53. Bertemu Lagi, Namun Sakit

60 4 0
                                    

"Ternyata, tak semua cinta berakhir bahagia. Contohnya aku."

Fadil Abian

⋇⋆✦⋆⋇

"Bahkan ketika kau memilih sahabatku, aku tetap tersenyum meski sakit."
Aisyah Fatmawati

Hisyam keluar dari mobil dan berlari memasuki pemakaman umum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hisyam keluar dari mobil dan berlari memasuki pemakaman umum. Di sana sudah berkumpul keluarga Hannah, keluarga Hasan, dan keluarga lainnya yang mengenal Hasan. Begitu pula dengan teman-teman Hasan selain sahabat dekatnya. Hannah dan temannya yang lain tidak mengikuti acara pemakaman dikarenakan mereka tidak ada keperluan selain mendoakan dari jauh.

Mereka semua berdoa agar Hasan mendapatkan husnul khatimah. Di tempat yang sama pula Saddam dan istrinya terbaring untuk selamanya. Mereka bertiga bersama hingga maut. Fauzan menengok makam Saddam dan Zahra yang berjarak tiga makam dari Hasan. Adeera turut bahagia mengetahui bahwa Saddam, sahabat anaknya berada di dekat Hasan pula. Ia tak menyesal memilih pemakaman umum ini.

Hisyam menghampiri Fadil dan Fauzan. Fauzan berusaha memejamkan matanya untuk menahan air mata.

Hisyam menepuk pundak Fadil. Spontan Fadil menoleh ke belakang. "Assalammu'alaikum," sapa Hisyam. Fadil menggeser tubuhnya sehingga posisi di tengah Fauzan dan Fadil kosong. Hisyam maju menempatinya.

"Innalillahi wa inna ilaihi rojiuun. Padahal baru beberapa minggu lalu dia nikah. Gak nyangka, ya, kehendak Allah memanggil Hasan secepat ini." Hisyam menundukkan kepalanya, ikut berdoa.

Fadil tersenyum kecil sembari menengadahkan tangannya. Kali ini ia benar-benar berharap agar bisa bertemu dengan sahabat-sahabatnya yang sudah berpulang di akhirat kelak. Niatnya itu tulus, berdoa pada yang Kuasa itu harus.

Suasana di pemakaman begitu banyak senyuman tulus yang diiringi dengan air mata.

Selesai acara pemakaman, Fauzan pamit duluan karena ada suatu urusan. Hisyam dan Fadil menatap kepergian Fauzan dengan aneh.

"Si Fauzan buru-buru banget kayaknya. Oh iya. Si Laila tadi ikut ke rumah sakit?" tanya Hisyam dengan polosnya. Fadil kaget untuk kesekian kalinya.

"Iya, Bang ... tadi Laila ikut. Kenapa, Bang?" jawab Fadil berusaha tenang.

Hisyam menggeleng pelan. Ia tersenyum kecil mengetahui kabar Laila. "Enggak. Gak ada."

Syukurlah kalau dia baik-baik. Batin Hisyam.

Mereka berjalan beriringan menuju mobil yang terparkir di pinggir jalan.

"Dil, mau pulang bareng atau ada urusan lain? Abang bisa nemenin kalau mau," tawar Hisyam. Fadil berpikir ingin mengungkapkan perasaan yang sebenarnya tentang Laila pada Hisyam, tetapi ia takut Hisyam mundur.

Lailatul Qadar(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang