🏅 Bittersweet of Marriage July 2023
(FOLLOW DULU SEBELUM BACA YA! Harap tinggalkan jejak untuk menghargai penulis)
Genre: Spiritual, Romance.
**✿❀Description❀✿**
Ini kisah insan yang menjaga. Menjaga cinta, menjaga persahabatan, juga menjaga kesuc...
"Kamu tetaplah kamu. Jadilah dirimu sendiri. Pilihlah apa yang terbaik. Jangan lupa untuk bersyukur." —Laila Zahroh
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Di saat dini hari, terlihat Laila dan Ibunya sedang berkebun. Ibunya berdagang sayur dan buah di Pasar Antasari.
Laila dan ibunya sangatlah dekat. Setiap ibunya menyiapkan dagangan untuk ke pasar, Laila membersihkan rumah hingga bersih dan ketika ibunya hendak pergi, ia pun ikut membantu membawa barang dagangan ibunya menuju pasar.
"Bu, ini buahnya taruh di mana?" tanya Laila yang membawa keranjang buah.
"Di sini aja, La, sayurnya tolong tata di meja, ya," ujar Bu Hafidzah. Nama ibu Laila yang rajin ikut pengajian dengan warga sekampung. Saking sibuknya menata, mereka tak sadar bahwa ada seorang pelanggan yang menunggu dibukanya kios mereka.
"Assalamu'alaikum, Bu, udah dibuka belum, ya, kiosnya? Saya mau borong sayurnya nih," tanya pelanggan tersebut.
"Waalaikumussalam, Mbak. Udah buka, kok, Mba. Silakan pilih aja sayurnya, Mba. Saya sambil beberes, ya, sama anak saya," balas Bu Hafidzah. Laila tetap melanjutkan kegiatannya sambil mencatat jumlah stok barang yang ada di keranjang.
Setelah memilih-milih sayuran, pelanggan itu pun memberikan semua sayuran yang ia pilih untuk ditimbang. Laila telah menyelesaikan pencatatannya dan meminta izin untuk pulang pada ibunya.
"Total belanjaannya jadi segini, ya." Bu Hafidzah menyodorkan plastik belanjaan dan memberikan nota pesanan pada pelanggan. Laila sudah selesai mencatat semua barang dagangan dan menaruh catatannya di meja. Setelah pelanggan itu pergi, Laila segera izin pamit untuk pulang.
"Bu, Laila pamit, ya. Laila ada jadwal buat ngajar anak-anak di masjid dekat rumah," ijin Laila pada ibunya sambil menyalami tangan beliau.
"Iya, La, hati-hati," ucap ibunya dengan senyum, bagaimana tidak? Laila telah berhasil membanggakan kedua orangtuanya sebagai anak satu-satunya, dia telah membanggakan orang tua nya di usia yang sangat muda. Harapan ayah dan ibunya adalah dia menjadi seorang wanita yang taat agama dan menjadi wanita shalihah serta mendapatkan pasangan yang shalih.
Di jalan pulang, dia bertemu dengan anak didiknya yang masih belia. Salah satu dari gadis muda yang belia itu terlihat malu-malu karena ingin bertanya pada Laila, Laila yang peka pun mendekati gadis itu.
"Kenapa Amel? Mau tanya sesuatu?" tanya Laila dengan nada lembut dan senyum khasnya. Nama gadis itu adalah Amelia, dia dikenal sebagai pemalu di kelasnya.
"I-iya, Ustazah. Saya mau nanya sesuatu ... saya baru pertama kali jatuh cinta dan entah kenapa saya ngerasa hampa kalau gak ngeliat sosok yang saya cinta sehari aja. Saya harus bagaimana, Ustazah?" curhat Amel pada Laila, banyak gadis di kalangannya yang bercurhat tentang cinta pada Laila, itulah kenapa Laila menjadi paham apa masalah wanita belia pada umumnya. Bagi Laila, ini bukanlah hal yang biasa. Laila memang belum pernah jatuh cinta. Tetapi ia tahu dan sangat paham apa itu cinta dari masalah yang sering ia dengar dari para anak muda.