BAB VII

13.1K 1.1K 106
                                    

               Jangan lupa votenya ya!
                  Selamat membaca🥰

               Jangan lupa votenya ya!                  Selamat membaca🥰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Leona memijat dahinya. Gara gara kesalahan nya di pesta musim gugur sekarang dia harus berurusan dengan putra mahkota secara langsung.

"Jadi maksud anda memerlukan bantuan saya untuk hal ini?!" Tanya Leona menatap putra mahkota kesal.

"Yah~aku malas mencari pasangan kebetulan sekali kau menawarkan dirimu sendiri kurasa ini tidak terlalu buruk," ujarnya mengangkat cangkir tehnya.

"Hah~"

Ia seharusnya tak menarik perhatian putra mahkota, saat ini juga dia harus menyelesaikan masalahnya. Menjadi putri mahkota atau orang berkuasa di Mariana, Leona menatap putra mahkota yang tersenyum lebar ke arahnya.

Leona tersenyum, "Bukankah lady Chaterine lebih meyakinkan untuk menjadi putri mahkota, yang mulia?"

"Huh! Kau menyuruhku untuk merebut kekasih adikku?!" Dia menaruh cangkir tehnya ke meja.

Wah! Wah! Lihat ekspresi, pikir Leona menyeringai kaku.

"Saya hanya bertanya yang mulia," elak Leona mengalihkan pandangannya. Sejujurnya dia tak tau harus melakukan apa sekarang tapi mendengar penjelasan Theodor membuatnya tergiur uang.

Theodor berniat menjadikannya putri mahkota agar posisinya sebagai putra mahkota semakin kuat, memang belum ada tanda tanda Nathan tertarik pada tahta tapi bisa saja dia tiba tiba tertarik dan menggunakan alasan seperti ini.

"Hah~" lagi lagi Leona menghela nafas panjang membuat wajah Theodor mengernyit kesal.

"Apa kau tak bisa? Aku akan berikan balasan yang setimpal," ujarnya berusaha meyakinkan Leona.

"Kalau begitu berikan tambang Relip pada saya," ujar Leona. Rasanya itu adalah imbalan yang setimpal.

"Kau!"

"Menjadi putri mahkota tidak mudah yang mulia saya harus merelakan waktu saya untuk pesta minum teh membosankan dan pesta yang menggangu kesehatan mental," potong Leona sebelum Theodor selesai bicara.

Tambang Relip merupakan tambang milik ibu bagaimana bisa aku memberikannya begitu saja? Batin Theodor.

"Kalau anda ragu dengan alasannya gunakan alasan seperti warna emas mengingatkan anda saat menatap mata indah saya atau ini sebagai ganti rugi anda membiarkan saya mengambil keputusan yang nekat," jawab Leona. Ia menatap putra mahkota yang masih ragu.

Ugh! Lambat sekali, batin Leona mulai kesal.

"Ya sudah kalau begitu saya anggap anda tidak mau menerima tawaran saya," baru saja Leona berniat bangkit untuk pergi.

"Hah~ beri aku waktu untuk itu," Theodor menundukkan kepalanya. Ia kehabisan pilihan.

"Baiklah." Leona kembali duduk dan memasang senyum senang.

Money Or Love [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang