada apa denganmu. Ia memilih diam seribu bahasa soal undangan yang telah tersebar oleh Hasan dan orang tua mereka. Hannah emosi saat ini, itulah mengapa ia memilih menyendiri. Ia berencana ingin membahas ini dengan sang ibu sepulang dari pantai.
Ia menoleh ke kanan dan ke kiri, melihat orang-orang di sekitar yang tampak bahagia dengan keluarga dan teman-temannya. Hannah seorang saja yang memasang raut wajah sedih.
Ia menatap kembali senja yang tepat berada di hadapannya saat ini. Senja seolah melambaikan tangannya untuk pamit kepada Hannah, tenggelam ke dalam lautan yang dipenuhi cinta.
"Apa nanti setelah menikah aku bahagia?" lirih Hannah menatap sendu senja.
Senja tak menjawab, melainkan ia semakin bersinar, sebagai pertanda jawaban darinya. Hannah tersenyum dan menutup matanya.
"Sepertinya, aku bisa bahagia, ya?" gumam Hannah lagi.
Suara burung bersahutan, ombak yang mendesir, serta senja yang seolah mengatakan pamit kepada Hannah begitu membuat Hannah merasa tenang dengan berada di pantai. Rasanya seperti tak ingin pulang.
Hannah melihat jam di ponselnya. "Udah pukul lima sore, ya? Aku harus pulang. Ya Allah! Aku senang bisa menenangkan diri di sini. Terima kasih!" kata Hannah bahagia.
Ia tersenyum kepada senja dan laut, kemudian membalikkan badannya untuk pergi menuju rumah yang menunggunya.
Tiba di pekarangan rumah, ia memarkirkan motornya dan merogoh sakunya mencari kunci rumah. Ibunya sedang membawa mobil karena ada acara resmi.
Hannah membuka pintu rumah dan memasukinya sembari mengucapkan salam. Ia terdiam sejenak. Melihat rumahnya yang tenang dan membuatnya kembali bersedih apabila mengingat perihal kemarin.
